Chereads / SECRET MISSIONS 2 / Chapter 5 - Mengulang

Chapter 5 - Mengulang

Setelah mendengar keyakinan William akan keterlibatannya dalam dunia mafia, sontak kabar ini membuat geger hingga ke para petinggi yang berada di CIA. Antara peluang dan ancaman sudah sangat tipis pembatasanya. Tentu saja Rika tak melepaskan William begitu saja untuk pergi sendirian ke Rusia demi membawa kembali kekasihnya.

William kembali mendapatkan training militer yang lebih berat dan menyakitkan ketimbang latihan sebelumnya. Ia bahkan dipertemukan dengan beberapa jenderal di pelatihan militer di Amerika. Selama 6 bulan, William bahkan diikutkan dalam operasi pasukan khusus Amerika ke berbagai wilayah sebagai anggota tambahan. William begitu tangguh, umurnya yang sangat muda dan cintanya yang sudah terpatri untuk Sia seorang, membuatnya nekat melakukan hal ini.

Hari itu William kembali ke CIA setelah pergi bertugas di Inggris. Ia berkumpul dengan kawan-kawannya yang dulu menjadi teamnya saat menjadi agent dahulu di ruang kerja Rika.

"Wow, look at you. Kau terlihat makin garang, William," ledek Jack sembari memukul lengannya yang berotot.

"Bagaimana kabarmu, Jack? Masih betah tinggal di bawah tanah dengan semua peralatan bengkel dan senjatamu?" balas William.

"Jika bukan karena aku, kau tak akan bisa membunuh Julius dan para mafia lainnya. Mobil dan semua senjata buatanku sudah menyelamatkan nyawamu, ingat itu!" ucap Jack kesal.

"Ya ya, aku tahu." Jawab William santai.

Semua orang tersenyum tipis melihat William sudah banyak berubah. Ia kini sudah bisa diajak bercanda dan berkomunikasi tak angkuh seperti dulu. Tapi, pesona dan ketampanannya tak luntur sedikitpun malah makin bertambah, membuat semua kaum hawa yang berada di dekatnya tak tahan untuk tak menggodanya.

"Jadi, kapan aku bisa ditugaskan, Rika?" tanya William menatap Rika seksama.

"Bulan depan. Perekrutan kali ini lebih ketat ketimbang dulu, William. Apa kau yakin, ingin terlibat di sana? Apa kau yakin bisa membawa kembali Sia? Dia sudah memilih jalannya untuk menjadi mafia, William. Dia memilih ibunya," ucap Rika menasehati.

William menghembuskan nafas panjang.

"Sudah kubilang, keputusanku sudah bulat. Aku siap menerima konsekuensinya," ucap William mantab.

Semua orang saling memandang dan terlihat cemas.

"Baiklah, tapi aturan baru berlaku untukmu. Dengarkan baik-baik," ucap Rika serius.

William menganggukkan kepalanya.

"Pertama, selama kau terlibat dalam dunia mafia, semua informasi yang kau dapatkan akan kau kirimkan dalam perekam suara yang nanti akan Jack berikan. Kedua, semua rekaman itu akan kau serahkan pada kami di titik-titik yang akan Catherine beritahukan padamu nanti. Ketiga, tak ada bantuan yang datang padamu jika kau tertangkap dan ketahuan. Kau kini bagai agent tak berstatus, William. Kau tak bisa mendapatkan dukungan secara tiba-tiba seperti pasukan khusus dan semacamnya. Ponselmu juga bersih, tak ada nomor kami di di sana. Kami tak akan mengakuimu jika kau sampai tertangkap atau bahkan disiksa hingga akhirnya kau tewas di tangan mereka. Kau sendirian, William, seperti dulu saat sebelum aku menemukanmu." Ucap Rika terlihat sedih.

Semua orang menatap William dengan perasaan cemas meliputi hati mereka. William tertunduk dan terlihat bingung.

"William, sudahlah, sebaiknya jangan. Itu sangat berbahaya. Para mafia itu sangat keji, jika terjadi hal buruk padamu, kami tak bisa membantumu," ucap Catherine panik.

"Benar, William. Relakan saja Sia. Masih banyak gadis baik di luar sana, kau hanya belum menemukannya saja. Dewasalah, kami ini keluargamu, kami sangat menghawatirkanmu." Ucap Ara tak kalah khawatirnya.

Semua orang menatap William yang hanya tersenyum saja.

"Terima kasih atas kepedulian kalian padaku, tapi aku tetap pada pendirianku. Aku akan membawa Sia kembali. Dia kekasihku dan calon isteriku. Dia terlibat karena ia terpaksa melakukannya, jika saat itu aku tak dibius, mungkin Sia sudah bergabung bersama dengan kita hari ini dan terbebas dari dunia mafia yang membelenggunya selama ini. Maaf kawan, tapi aku akan tetap menyeberang." Ucap William dengan senyum menawannya.

Catherine dan Ara terlihat lesu. Mereka duduk diam dengan wajah tertunduk.

"Baiklah, jika memang itu keputusanmu. Selamat bekerja, William. Semoga Tuhan selalu bersamamu." Ucap Rika terlihat sedih.

William mendekatinya dan memeluk Rika erat. Terlihat Rika begitu kehilangan William yang sudah ia besarkan dan ia anggap sebagai anaknya.

"Kau benar-benar keras kepala, tapi aku yakin kau bisa melakukannya, William. Berhati-hatilah, anakku." Ucap Rika dengan wajah sendu dan hampir menteskan air mata itu.

