Chereads / Realita VS Relina / Chapter 8 - Pasangan Gila

Chapter 8 - Pasangan Gila

Revaline terus larut mengingat pertemuan tadi dan rencana selanjutnya yang diinginkannya bersama Andy. Dia memendam keresahan dan kecemburuannya kepada Nona Xi. Ia membayangkan nona Xi, si petualang cinta menaklukan Andy di apartemennya. Ia tahu nona Xi hanya berpura-pura mabuk. Dia jagoan minum mana mungkin mabuk hanya karena beberapa gelas wine. Dia menipu Andy Revaline membayangkan.

Sesampai di apartemennya Revaline kehilangan semangat, bahkan suaminya yang menyambut kedatangannya dengan penuh cinta tidak begitu di tanggapinya. Revaline masih teringat pertemuannya dengan Andy, dia sebenarnya sangat ketakutan. Untunglah ruangan restoran itu lampunya remang-remang sehingga Andy tidak terlalu jelas melihat kemiripannya dengan Realita atau dirinya yang dulu Relina. Lain hari dia harus membuat riasan yang membuat perbedaan nyata antara dirinya sekarang dengan dirinya yang dulu. Revaline terus larut mengingat pertemuan tadi dan rencana selanjutnya yang diinginkannya bersama Andy. Dia memendam keresahan dan kecemburuannya kepada Nona Xi. Ia membayangkan nona Xi, si petualang cinta menaklukan Andy di apartemennya. Ia tahu nona Xi hanya berpura-pura mabuk. Dia jagoan minum mana mungkin mabuk hanya karena beberapa gelas wine. Dia menipu Andy Revaline nembayangkan

Andy bercinta dengan Nona Xi. Revaline melamun di ranjangnya, hingga ia tak merasa seluruh pakaiannya telah dicopot suaminya. Dalam benaknya ia sedang bermesraan dengan Andy.

Yanuar dengan ganas memangsa tubuh Revaline. Meskipun Revaline tidak mabuk dengan seloki wine yang disodorkan Julia tadi, tetapi efeknya dia merasa pusing, rangsangan yang dibuat Yanuar membuatnya hanyut dan membiarkan Yanuar bermain hingga puas di atas tubuhnya. Yanuar terkulai lemas disisinya. Segera tertidur tanpa bergerak lagi.

Revaline membersihkan dirinya dengan air hangat. Dia sudah lumayan segar. Pengaruh alkohol tadi sudah hilang. Sakit kepalanya sudah menghilang. Revaline mengeringkan rambutnya, kemudian memoles kosmetik ke wajahnya minimalis. Dia sudah membuat tato menyerupai tahi lalat di bawah dagunya, tato itu sengaja dibuatnya untuk mengelabui orang-orang yang pernah mengenalnya. Setelah merapikan diri dia keluar dari apartemennya, mencari udara segar.

Di depan pintunya dia melihat Andy berjalan ke arahnya. Revaline gugup dia terjatuh lagi di lantai. Andy berlari menghampirinya. Tubuh Revaline menggigil ketakutan, tangan dan kakinya menjadi dingin. Dia sungguh ketakutan. Andy memapahnya. Air mata Revaline seketika mengalir. Dia panik dan ketakutan. "Revaline...kamu kenapa?". Revaline tak sanggup bicara juga tak mampu bergerak. Andy mengangkat Revaline dengan kedua tangannya dan membawanya ke tempatnya. Revaline terkejut, apartemen Andy berseberangan dengannya Andy mengira telah terjadi hal-hal yang buruk terhadap Revaline. Dia sungguh khawatir. Revaline memeluk tubuh Andy. Dia menangis sejadi-jadinya. Andy kebingungan. Andy mendudukkan Revaline ke sofa. Dia berjalan menyalakan lampu di seluruh ruangan, lalu ke dapur mengambilkan air hangat untuknya, Revaline meminumnya, sesaat kemudian ia kembali menangis. Diluar kesadarannya Andy memeluk Revaline. Wanita itu terlihat rapuh. Entah mengapa Andy seakan melihat bayangan Realita di hadapannya.

