Chereads / Realita VS Relina / Chapter 14 - Mengandung 2 Kali Anaknya

Chapter 14 - Mengandung 2 Kali Anaknya

Andy menatap Revaline dengan wajah bersalah. Meskipun dia sangat menyukai Revaline dan tergila-gila padanya. Tetapi ia tak ingin terjebak ke dalam hubungan tak wajar bersama Revaline.. Sementara Revaline sendiri tak ingin berhubungan serius dengan Andy. "Aku sudh menikah", Andy mengaku. "Menikah!! menikah!" Revaline tak percaya. Andy mengangguk. "Secepat itu? kenapa? Dengan siaapa?!" I tak menyangka Andy bisa menikahi orang lain. Bagaimana ini bisa terjadi. Baru saja ia ingin memutuskan akan bersama Andy demi bayinya. Tapi Andy malah menikahi orang lain. Ia terlambat mengambil sikap. Wanita lain telah mendahuluinya. Tubuh Revaline menggigil seperti jelly. Ia kehilangan kesadaran. Andy terkejut. Segera saja ia melarikannya ke rumah sakit. Hasilnya membuatnya serasa mati berdiri. Revaline terbaring tanpa daya. Kehamilannya membuatnya tak berdaya. Dia mengidam. Muntah-muntah.

"This is your Baby!', Andy pusing dua orang wanita mengandung anaknya. Ia harus bagaimana? Andy terpaksa membawanya pulang ke apartemennya untuk sementara.

Nona Xi yang berganti nama menjadi Shiza, artinya

Hadiah pemberian Tuhan yang membawa kebahagiaan dan keberuntungan. Nama itu di berikan Andy untuknya. Xi atau Shiza

memutuskan meninggalkan kehidupan lamanya yang glamor. Sekarang ibu rumah tangga yang menjalani kehidupannya secara normal. Melakukan kegiatan rumah tangga sendiri. Berbeda dengan kehidupannya yang dulu, semua aktivitas rumah tangga dilakukan asisten rumah tangga. Ia seorang nona muda yang kaya, terkenal dan suka pesta.

Sekarang dia sudah menjadi wanita yang berbeda. Andy membawanya ke rumah yang lebih besar dari apartemennya. Kedua anak Andy malah sudah mengenalnya sebagai ibu sambung barunya. Shiza tidak keberatan dengan anak tersebut. Ia sendiri pecinta anak-anak. Ia meminta kedua anak itu tinggal bersamanya di Jakarta. Rama dan Shinta menyukainya, hanya saja. ibu tirinya itu belum fasih berbahasa Indonesia. "Lucu ya kak, mama baru kita ngomongnya seperti kak ross ipin dan upin hihihi", Shinta tertawa geli kalau mendengar Shiza bicara bahasa Melayu campur bahasa Inggris. Rama menanggapinya dengan tertawa. Ia senang bakal punya adik baru lagi. Dia bakal punya banyak adik yang akan lahir, ibunya Realita juga sedang hamil. Dan adik lain juga bakal lahir dari seseorang yang dulu di kenalnya sebagai ibu palsunya.

Sungguh beda punya ibu sambung dengan ibu palsu.

Ibu sambungnya ini sangat penyayang dan perhatian.

Dua anak ini tidak menyadari bahwa ibu palsu mereka sangat dekat dengan mereka. Bahkan Andy tidak bisa mengenalinya. Wanita yang dulu menyakiti kelurganya sangat dekat dengannya. Bahkan mengandung 2 kali anaknya.

Revaline tidak ingin menghinakan dirinya mengharapkan hubungan terlarangnya di teruskan. Cukup Andy merasa bersalah dan tak tenang dengan pernyataan yang menyakitkan darinya. "Bila kamu tidak ingin bersamaku lagi, kamu bisa pergi bersama wanita itu, karena tak mungkin bayi ini lahir tanpa dikehendaki ayah biologisnya". Andy kalang kabut. Revaline bermaksud menggugurkan kandungannya. Dia yakin Revaline serius dengan kata-katanya. Andy seperti terbelenggu rantai baja di kakinya. Tak mampu keluar dari sisi membingungkan bersama Revaline. Wanita ini mengurung kebebasannya untuk memilih. Dia tak ingin bayi tak berdosa itu meninggal sebelum dilahirkan. Bayi itu anaknya. Usianya sudah 12 Minggu. Dia harus bagaimana?