William melepaskan pelukannya dan menatap Rika seksama. Ia memegang kedua pipi Rika yang sudah keriput dan terlihat makin tua itu. William begitu terharu dengan semua ucapan Rika. William sudah menganggap Rika seperti ibunya meski ia selalu dimarahi olehnya, tapi William yakin itulah tanda bahwa Rika sangat menyayangi dan memperdulikannya.

Hari itu William terlihat sibuk di ruang kerjanya untuk terakhir kali. Ia akan meninggalkan statusnya sebagai agent rahasia CIA karena CIA tak ingin namanya ikut terbawa dalam aksi William kali ini. Mereka lebih memilih mengawasinya dari kejauhan dan membantu semampunya tanpa harus terlibat langsung dengan para anggota dewan 13 Demon Heads.

Akhirnya hari itu, William diberikan semua informasi mengenai 13 Demon Heads oleh Cecil, mantan senior CIA bersama Rika. Ada agent Liev yang sudah diobati lukanya ikut berada di ruangan itu. Ia mengalami luka tembak di bahu kanan dan kaki kirinya. Tangan kirinya juga hilang karena dipotong oleh anak buah Antony kala itu. Ia duduk dan ikut memberikan informasi pada William. William mendengarkan semua penjelasan Cecil seksama dalam tampilan proyektor di layar itu.

"Ini para anggota 13 Demon Heads terbaru. Ivan Benedict, dia kakak dari Erik Benedict. Mereka duduk dalam kursi dewan menggantikan posisi ayahnya Benedict dan mantan mafia Rusia, Borka Michael. Tapi, Erik kini sudah meninggal. Lalu ada Antony Boleslav, dia target utamamu. Ia suami dari Amanda Theresia, ibu Sia. Mereka memiliki anak lelaki bernama Jordan Boleslav. Sekarang ia menjadi adik Sia. Sia dan Jordan dimasukkan dalam calon anggota dewan menggantikan kursi Antony nanti. Lalu ada Axton, Kang Dae Gi, Tatsuya Tendo, Rose Marlena, Kim Han Bong, Javier, Bojan, dan William Charles. Namanya hampir sama sepertimu, dia paman dari Ivan dan Erik Benedict." Ucap Cecil menjelaskan.

William diam sejenak dan mengamati wajah-wajah itu.

"Oia, aku pernah dengar nama Vesper. Dia bukan anggota dewan?" tanya William penasaran.

"Dia adalah ketuanya, ini dia Vesper Zeno," ucap Cecil sembari menunjukkan sebuah slide berisi foto dan diskripsi Vesper, "jangan remehkan dia, William. Meskipun dia wanita pertama yang menduduki kursi ketua dewan 13 Demon Heads, tapi ia cukup membuat kita kerepotan."

"Benarkah, ia tak terlihat tangguh," ucap William santai.

Cecil dan semua orang terkekeh sambil menggelengkan kepala. William bingung.

"Ini wajah barunya, dia sebenarnya orang Asia, campuran Jepang dan China. Ayah ibunya mantan mafia juga pada jamannya. Kekuatan tempurnya sangat luar biasa, memiliki ribuan pasukan yang disebut Black Armys. Bahkan ia memiliki kapal perang yang berhasil direbut dari pasukan militer yang gagal menyerang markasnya saat itu. Dia menguasai seluruh mafia di seluruh dunia, William. Semua mafia, penjahat, terorist ada dibawah kendalinya. Semua tunduk padanya, sangat setia bahkan rela mati untuknya. Dia tak bisa dijatuhkan William, kami sudah mencobanya, semua agensi militer di seluruh dunia sudah mencobanya dan hasilnya, memalukan." Ucap Cecil terlihat kecewa.

William mengangguk paham, ia terlihat berfikir sejenak entah apa yang dipikirkannya.

"Katamu 13 kursi, tapi di sana hanya tertulis 12 kursi dewan. Dimana salah satu anggotanya?" tanya William bingung.

"Oleh karena itu, kini kesempatanmu. Mereka sedang membuka sebuah kursi baru untuk calon anggota dewan baru ke-13. Perekrutan itu akan dibuka 3 bulan dari sekarang. Para mafia itu sibuk menghimpun pasukan untuk mengikuti seleksi penerimaan dalam kursi dewan tersebut. Kau akan kami libatkan ke seorang mafia bernama, Axton. Ia mafia Amerika, dia cukup dekat dengan Antony Boleslav, ayah Sia sekarang. Dia butuh bodyguard dan asisten baru untuk bisnis mafianya. Kau harus berfikir seperti mafia sekarang, William. Jika cara berfikirmu seperti polisi, kau hanya akan bertahan 1 hari di sana dan mungkin, kau akan kembali ke CIA dalam kondisi sangat mengenaskan." Ucap Rika terlihat khawatir akan keselamatan William.

"Aku pernah menjalani kehidupan mafia ketika bersama Rio dan yang lainnya. Aku cukup paham, kalian tak usah cemas, aku akan baik-baik saja, aku tak akan mengecewakan kalian." Ucap William yakin.

"Berhati-hatilah, William. Sekali kau membuat kesalahan, kau akan ditandai dan kau tak akan bisa kabur dari mereka. Mereka akan memburumu dan menghabisimu. Jika kau bisa lolos dari mereka, itu tak akan lama dan hanya sementara. Kau hanya menunda kematianmu karena mereka tak suka jika buruannya terlepas, mereka tetap akan membunuhmu seperti yang mereka lakukan padaku." Ucap Liev memperingatkan.

William mengangguk paham. Hari itu, sebuah tekanan besar menghampiri William. Keputusannya untuk membawa Sia kembali padanya membuatnya nekat untuk terlibat dalam dunia mafia, lagi.