Chereads / The Last Of Origin / Chapter 15 - Tragedi Yang Ingin Dilupakan

Chapter 15 - Tragedi Yang Ingin Dilupakan

"YURIKA!" Kui bangun dari tidurnya dan langsung mencari Yurika.

Dia tidak tahu sedang berada dimana tapi yang dia pikirkan saat ini hanyalah Yurika. Dia khawatir kalau terjadi apa-apa dengan temannya itu.

"Tenanglah...Dia sedang diobati oleh Hanz-Sensei."

Kojima sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah buku. Kui melihat Kojima yang sedang santai di sofa langsung merasa tenang.

(Sepertinya kami diselamatkan oleh Kojima dan Hanz-Sensei) Batin Kui.

"Terima kasih Kojima...Telah menyelamatkan kami berdua."

"Jangan dipikirkan. Padahal aku sudah memperingatkan kalian berdua untuk meninggalkan Shibuya secepat mungkin," Ucap Kojima.

Kui mendekati Kojima lalu duduk disebelahnya. Dia melihat Kojima dan menemukan sebuah luka gores di pipinya.

"Oi kamu terluka tuh," Ucap Kui.

"Tenang saja, ini tidak seberapa," Jawab Kojima yang sepertinya tidak peduli dengan luka gores di pipinya.

Tapi setelah Kui pikir lagi, bagaimana bisa Kojima menyelamatkan dia dan Yurika dari organisasi Dystopia. Padahal selama Kui berada di kelas 1-A dan mengamati teman-teman kelasnya, Kui yakin kalau Kojima memilik kemampuan sihir yang sama dengan dirinya.

(Sepertinya ada sesuatu yang Kojima sembunyikan dari semua orang. Aku harus menanyakan kepada Kojima langsung) Batin Kui.

"Kojima...Sebenarnya kamu siapa? Kok bisa menyelamatkan kami dari orang-orang dari Dystopia?," Tanya Kui. "Jika kamu beralasan kalau Hanz-Sensei yang menyelamatkan kami maka aku tidak akan percaya. Karena kamu telah memperingatkan kami berdua tadi sore kalau kami berdua ada di Shibuya sekarang akan berbahaya. Yang artinya kamu tau jika akan terjadi sesuatu di Shibuya" Lanjut Kui yang membuat Kojima semakin terpojok.

Kojima terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak bisa bilang kalau dia pasukan khusus S.O.W.D.

"Ada sesuatu yang harus kita ketahui tapi ada juga sesuatu yang kita tidak boleh ketahui di dunia ini" Hanz-Sensei tiba-tiba muncul. "Pokonya sekarang Kui, kamu bisa menganggap Kojima adalah seorang penyihir yang hebat seperti ku."

Kui yang mendengar penjelasan Hanz-Sensei pun mengerti jika identitas asli Kojima tidak boleh diketahui olehnya sekarang.

"Baiklah Sensei, aku tidak akan bertanya seperti tadi lagi kepada Kojima. Tapi Kojima!" Kui menepuk kedua pundak Kojima. "Jika saatnya tiba, Kamu harus memberitahu ku lebih dulu identitas aslimu suatu saat nanti ya!".

Kojima tersenyum dan menunjukkan wajah lembutnya kepada Kui. "Baiklah...." Kojima tiba-tiba memikirkan sesuatu yang dia lupakan. "Kamu siapa ya? Aku lupa namamu."

Kui yang tadinya sangat senang mendapat senyuman tulus Kojima langsung kesal dan menjitak kepala Kojima dengan sangat keras.

"INGAT INI YA! NAMA GUE KUI! KUKUI DER BAUM! MURID PALING JAHIL DAN PALING GANTENG DI KELAS! KALAU LU LUPA TERUS GUE BAKAL BIKIN KARTU NAMA AJA SEKALIAN BIAR LU GAK LUPA!," Ucap Kui dengan penuh amarah.

Hanz-Sensei tertawa melihat mereka berdua. Selain itu Hanz-Sensei juga merasa lega karena Kojima dapat tersenyum seperti itu didepan teman nya.

(Sungguh pemandangan yang sangat langka melihat Kojima tersenyum. Aku harap Kojima bisa akrab dengan Kui dan yang lain suatu saat) Batin Hanz-Sensei.

Di tengah perbincangan Kui dan Kojima, Yurika tiba-tiba datang dan melihat mereka berdua.

"Aku tidak ingin menggangu kesenangan kalian tapi...Ada yang harus kubicarakan," Ucap Yurika.

Kojima, Kui, Hanz-Sensei, dan Yurika berkumpul di ruang tamu. Namun karena tau teman-teman nya belum makan, Kojima diam-diam pergi ke dapur tanpa disadari oleh yang lain. Di dapur dia memasak makanan yang dia bisa buat dengan bahan seadaanya di kulkas.