Andy tercenung. Dia tak pulang ke rumahnya menemui istri dan kedua anaknya, padahal Shiza sudah memasak makan malam untuk mereka berempat.

Andy menemui Revaline di rumahnya.

Revaline tersenyum dalam hati. Dia pernah tinggal berbulan-bulan bersama Andy sebagai istri palsunya. Dia nengenal Andy dengan baik. Andy punya kelemahan. Dia penyayang anak-anak. Tidak mungkin Andy membiarkan Revaline membuang janinnya. Andy tidak bisa mengambil keputusan yang tegas.

Sesuai dengan prediksinya Andy akan datang. Dengan santai dia memasak makanan yang biasa di masak Realita untuknya. Dia mendapatkan catatan menu Realita di rumahnya yang dulu dan menyalinnya di buku hariannya.

Dan ketika Andy datang ke rumah Revaline, dia mencium bau khas masakan kesukaannya. Pepes ikan pipih. Andy seperti berada di suatu tempat yang dia kenal. Andy merasa rendezvous. "Ada apa kenari?" Tanya Revaline dingin, ia pura-pura tidak mengerti kondiisi Andy. Ia berhasil membawa Andy datang ke rumahnya tanpa paksaan. "Aku...aku lapar!" Andy mencari alasan. Ia terhipnotis menatap Revaline yang berdandan sederhana dengan daster batik rumahan. Ini pertama kalinya ia melihat Revaline berpakaian seperti wanita biasa, wanita yang lemah dan patut dilindungi. "Masuklah!" Revaline melebarkan pintu rumahnya membiarkan Andy masuk.

Sementara itu Yanuar tidak menemukan istrinya di rumah yang dibelikannya untuk Revaline di Jakarta. Revaline bermalam di rumahnya sendiri, rumah kecil sederhana hasil penjualan rumah Realita di Kalimantan, Revaline menyisihkan hasil penjualan rumah itu dan membeli rumah ini tanpa sepengetahuan Andy.

"Aku mengungsi ke Bandung, Jakarta banjir. Aku takut!" Pesan Revaline di pintu kulkas untuk Yanuar. Revaline yakin Yanuar bakalan pulang dan mencarinya. Memang Yanuar menempuh waktu 4 jam dari bandara menuju Cempaka putih rumahnya. Dan salahnya dia datang tanpa konfirmasi sebelumnya ke Revaline. Tapi Revaline dimana? Ponselnya mati. Semalaman Yanuar tidak bisa tidur tenang. Hujan tak berhenti, banjir juga semakin tinggi. Dini hari, ponselnya menerima jawaban dari Revaline. "Tidurlah. Besok aku pulang!" Yanuar lega. Revaline juga tidak mungkin pulang saat begini.

Sementara itu, Shiza menerima pesan yang sama dari Andy. Shiza lega suaminya baik-baik saja. Meski begitu hatinya merasa tidak enak. Entahlah. Dia tahu kenapa.

Di rumah kecil milik Revaline. Andy terharu, Revaline bersedia berubah dan tinggal di rumah yang kecil dan sederhana. Tapi dia tidak bisa meninggalkan Shiza, pengorbanannya sungguh luar biasa. Dia bersedia meninggalkan kemewahan dan ketenaran untuk hidup bersamanya menjadi ibu rumah tangga, bahkan Shiza bisa menerima kedua anaknya dengan penuh cinta.

Shiza tertidur bersama Rama dan Shinta di kamarnya. Sedangkan Andy terbuai dalam permainan cinta Revaline. Di saat hujan lebat melanda kota Jakarta dan sekitarnya. Pasangan ini tertidur lelap berpelukan tanpa busana.

Realita membalik-balikkan ikan biawan asin hasil di tengah terik matahari. Ibunya Yasmin berlari menghampirinya. "Untuk apa kamu melakukan itu, ingat kamu sedang hamil!" Ibunya memsksa Realita berteduh. Realita harus diawasi. Kaki dan tangannya tak bisa diam. Dia terus bergerak melakukan banyak hal pekerjaan rumah. Padahal Hidayat telah mengerjakan 2 orang asisten rumah tangga di rumah mereka. Satu orang untuk pekerjaan dapur, dan yang lainnya membersihkan seluruh area rumah dan halaman. Ketika pekerjaan rutinnya di rebut para asisten itu. Realita mengambil pekerjaan lainnya, memelihara ikan hias, berkebun dan mengurus bunga anggreknya. Ia merasa tersiksa menjadi pengangguran.

