Chereads / The Last Of Origin / Chapter 13 - Kencan Tragis

Chapter 13 - Kencan Tragis

(POV YURIKA)

Hari ini adalah hari Minggu, hari yang paling kutunggu karena hari ini aku kencan dengan Kui! Betul kata ibuku, kalau mimpi jadi kenyataan kita akan menjadi gila karena bahagia.

Hari ini aku memakai pakaian long dress panjang berwarna dengan rumbai-rumbai dibagian lengan. Aku juga memakai penjepit rambut yang pernah kupakai waktu pertama kali bertemu dengan Kui. Yah aku berharap dia bisa mengingat kepada ku yang pernah dia tolong tujuh tahun lalu.

Kami janji ketemuan di patung Hachiko yang berada di depan stasiun JR Shibuya. Aku datang 30 menit lebih awal dari waktu janjian, soalnya aku gak suka ditunggu oleh seseorang.

"Yo, Yurika. Maaf telah membuatmu menunggu, lama ya?," Kui menyapaku dari belakang.

"Ah, Kui. Gak kok aku juga baru sampai," Jawabku dan tentu saja aku berbohong.

"Kalau gitu ayo!," Kui memegang tanganku.

Aku langsung blushing dan berusaha menyembunyikan rasa senangku.

Kami berdua berkeliling Shibuya, melihat-lihat pakaian di Shibuya 109, dan bermain bersama di game center. Kami terus bersenang-senang sampai sadar kalau hari mulai sore.

"Makan yuk, lapar nih," Ucapku kepada Kui.

"Makan dimana? Restoran atau kafe?".

Aku membuka tas kecilku dan mengambil dua vocher makan gratis disebuah Kafe bersama Anrufer. "Kita makan di kafe Anrufer aja! Aku punya dua vocher makan gratis dari Lumina."

"Wah, lumayan tuh makan gratis. Dimana tempat kafenya?," Tanya Kui.

"Kata Lumina sih... Kafenya dekat sekolah kita," Jawabku.

"Yasudah, ayo kesana."

Namun saat kami berjalan menuju stasiun, kami berdua bertemu Kojima yang sedang duduk di dekat patung Hachiko.

"Itu Kojima kan?," Tanya Kui.

"Iya, yang punya wajah kelihatan seperti mayat mati itu hanyalah Kojima," Jawabku.

Sebelum pergi, kami pun mendatangi Kojima untuk sekedar menyapanya saja.

"Halo Kojima!," Salam Kui kepada Kojima.

Kojima berdiri dan berjalan melewati kami. Seperti biasa, Kojima selalu menghindari kami semua di kelas. Dia seperti tidak ingin berhubungan ataupun berteman dengan kami. Namun setiap melihat Kojima aku memiliki perasaan yang hangat darinya... Seolah-olah Kojima ingin melindungi kami semua dari bahaya. Theresa juga pernah bilang kepadaku kalau Kojima adalah orang yang baik tidak seperti yang dipikirkan oleh teman-teman.

"Kalian berdua..." Kojima berhenti berjalan dan melihat kearah kami berdua. "Kalian...Siapa ya aku lupa."

Sumpah! Ini anak memang pengen kena sihir gravitasi ku! Masa lupa sama teman kelasnya sendiri?! Ah sudahlah, aku jadi tidak ingin berurusan dengan anak ini lagi.

"Gue Kui woy! Masa lupa sama teman sekelas?! Kui! Ingat ya nama gue Kui! Kui, orang paling jahil dikelas dan sering ganggu kamu sama Riku!".

Kojima berjalan mendekati kami berdua. "Kalian berdua cepatlah pergi dari sini."

Hah?.

"Apa maksudmu—".

"Jika kalian tidak ingin masuk kedalam bahaya, maka cepatlah pergi dari sini."

Setelah itu, Kojima berjalan meninggalkan kami berdua.

"Ada apa dengannya? Kok hari ini dia aneh banget?," Ucap Kui.

"G-Gak tau... Kojima memang orang yang misterius."

Sebenarnya aku tau maksud dari Kojima barusan. Kojima berkerja sebagai pembunuh bayaran dibawah pemerintahan Jepang. Tugas utamanya adalah melindungi Jepang dari segala ancaman. Aku tau semua ini dari Theresa, dia yang menceritakan segala hal dari Kojima. Mungkin sekarang dia berada di Shibuya untuk menjalankan misinya.

Kami berdua sekarang berada didalam kereta menuju stasiun Tokyo untuk pergi ke kafe Anrufer. Tiba-tiba masinis kereta mengeluarkan pengumuman.

(Kepada penumpang yang terhormat, saya bukan masinis kereta ini. Saya adalah salah satu dari Dewan Dystopia dan saya telah membajak kereta ini).

Sebuah pengumuman yang membuat semua orang yang ada di kereta langsung tegang termasuk aku dan Kui. Kami berdua sadar jika nyawa kami sedang dalam bahaya, karena itu aku sedang berusaha menggunakan sihir untuk memberatkan gravitasi kereta ini agar bisa berhenti bergerak.

(Kalian berdua! Jangan berani-berani menggunakan sihir kalian! Di kereta ini sudah ku pasang bom disepanjang gerbong yang akan meledak kapan saja! Jika kalian tetap bersikeras ingin menggunakan sihir kalian maka akan ku ledakan kereta ini sekarang juga!).

Aku dan Kui mengurungkan niat kami untuk menggunakan sihir.

(Begitu, jadilah anak baik... Kalau begitu kalian berdua! Masuk kedalam ruang masinis sekarang juga! Kalau kalian menolak aku akan meledakan kereta ini! HAHAHAHAAHHA).

Tawa jahat nya membuatku sangat ketakutan, namun Kui memegang tangan kananku dan berkata. "Tidak apa-apa, aku di sini akan melindungi mu jika terjadi sesuatu."

Kami berdua pergi keruangan masinis dan bertemu dengan orang yang dari tadi ngoceh di speaker pengeras.

"Halo para Host Of The Stars, perkenalkan namaku Korni salah satu dari Dewan Dystopia."

"Apa mau mu?," Tanya Kui

"Tentu saja kalian, Sihir kalian adalah sihir istimewa dan Tuan kami sangat menginginkan nya."

Kui mendekatiku dan membisikkan sesuatu kepadaku. "Jika aku menyerang si brengsek itu, kau harus langsung menggunakan sihir gravitasi dan membuat si brengsek itu tidak berdaya!".

Tanpa aba-aba, Kui melemparkan sebuah jarum yang sepertinya terbuat dari rambut kearah orang yang bernama Korni itu. Sesuai dengan rencana Kui tadi, aku langsung mengarahkan sihir gravitasi ku kepada Korni itu.

Namun...Sihirku tidak berpengaruh kepadanya. Dan jarum Kui yang mengarah kepadanya langsung jadi beku.

"Kenapa kalian jadi anak yang nakal?".

Tiba-tiba dia berada dibelakang Kui dan membuat Kui pingsan karena dia menusukan sebuah suntikan yang sepertinya berisikan cairan bius.

"KUI!".

"Karena kalian jadi anak nakal...Kalian harus tidur lebih cepat...."

Sama seperti Kui tadi, dia juga tiba-tiba berada dibelakang ku dan menyuntikan cairan bius kepadaku.

Pandanganku kabur, badanku lemas semuanya, dan aku langsung terjatuh ke lantai.

"Sebagai hukuman kalian telah jadi anak nakal...Aku akan meledak kan bom di kereta ini! HAHAHAHAAHHA!".