"Pertama, aku ingin berterima kasih kepada Hanz-Sensei dan Kojima telah menyelamatkan aku dan Kui dari Dewan Organisasi Dystopia.

"Kedua aku ingin bertanya...Sensei, Kojima bagaimana kondisi kereta api yang kami naiki?".

Kojima yang mendengar perkataan Yurika langsung pergi ke ruang tamu dan kebingungan dengan apa yang dimaksud Yurika. "Apa maksudmu?".

"Benar juga! Bagaimana kondisi kereta itu?!," Ucap Kui.

Hanz-Sensei berdiri dan menyalakan TV yang berada didepan mereka. Saat dinyalakan, TV menampilkan berita tentang kereta api dari Shibuya ke Tokyo yang meledak aksi terroris. Semua penumpang meninggal kecuali dua murid dari Akademi Agartha yang menghilang secara misterius.

Kui dan Yurika terdiam. Mereka menyalahkan diri mereka sendiri karena melawan waktu itu.

(Ini salahku...Jika aku tidak merencanakan untuk menyerang orang bernama Korni itu maka semua penumpang yang tidak berdosa ini akan selamat) Batin Kui.

"Hah?! Meninggal semua? Ngawur nih berita," Ucap Hanz-Sensei.

Hanz-Sensei mematikan TV dan mendatangi Kui dan Yurika lalu memeluk mereka berdua. Hanz-Sensei tau jika mereka berdua sangat shock mendengar berita yang tidak benar itu "Kalian berdua...Berita tadi tidak benar karena semua penumpang selamat sebelum kereta itu meledak," Ucap Hanz-Sensei.

"Bagaimana Sensei tau...," Tanya Kui.

"Sebelumnya Sensei harus minta maaf kepada kalian karena Sensei tidak bisa menyelamatkan kalian berdua saat berada di kereta" Hanz-Sensei mengelus kepala mereka berdua. "Sebenarnya Sensei juga berada di kereta itu."

Kui dan Yurika kaget, mereka tidak mengira kalau Hanz-Sensei ada di kereta itu. "K-Kalau Sensei ada di kereta itu kenapa Sensei gak menolong kami?!," Ucap Kui dengan nada marah.

"Karena itu Sensei minta maaf dulu kan?" Jelas Hanz-Sensei. "Sebenarnya Sensei ingin sekali menyelamatkan kalian berdua namun...Kalian tau kan Sensei ini Magister? Kalau Sensei yang menghadapi orang itu maka orang itu pasti langsung meledakan kereta itu.

"Karena itu Sensei tidak menolong kalian dan menyelamatkan para penumpang terlebih dahulu...," Lanjut Hanz-Sensei.

Setelah mendengar penjalasan panjang dari Hanz-Sensei, Kui dan Yurika menjadi lebih tenang dan sangat bersyukur tidak ada satupun korban jiwa karena kesalahan mereka berdua saat itu.

"Ngomong-ngomong...Kojima kemana?," Tanya Hanz-Sensei.

"Woah! Benar juga tu anak kemana?!".

Merasa dipanggil, Kojima pergi ke ruang tamu. "Makan malam telah siap. Ayo makan keburu dingin" Setelah itu Kojima melepaskan apron dan kembali ke dapur.

"Itu benaran Kojima yang kita kenal?," Tanya Yurika.

"Itulah Kojima yang sebenarnya. Perhatian, suka masak, dan baik hati."

Tapi tetap saja mereka tidak sadar jika Kojima sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Kui dan Yurika menyantap omelet buatan Kojima dan mereka berdua tidak menyangka jika Kojima bisa memasak omelet yang sangat enak. Kata Hanz-Sensei sih kemampuan memasak Kojima ini merupakan salah satu dari banyaknya kemampuan Kojima.

Setelah makan Yurika dan Kui pulang dari rumah Hanz-Sensei. Sebelum mereka pulang, Hanz-Sensei dan Kojima memperingatkan kepada mereka untuk tidak menceritakan kejadian hari ini kepada yang lain.

"Magister...Aku baru tau kalau makan bersama dengan orang lain rasanya enak banget dari pada makan sendiri," Ucap Kojima.

"Dasar. Makanya kamu harus akrab dengan yang lain biar bisa makan bersama terus," Jawab Hanz-Sensei.

"Tapi—".

"Tidak ada tapi-tapian! Sekarang aku harus tegas denganmu!" Hanz-Sensei menepuk kedua pundak Kojima. "Ini merupakan perintah dari wali kelasmu!! Mulai besok kamu harus ngajak yang lain ngobrol dengan kamu! Kalau besok kuliat kamu gak ada ngobrol... Siap-siap aja ya ku tenggelamkan ke kerak bumi" Jelas Hanz-Sensei dengan nada yang mengancam.

Kojima tampak ketakutan, sepertinya dia tidak bisa menolak perintah dari wali kelasnya itu. "Baiklah...Aku akan berusaha.."

*To be continued