Chereads / The Last Of Origin / Chapter 12 - Amami Kojima

Chapter 12 - Amami Kojima

(KOJIMA POV)

*kring, kring, kring

Aku mengangkat telepon genggam ku yang berbunyi. Tenyata yang menelpon adalah Master ditempat kerja.

"Halo, Selamat pagi Master Hayate."

"Pagi Kojima. Malam ini ada misi untukmu, jadi pastikan kamu menjalankan misimu tepat waktu."

"Baiklah."

Namaku Amami Kojima, laki-laki, umurku 15, dan aku seorang pembunuh bayaran yang diutus oleh Kaisar Jepang untuk menjaga Murid kelas 1-A Akademi Agartha dari ancaman organisasi Dystopia.

Aku sudah menjadi pembunuh bayaran sejak berumur 5 tahun. Mungkin kalian tidak percaya tapi itulah kebenaran nya. Masa kecilku kuhabiskan dengan mengotori tanganku dengan darah manusia.

Aku dilatih menjadi pembunuh oleh ayahku saat aku berumur 3 tahun disebuah tempat yang dulunya penjara bernama Gulag di Solovki. Di Gulag, aku tidak sendirian karena banyak sekali anak kecil seperti ku yang dilatih menjadi pembunuh bayaran. Aku pernah mendengar kalau ayahku melatih anak-anak sepertiku menjadi pembunuh bayaran agar saat beranjak dewasa kemampuan membunuh kami akan terus berkembang sampai tidak bisa dikalahkan.

Selain dilatih menjadi pembunuh bayaran, aku bersama anak-anak yang lain juga dijadikan bahan eksperimen penanaman sihir kedalam tubuh agar menciptakan jenis sihir yang baru. Banyak sekali nyawa yang melayang karena eksperimen yang dilakukan ayahku ini.

Tubuhku sudah berkali-kali dibedah dan sudah banyak sekali jenis sihir yang ada di tubuhku ini. Jika aku melepas bajuku maka sangat banyak sekali bekas bedahan yang dulu dilakukan oleh ayahku.

Aku terus menjadi bahan eksperimen dan terus dilatih menjadi pembunuh sampai badanku ingin hancur rasanya. Aku mengalami Penderitaan ini selama 1 tahun, dan aku sempat diselamatkan Ibuku yang mengetahui kebusukan ayahku selama ini.

Ibu membawa kabur aku dari Gulag dan kami berhasil pulang ke Jepang. Namun saat di bandara...Ibuku ditembak oleh seseorang di bandara. Saat itu aku merasa hatiku sudah hancur berkeping-keping karena melihat Ibuku dibunuh oleh seseorang. Saat itu aku tidak bisa mengendalikan amarahku sehingga aku menggunakan berbagai macam sihir yang ada di tubuhku untuk membunuh pembunuh itu dengan cara mencabik-cabik nya. Semua orang yang ada di bandara histeris ketakutan karena melihatku menjadi monster pembunuh yang telah termakan amarah.

Puas aku mencabik-cabik pembunuh itu, aku dibuat pingsan oleh ayahku yang berada di bandara itu. Saat itu dia berkata kepadaku 'Jangan pernah lari dariku Kojima.'

Setelah kejadian itu, aku pun mulai melaksanakan berbagai macam misi membunuh dari ayahku. Pembunuh pertama yang kulakukan adalah membunuh sepasang suami-istri yang memiliki gelar Magus. Awalnya aku ragu membunuh seseorang, tapi iblis di dalam tubuhku mendorongku untuk membunuh orang dan akhirnya aku membunuh sepasang suami-istri itu. Setelah melakukan pembunuhan pertama itu, aku melanjutkan misi pembunuhan ku sampai aku terbiasa membunuh seseorang.

Namun, aksi pembunuhan yang kulakukan berakhir di saat aku berumur 10 tahun. Beruntung nya diriku ditangkap oleh Magister Hanz saat itu. Magister Hanz menyembuhkan mental dan jiwa ku saat itu, sehingga aku bisa menjadi manusia normal lagi. Setelah ditolong Magister Hanz, aku pun bekerja dibawah pemerintahan Kaisar Jepang dan melindungi Jepang dari ancaman ayahku.

