Chereads / Realita VS Relina / Chapter 3 - Aku Ingin Bercerai

Chapter 3 - Aku Ingin Bercerai

Perubahan Realita semakin dratis dia sudah semakin menjadi orang lain yang tidak pernah di kenal Andy. Dia sudah semakin asyik dengan dunia barunya. Dunia sosialita ibukota. Teman-teman baru, para seleb, orang kaya dan pejabat. Setiap hari dia asyik dengan kegiatan di luar rumah hingga larut malam melupakan rumah tangganya, suami dan anak-anak. Realita yang sekarang bukanlah seorang wanita yang lugu, wanita rumahan, sederhana dan penuh kasih sayang serta menghargai suaminya. Andy merasa kehilangan. Istrinya ada di sisinya tetapi terasa jauh dan asing.

Tak ayal lagi, mereka akhirnya sering bertengkar. Dan setiap kali Realita kabur menginap di rumah temannya atau di hotel.

Tanpa Andy ketahui, Realita sudah memiliki kekasih lain, seorang pria kaya pejabat di sebuah instansi pemerintah. Bagi Realita, Andi bukankah lagi tujuan. perjalanan hidupnya. Andy hanya batu loncatan menjadi wanita kaya dari harta milik saudarinya.

Malam itu, Shinta demam, dia hanya di temani Rama dan pengasuhnya. Realita entah dimana ponselnya tidak aktif, Andy di kampus ujian semester dan pulang kemalaman karena hujan lebat dan banjir. Andy hanya naik sepeda motor ke kampus supaya bisa menghindari macet. Ternyata hari itu dia sedang apes, sepeda motornya mogok akibat banjir. Dia hanya bisa mendorong sepeda motor hingga sampai ke rumah hingga larut malam.

Sesampainya di rumah di dapatinya Rama yang sedang menangis di depan pintu rumah menyambut papanya. Shinta panas tinggi. Dengan menyewa bajaj Andy membawanya ke rumah sakit. Opname. Andy meminta ibunya datang mengurus anak-anaknya. Realita pulang dua hari kemudian tanpa rasa bersalah. Ketika dia bertemu ibu mertuanya di rumah sakit. Ibu mertuanya yang kesal terhadapnya, menceramahinya habis-habisan. "Kamu harus sadar, sadar kamu seorang ibu, anak-anakmu memerlukan perhatianmu, walaupun kamu bertengkar dengan Andy bukan berarti kamu mengabaikan anak-anak!" mertuanya emosi. Realita menanggapi dengan santai. "Ibu sudah selesai", jawab Realita cuek. "Kamu!" Wajah orang tua itu menjadi panas menahan amarah. Air matanya mengalir karena kesal. Realita berdiri melihat Shinta sebentar. Tanpa berkata ia keluar dari ruang perawatan, meninggalkan mertuanya yang menangis.

Di depan pintu ia bertemu dengan Andy dari apotik. "Mau kemana?" tangannya mencekal tangannya mencegahnya pergi. "Lepaskan!" Realita menarik tangannya dari cengkraman Andy yang bertindak kasar karena kesal. Andy sadar, Realita tidak bisa dikasari. Sikap Andy melunak. "Kita bicara!" Realita mengangkat alisnya. "Oke!" Dia berjalan dengan anggun mengikuti langkah Andy menuju Kafe rumah sakit.

Mereka mengambil meja di sudut kafe. "Realita....aku minta maaf tadi berbuat kasar padamu", Andy memegang tangan istrinya. Realita menarik tangannya. Dia tak peduli dengan penyesalan Andy. Dia menguap dengan keras. Mengagetkan Andy. Realita dulu tak pernah menguap seperti itu. Dia selalu menegur Andy bila menguap. "Mulutnya di tutup kalo lagi menguap, nanti setannya masuk!" Katanya mengingatkan.

