Chereads / Penguasa Kegelapan / Chapter 19 - Dewa Terkuat

Chapter 19 - Dewa Terkuat

**Cerita ini terjadi sebelum era kegelapan, tepat sehari sebelumnya. Menceritakan tentang dewa perang dan perdesaan Elf, juga seorang anak Elf yang terlahir tanpa anugerah cahaya.

Maaf Penulis kurang baik menggunakan EYD**!!!

Menceritakan tentang Dewa Perang, Yogo. Dewa yang begitu dihormati sekaligus ditakuti oleh seluruh penduduk Synetsa. Untuk menunjukkan rasa hormat, maka setiap negara di benua dunia Synetsa membuat patung Yogo dari bahan batu palama, diukir dengan sosok tubuh manusia sempurna. Terkadang ada juga yang menambahkan emas murni untuk diukir menjadi jubahnya dan ditaburi berlian. Seluruh penduduk dunia begitu memuja sang maha dewa dan selalu membungkuk hormat dihadapan patung itu.

Dan tidak pernah ada yang berani menentangnya. Semua penduduk tahu apa yang akan terjadi jika sampai sang dewa perang marah. Sudah dipastikan, Yogo akan membawa perang ke kota yang tidak pernah memujanya dan akan membinasakan semua kehidupannya.

Kekhawatiran tentang itu pun selalu dirasa penduduk dunia Synetsa, terlebih dibenua Athea, karena dibenua ini lah ada peradaban Elf yang tak pernah memuju Yogo. Terletak di ujung selatan benua, Negara bernama Tears of Irin.

Sebuah negara yang memiliki panorama yang sangat indah, yang dapat memikat hati setiap makhluk hidup yang melihatnya. Tanah dan Pasir atau hal lainnya yang berhubungan dengan sesuatu yang kotor atau menjijikan tidak pernah ada di negara ini. Sepanjang jalan dan seluas negara Irin ditumbuhi oleh rerumputan hijau yang lembut selembut kain sutra, dan rumah penduduk terbuat dari kayu yang mengeluarkan aroma manis buah apel.

Cerita tentang kekejaman Dewa Yogo selalu dikumandangkan. Tujuannya agar peradaban baru yang terlahir di dunia Synetsa merasa takut pada Yogo, dan juga ikut membuat patung yang sama dari batu palama serta memujanya.

Namun, bertahun-tahun sudah lamanya peradaban Elf ada di dunia Synetsa. Para Elf tidak juga membuat patung Dewa Yogo apalagi menyembahnya. Bukan karena cerita tentang kekejaman Yogo tidak pernah sampai ketelinga mereka. Bahkan sudah sering sekali mereka mendengar cerita itu dan mendapatkan ancaman tetapi, para Elf tak sedikitpun gentar bahkan takut, karena para Elf yang terlahir dari cahaya. Mereka tidak memuja siapa pun, jika mereka ingin memuja maka, mereka akan memuja Dewi Agita, merupakan dewi cahaya yang telah menciptakan mereka, dan bukannya Yogo yang merupakan dewa Perang.

Kabar tentang ras Elf itu telah terdengar oleh Yogo, hingga membuatnya begitu murka. Mata emasnya bersinar terang bersamaan dengan pupil merahnya membuat hawa yang begitu panas hingga membakar siapa pun yang berani melihat mata itu.

Mata yang sudah bertahun-tahun tak diperlihatkan Yogo, kini mata tersebut telah diperlihatkannya kembali hingga membuat seluruh penghuni kerajaan dewa begitu ketakutan dan langit pun ikut bergetar karenanya.

Seketika Ketakutan mulai menyelimuti seluruh penduduk dunia Synetsa, mereka tau keadaan apa yang sekarang mereka hadapi. Dewa Yogo telah marah. Selama seratus tahun lamanya Yogo, menghabiskan waktunya hanya duduk di atas singgasana di dalam kerajaannya, dan menikmati semua persembahan dari seluruh penduduk dunia Synetsa.

Kini untuk pertama kalinya setelah seratus tahun lamanya, Yogo berdiri dari singgasananya. Dia datang sendiri ke negara kecil di ujung selatan itu, kota para ras Elf, Tears of Irin.

Sama seperti melenyapkan negara lainya. Yogo datang ke negara kecil itu dengan ratusan prajurit mayat hidupnya.

***

Bangsa Elf sudah terlahir di dunia Synetsa sebelum adanya manusia. Dewi Agita yang merupakan dewi cahaya, memberikan sisa hidup terakhirnya untuk menciptakan Elf.

Para Elf terlahir dengan anugerah dewi cahaya. Ketampanan dan kecantikkan menjadi ciri mereka saat terlahir. Bersamaan dengan cahaya yang melindungi mereka, terlahir dengan keadaan suci hingga membuat mereka mempunyai sifat yang sombong.

Karena sisa kekuatan terakhir Agita sangat kecil sehingga Elf yang tercipta hanyalah sedikit. Menyadari jumlah mereka yang sangat sedikit, para Elf memutuskan untuk bersembunyi di dalam hutan tempat mereka terlahir.

Bertahun-tahun kemudian jumlah mereka bertambah banyak karena keturunan dan juga keabadian mereka. Hingga mereka cukup untuk membuat pemerintahan sendiri. Membangun sebuah negara kecil bernama Tears of Irin, berada jauh dari penduduk, di benua Athea di ujung selatan peta dunia Synetsa

Walaupun begitu para Elf selalu tidak bisa bersikap baik kepada ras yang mengunjungi mereka. Selalu mencemoh, bersikap sombong karena menganggap ras lain lebih rendah dari mereka para Elf yang terlahir dari cahaya.

Akan tetapi, Elf tetap mengijinkan ras lain untuk ke negara mereka, selama itu tidak menyentuh, memasuki rumah Elf dan bicara. Negara ras Elf walaupun kecil, tetapi begitu indah. Hingga akhirnya selama bertahun-tahun Negara Tears of Irin atau bisa disebut sebagai desa karena sistem pemerintahannya berupa suku, mulai dikenal seluruh penduduk Synetsa.