Berkat Magister Hanz juga aku bisa menikmati masa-masa sekolah seperti sekarang ini. Namun identitas ku sebagai pembunuh tidak akan pernah hilang, diluar sana pasti ada orang yang dendam kepadaku karena telah membunuh kerabatnya atau keluarganya. Jika datang waktu dimana ada orang yang ingin membalas dendam kepadaku maka aku akan menyerahkan nyawaku kepadanya.

"Yo Kojima."

Aku yang sedang menikmati angin sejuk di atap gedung didatangi oleh Magister Hanz yang sedang makan roti melon.

"Magister Hanz—Maksudku Hanz-Sensei, ada apa?".

"Gak papa, cuman mau nyapa doang kok" Ucapnya.

"Gimana rasanya bersekolah di Akademi Agartha selama satu bulan ini?," Hanz-Sensei memulai percakapan dengan pertanyaan yang tidak ingin kujawab.

"Biasa saja sih...Aku juga gak terlalu akrab dengan yang lain," Jawabku.

"Kamu ini ya. Yang lain itu pengen berteman denganmu apalagi Kui!," Hanz-Sensei membalas perkataan ku. "Coba balas candaan Kui sekekali! Kasian dia loh berusaha melawak didepanmu."

Sebenarnya aku lumayan suka dengan Kui karena dengan keberadaan membuat kelas semakin asik dan ribut. Aku juga sebenarnya ingin ngobrol dengan Kui, eh pernah sih aku menjawab pertanyaan Kui. Iya waktu dia nanya cewek yang kusuka dikelas dan kujawab Theresa.

"Tapi... pembunuh bayaran sepertiku, memiliki ikatan dengan seseorang merupakan hal yang sangat berbahaya.

"Jika suatu saat ada orang yang ingin membalas dendam kepadaku, orang itu pasti membunuh orang-orang yang memiliki ikatan denganku terlebih dahulu."

Bukannya aku tidak mau akrab dan bergaul dengan yang lain, tapi aku sudah memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi dan menghindarinya sebisa mungkin. Aku tau sekali kalau Theresa membuntuti ku setiap pulang sekolah, aku juga tau perasaan Theresa kepadaku dan aku juga ingin membalas perasaanya itu namun...Jika aku membuat ikatan dengan Theresa nanti maka hal-hal buruk akan menimpa dirinya.

"Kojima, selama kamu disekolah aku yang akan menjaga dirimu dan yang lain. Jika terjadi apa-apa dengan kalian aku pasti datang untuk menjaga kalian semua.

"Sudah tugasku menjadi guru untuk melindungi murid-murid nya, jadi tugasmu sebagai muridku adalah bersenang-senang bersama teman-teman dan biarkan guru mu ini melindungi mu dengan yang lain dari kejauhan."

Walaupun Hanz-Sensei berkata seperti itu tetap saja aku tidak bisa akrab dengan yang lain. Lebih baik aku yang terluka dari pada orang terluka karena aku. Sudah cukup aku melihat Ibuku dibunuh, aku tidak ingin lagi orang terdekat ku terbunuh karena diriku. Karena itu lebih baik aku sendiri dan tidak memiliki ikatan dengan orang lain.

Setelah perbincangan yang lama dengan Hanz-Sensei, bel pulang pun berbunyi dan aku langsung pulang lalu menuju panti jompo. Di panti jompo, aku sering menemani kakek dan nenek bermain bingo dan bermain catur. Aku melakukan ini karena Ibuku bilang kita harus menghormati para manula karena mereka adalah orang-orang suci.

Setelah selesai di panti jompo, aku pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan buat makan malam dan sarap pagi besok. Sekarang ini aku tau Theresa berada di luar supermarket sambil memfoto diriku mengambil sayuran segar. Aku bisa tau karena saat memfoto ku dia lupa mematikan flash di kameranya.

Setelah membeli segala keperluan di supermarket aku langsung pulang kerumah dan bersiap menerima misi yang akan diberikan Master Hayate malam ini.

Saat masuk kedalam rumah, aku menerima pesan suara dari telepon rumahku.

"Kepada Agen 4M4-120, misi mu hari ini membasmi anggota Dystopia yang berada di sekitar Shibuya 109."

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

ABSEN NO.4 :

NAMA : AMAMI KOJIMA

GENDER : LAKI-LAKI

ASAL : JEPANG

UMUR : 15 TAHUN

TANGGAL LAHIR : 29, OKTOBER 3004

SIHIR : ???