Hidayat tertawa geli mendengar laporan ibu mertuanya tentang kelakuan istrinya. " Tuh lihat wajahmu jadi gelap, kebanyakan berjemur matahari!" ibunya mengomel.

Realita seperti dirinya tak bisa diam, senang bekerja keras dan kasar. Tapi sikapnya sangat lembut dan sopan.

Ibunya Yasmin, akhirnya mendatangkan guru les menjahit setiap hari Senin dan Rabu. Sehingga tangan dan kakinya digunakan tidak lagi meakikan pekerjaan kasar. Realita lupa kalau dia istri seorang bos besar.

Ibunya juga memanggil guru senam hamil untuknya setiap Minggu. Agar ia tidak mengalami masalah kehamilan. Ini kehamilan Realita yang keempat untuk anak kelima. Dia terlihat sehat dan segar. Hamil anak kelima bukan masalah baginya untuk mengerjakan kegiatan rumah tangga. Ia sangat senang dengan kegiatannya itu..

Hidayat menggendong Realita ke kamar ketika ibu mertuanya membawa si kembar ke rumahnya. Yasmin akan menidurkan kedua bayi itu di rumahnya. Bayi-bayi itu sudah bisa merangkak. Realita kewalahan menjaganya. Yasmin ditemani Susi, merawat kedua bayii itu. Setelah Rama dan Shinta memutuskan tinggal dengan ayahnya, Yasmin merasa kesepian.

Hidayat mencium ujung rambut Realita. Ia kehabisan kata-kata membujuk istrinya untuk tidak membuat ikan asin lagi.

"Sebenarnya kamu tak perlu melakukan itu, kamu bisa melakukan hal lain yang ku suka, dan bisa membuat kita bahagia!" Realita terkekeh mendengar kalinat bersayap suaminya. Pasangan itu memeluk satu sama lain.dengan erat. Menyatukan hati dan pikiran mereka dengan tenang.

"Aku tak menyangka menikahi seorang wanita yang membuatku bahagia", Realita terharu, ia mencium Hidayat dengan lembut. Hidayat mengusap wajah istrinya yang gelap karena sengatan matahari. "Tapi melihatmu terbakar begini, kenapa hatiku terasa sakit".

"Kenapa bisa begitu?" tanya Realita lugu. "Orang berpikir aku tak bisa menjagamu dengan baik",

"Jangan pikirkan perkataan orang lain", Realita mencium tipis bibir suaminya ."Aku tak bisa!" Kata Hidayat sedih.

"Terus gimana ?! Realita bingung. Ia tak bisa di larang.

"Begini saja, bisakah kamu menjadi sekretarisku, Yolanda berhenti kerja marena menikah".

"Aku bisa apa? Aku tak pernah kerja kantor", Realita berkata jujur. Hidayat tertawa." Mudah saja, kamu cukup duduk di sampingku, mencatat semua janji dan membuat jadwal acaraku setiap hari!" Hidayat berkata santai. "Apa Yolanda melakukan itu?"

"Maksudmu?" Hidayat bingung. 'Duduk di sampingmu?" Realita berpura-pura cemburu. Hidayat kalang kabut. "Tidak seperti itu!" Realita tertawa. Ia senang melihat wajah suaminya bingung begitu.

Hidayat menggigit kuping Realita menumpahkan kekesalannya.

"Bantu aku menemukan Relina!" wajah Realita sayu memohon.

"Tak perlu di cari, dia dekat dengan kita!" Jawab Hidayat sambil menerawanh.

"Maksudmu?" Realita bingung.

"Ibu tahu dimana dia".

"Ibu? Realita kaget. Hidayat menggerakkan alisnya mengiyakan.

"Tahu darimana?"

"Relina sering menelpon ibu!"

"Tahu darimana?" Realita penasaran. "CCTV!"

"Kamu mengawasi ibu?"

"Tidak!Relina mengawasi kita lewat ibu, dia selalu memantau kita! Jangan khawatir suatu saat dia kembali!" Hidayat optimis.

Benar saja, Revaline bersama suaminya sedang menuju rumah mereka.