Meski tidak mirip tetapi mereka seperti ada kesamaan. Hanya saja Revalibe berkulit putih bersih dan lebih muda. Entah apa yang terjadi terhadap Revaline. Wanita ini seperti ketakutan. Revaline menjatuhkan kepalanya di dada Andy. Dada Andy serasa bergemuruh. Dia seperti bernostalgia bersama Realita. Dia merindukan Realita. Dia kesepian. Dia sudah lama tidak mendapatkan sentuhan wanita. Dan sekarang Revaline bersamanya. Revaline yang cantik. Dia mirip Realita, senyumnya, suaranya. Andy tak kuat. Dia memeluk Revaline dengan erat. Revaline membiarkan dan merasakan kehangatan pelukan Andy. Revaline tak peduli lagi dengan rasa takutnya tadi. Andy benar-benar tidak mengenalinya. Dia tersenyum senang. Dia senang Andy tidak bercinta dengan nona Xi. Tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Revaline mendongak melihat wajah Andy. Mereka saling bertatapan. Terbawa perasaan yang berbeda. Revaline memejamkan matanya ketika Andy menjatuhkan ciuman di keningnya. Ciuman Andy sangat lembut. Revaline menginginkan lebih. Andy juga begitu. Mereka berciuman sesaat. Saling menatap berciuman lagi lebih dalam. Revaline memberi respon positif. Andy menggila. Dia terlalu lama sendiri dan kesepian. Sedang Revaline tidak puas bercinta dengan suaminya tadi. Yanuar tidak kuat bercinta. Sedang Revaline seorang pecinta yang tangguh. Andy sangat perkasa. Ia tahu itu. Andy mengangkat tubuh ramping Revaline ke ranjang. Di atas ranjang pasangan itu saling serang dengan bernafsu. Saling memberikan kepuasaan. Dahaga Andy terasa terpuaskan. Revaline mendapatkan lawan tanding yang bagus. Tidak puas melakukannya sekali. Mengulangnya hingga beberapa kali. Tapi mereka seakan tak pernah puas.

Sudah pukul 4 pagi, Revaline harus kembali. Andy melepasnya dengan berat. Revaline melangkah hati-hati menuju ranjangnya, berbaring di sisi Yanuar. Suaminya itu masih tertidur lelap tak sadar istrinya sudah keluar rumah mencari kepuasan. Revaline tersenyum. Andy tersenyum di kamarnya. Dua orang itu merasa bahagia dalam percintaan yang terlarang.

Pukul 5 pagi, Yanuar bergegas bangun, ia harus pergi ke Batam, ada pertemuan penting pukul 9 nanti, dia tak ingin terlambat. Revaline tertidur dengan senyum bahagia. Yanuar memberi ciuman mesra di keningnya. Menulis surat di meja. "Tunggu jangan kemana-mana, aku kembali nanti sore!" Tulisnya di kertas, meletakkannya di meja rias Revaline.

Pukul 8 pagi, Revaline terbangun dengan panggilan video Andy. Mereka baru beberapa jam terpisah, tetapi mereka berdua sudah saling merindukan.

Revaline bergegas mandi, dan berdandan, meminum segelas milk shake. Lalu berlari ke tempat Andy, meneruskan kegiatan tadi malam. Kali ini mereka lebih menggila. Bercinta di segala tempat. Di sofa, di ranjang, di dapur. Mereka pasangan gila. Gila bercinta. Cinta yang memabukkan. Cinta yang melupakan kaidah-kaidah normatif. Andy lupa kalau Revaline baru saja menikah dengan orang lain. Sementara Revaline lupa kalau Andy adalah musuh yang harus di hindari.

Mereka meneruskan kegilaan itu setelah makan siang. Setelah itu mereka tepar tak berdaya tertidur berpelukan dalam selimut tanpa berpakaian.

Pukul 15 sore, Revaline kembali ke tempatnya berdandan rapi siap menyambut Yanuar dengan senyum bahagia.

Sementara nona Xi terbangun dengan kepala sakit. Tangannya meraba laci mencari obat anti pengar. untuk menghilangjan sakit kepalanya akibat pengaruh minuman tadi malam.

Ponselnya berdering, Yulia yang menelpon. "Kamu dimana?" Tanyanya, sama seperti nona Xi, kepalanya juga sakit. "Di kamar lah!" Jawab nona Xi. "Andy?" Yulia kepo. "Di rumahnya!" Yulia tersenyum misterius. "Kamu tidak "bersama"nya?" Dia penasaran. Nona Xj paham. Ini penyakit mereka berdua yang tidak diketahui anggota club lainnya. "Kamu tidak suka dia?". "Ya suka lah! Tapi dia susah ditaklukan...dia orang baik-baik!" Yulia tertawa, Nona Xi juga. "Satu minggu!" Yulia membuat perjanjian untuk mereka berdua. Mereka diam-diam gemar bertukar pasangan. " Dua minggu!" Nona Xi menawar. "Deal!" Yulia menjawab setuju. Dalam 2 minggu kalau Nona Xi gagal menggaet Andy, maka selanjutnya giliran dia yang mendekatinya. Mereka selalu begitu. Mereka juga gila. Sama gilanya dengan Revaline. Andy terjebak dunia gila para wanita itu.

Yanuar tiba di rumah di sambut istrinya yang cantik, seksi dan menggairahkan. Ia ingin segera menerkamnya, tapi Revaline menolaknya dengan lembut. "Aku kurang enak badan", katanya dengan senyum manis menggoyahkan iman. Yanuar mengerti. Masih ada waktu. Toh mereka tidak kemana-mana. Tapi ketika malamnya meminta jatahnya, Revaline mendorongnya, "Bolehkah kita tunda dulu, tubuhku masih sakit, 4 jam lagi, aku tidur dulu", suaminya mengangguk kecewa. Revaline terlihat kelelahan. Yanuar mengira karena bercinta dengannya semalam. Dia tidak tahu Revaline menghabiskan tenaganya bersama pria lain.

Percintaan Andy dan Revaline hanya berlangsung singkat, hari berikutnya Yanuar membawa istrinya pulang ke Batam, dan menetap disana hingga 2 minggu. Andy merasa seperti orang hilang, dia merindukan Revaline, hanya saja dia menyadari Revaline milik orang lain, dan dia tidak ingin meneruskan hubungan yang penuh resiko itu. Revaline meskipun menikmati hubungan singkat dengan Andy, tetapi dia tidak bisa meneruskan permainan itu, masa depannya lebih penting dari sebuah hasrat yang menggebu, lagi pula nona Xi sudah mengklaim Andy adalah miliknya. Dia tidak ingin ribut dengan sahabatnya itu hanya masalah kekasih. Sepeninggal Revaline, Andy kembali fokus dengan rencana awalnya datang ke Singapura, studi pustaka. Baik Noba Xi ataupun Yulia kehilangan jejak pria itu. Andy menyelesaikan kajian pustaka di kampus Singapore Institute of Management (SIM) dan Singapore Management University (SMU) lebih cepat dari rencananya semula. Segera dia kembali ke Jakarta setelah itu.

...

Hidayat memperlihatkan sebuah kotak perhiasan kepada Realita. "Apa itu?" Realita heran. "Ini perhiasan yang kubelikan untuk Relina, tetapi dia menggadaikannya, baru sekarang barang ini bisa kutebus", Jelas Hidayat. Realita tidak begitu tertarik melihatnya. "Sayang...aku minta persetujuanmu?". Hidayat memeluk pinggang istrinya. Realita setelah melahirkan semakin cantik, tubuhnya padat dan sexy.

"Mengenai apa?" Realita berbalik menggantungkan kedua tangannya ke leher Hidayat. Suaminya itu selalu terbuka padanya dan meminta pendapatnya sebelum mengambil keputusan Meski ingatannya sudah kembali, Realita mencintai Hidayat dengan tulus. Dia suami yang baik dan perhatian. "Aku tak memiliki hadiah pernikahan yang pantas untuk Mr. Yanuar Abdullah dan istrinya, aku bermaksud memberikan perhiasan itu untuk mereka, kamu tidak keberatan kan?". Realita tersenyum. "Kenapa tidak? Lagipula barang itu bukan milikku?" Realita memeluknya. Hidayat seperti tersengat listrik ribuan watt, cara Realita memeluknya membuatnta selalu bergairah. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik jaketnya. Sebuah kalung cantik dengan permata berlian hitam. Hidayat mengalungkannya ke leher Realita. Perhiasaan itu sangat serasi di leher jenjang Realita. "Perhiasan ini milik almarhum ibuku, sekarang jadi milikmu", Realita memegang kalung permata itu menatap dirinya di cermin, Hidayat berdiri di belakangnya. Realita tersenyum memandang suaminya dari cermin dengan terharu. "Terima kasih, sayang...ini sangat indah!" Realita memberikan ciuman mesra ke bibir Hidayat. Seketika Hidayat menjadi bergairah. Hidayat membalas dengan ciuman yang dalam. Mereka larut dalam cinta yang menggairahkan. Tetapi kemesraan mereka menjadi buyar oleh tangisan si kembar.

...

Revaline tidak menemani suaminya Yanuar menemui mitra suaminya, ketika Yanuar mengadakan pertemuan di Bogor. Revaline memilih tinggal di Hotel, Revaline beralasan di Jakarta adalah rumahnya, dia hapal sudut jalan dimanapun, jadi Yanuar tidak perlu merasa takut kalau Revaline tidak bakalan tersesat. Dia tidak ingin menghabiskan waktu menunggu suaminya di kamar saja. "Aku ingin berbelanja", Revaline memberikan ciuman mesra ke Yanuar. Suaminya tak berdaya menolaknya. "Hati-hati jaga dirimu baik-baik", pesannya sebelum pergi. Revaline segera pergi ketika mobil suaminya meninggalkan hotel. Tetapi sebelum meninggalkan hotel ia malah melihat Andy di lobby hotel seperti menunggu seseorang. Andy memang menunggu Prof. Zain, dosen pembimbingnya. Andy melamun, dia teringat kembali satu hari yang menggairahkan bersama Revaline. Andy terkejut. Dia melompat dari kursinya. Revaline tiba-tiba berdiri di hadapannya seperti baru turun dari langit. Revaline tersenyum manis, senyum yang mirip dengan Realita. Dia menyambar Revaline kepelukannya. Dia lupa tujuannya bertemu Prof. Zain. Menit berikutnya dua orang itu menghabiskan waktu seharian di salah satu kamar di hotel itu.

Andy mencium tiap inci tubuh Revaline. Wanita ini memiliki postur tubuh yang sama dengan Realita. Dalam benak Andy Revaline adalah Realita. Dia seakan-akan bercinta dengan wanita yang sama. Saat itu ia tak peduli kalau Revaline bukan Realita. Yang ada adalah Revaline rasa Realita. Andy tidak tahu yang sebenarnya adalah Revaline sama dengan Relina.

Selama tiga hari Yanuar di Jakarta dan selama itu ia sibuk meeting dengan rekan bisnisnya. Tiga hari pula Andy dan Revaline bercinta. Tidak tanggung-tanggung Andy mengambil kamar berseberangan dengan Revaline. Dan begitu Yanuar pergi. Dua orang itu segera bergabung dengan penuh tenaga. Andy tidak pernah melakukan kegilaan seperti ini. Bercinta tak kenal waktu. Cinta gila. Penuh gairah dan memabukkan. Dua orang ini bercinta seperti kelaparan. Seperti takut kehilangan kesempatan.

Yanuar heran, setiap kali dia datang, dia menemukan istrinya Revaline tidur pulas tak bergerak. Ia tetap tertidur meski tubuhnya di goyang-goyangkan. Ia tetap tertidur pulas dan tak terbangun meskipun suaminya melampiaskan hasrat biologisnya. Keesokan harinya Revaline terbangun kaget dengan tubuh telanjangnya. Suaminya Yanuar tertidur pulas disisinya. Revaline jengkel. Entah mengapa tidak suka suaminya menyentuhnya.

Malamnya Yanuar mengajak istrinya dalam acara mengadiri dinner spesial bersama mitra bisnisnya dan juga sahabat lamanya dari Kalimantan. Revaline berdandan sangat cantik dengan gaun hitam panjang yang sangat indah. Leher jenjangngnya dihiasi perhiasan berlian yang sangat indah. Menambah kecantikan dan keangunannya sebagai seorang istri pengusaha kaya dari keluarga bangsawan Melayu Deli. Revaline tidak menyangka kalau nalam ini dia bakalan tak mampu berkutik dan berdiri dari tempat duduknya ketika mengetahui siapa tamu spesial itu.

Mitra bisnis yang ingin mereka temui malam ini adalah Tengku Hidayat dan istrinya Realita, mantan suaminya dan saudara kembar Revaline alias Relina.

Malam luar biasa, Revaline bukan hanya bertemu mantan suami dan kakak kandungnya yang menjadi musuh sejatinya. Relina juga bertemu ibu kandungnya Yasmin.

Di hotel yang berbeda, Hidayat bersiap menghadiri makan malam spesial bersama sahabat lamanya yang Yanuar Abdullah dan istrinya. Hidayat mengajak serta ibu mertuanya Yasmin dan kedua orang putra kembarnya, di dampingi 2 baby sitter. Mereka cukup kerepotan menjaga Arjuna dan Pandu, nama si kembar. Bayi-bayi itu sudah pandai mengoceh dan membolak- balikkan badannya. Selain itu Hidayat dan Realita membawa serta Rama dan Shinta. Hidayat menyewa apartemen besar yang memiliki 4 kamar besar, yang mampu menampung keluarga besarnya.