Andy terdiam. Benarkah ini istrinya Realita istrinya? Mengapa dia berubah begini? Andy menarik nafas berat. Sungguh dia sangat bingung. "Aku ingin bercerai!" kara Realita tiba-tiba. Andy seperti di sambar geledek. Tak percaya dengan pendengarannya. "APA!?" Realita membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah dokumen dari pengadilan. Andy terperangah. Mulutnya terbuka lebar. Realita berdiri. "Tanda tangani!" Katanya sembari meninggalkan meja kafe. Andy mengajarnya. "Tapi kenapa?!"Andy masih tak percaya, tangannya mengibaskan dokumen itu. "Apa maumu? Kenapa kamu bisa begitu?" Dia mengejar Realita dengan banyak pertanyaan. " Bukankah sudah jelas?" Realita tersenyum manis. Tapi senyumnya bagi Andy terlihat kejam dan mengerikan. Realita melangkah pergi. "Oya! Realita berhenti melangkah dan berbalik menghadap Andy yang masih termangu. "Aku ingin kalian semua pergi dari rumah itu! Rumah itu milikku!" Realita berbalik meninggalkan Andy dengan seribu pertanyaan di kepalanya.

....

Di gubuk milik Hidayat, dia terkejut menemukan Relina sholat dengan peralatan seadanya di kamar. Relina tak pernah sholat sebelumnya. Hidayat terharu. Dia berlari ke kebun dan menangis sesugukan. Tak menyangka Relina berubah semakin baik. Ia bersyukur melihat perubahan istrinya. Sungguh kebahagiaannya tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Hidayat sujud di tanah kering. Air matanya jatuh membasahi tanah.

Realita berjalan keluar.ruimah. Dia melihat Hidayat sujud di tanah. Realita menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Tangannya menepuk bahu Hidayat. Pria itu terkejut melihat Relina berada di disisinya. Hidayat memeluknya dengan terharu. Relina terdiam. Bingung. Ia tak tahu perasaan apa yang muncul di benaknya. Perasaan aneh penuh. Tetapi Relina sadar, dia telah mengabaikan suaminya begitu lama. Ia membiarkan Hidayat memeluk tubuhnya erat dan hangat. Memberinya ciuman di bibir penuh cinta kasih. Relina mencoba mengingat momen apa yang pernah dimilikinya bersama Hidayat. Tetapi gagal. Pikiran Relina kosong. Ia seperti tubuh kosong tanpa semangat dan angan-angan. Tangannya dingin bagai es. Hidayat mengangkat tubuh Relina dengan kedua tangannya. Bulan madu mereka di mulai sejak hari itu. Penuh ketenangan dalam keheningan malam di bawah lentera dengan minyak damar. Syahdu dan penuh gelora asmara yang telah lama terlupakan. Relina menikmati setiap kecupan yang di berikan Hidayat. Pria itu meski pekerja keras dan kasar, dia lembut penuh kasih. Relina terbuai alunan nafas cinta suaminya.

Kesalahan terjadi tanpa seorangpun menyadarinya. Ketika mereka tahu yang sebenarnya, segalanya sudah terlambat.

...

Perceraian Realita dan Andy tidak memerlukan proses waktu yang lama, Realita membayar pengacara mahal untuk urusannya perceraiannya ini. Andy memboyong anak-anaknya ke apartemen kecil. Realita mengusir mereka semua. Karena Andy mengalami kesulitan mengurus kedua anaknya, ibunya membawa anak-anak malang itu pulang ke Kalimantan.

Berbekal surat keterangan dokter bahwa dirinya amnesia akibat kecelakaan dan surat keterangan kepemilikan penitipan surat di safe deposit box, Realita datang ke bank setempat dimana surat berharga peninggalan ayahnya itu di simpan. Sayang sekali, Realita kalah cepat dari Andy. Realita menarik nafas geram penuh dendam pada Andy. Berani-beraninya Andy mengambil surat berharga milik ayahnya.

Realita kesal setengah mati. Ia harus mencari Andy. Tapi dimana Andy sekarang? Realita kehilangan jejak Andy. Ponselnya sudah berganti nomor. Agaknya pria itu menjadi patah hati dan menghindar darinya.

Karena masalah rumah tangganya yang kacau, Andy tidak pernah fokus dengan kuliahnya bahkan Andy berhenti bekerja dari PNS. Realita kehilangan jejak Andy.

Relina alias Realita palsu tidak pernah menyelidiki kehidupan Andy secara detil. Dia tidak pernah tahu alamat Andy selain rumah yang ditempatinya bersama Realita, itupun sudah dijualnya. Sedang rumah mertua Realita berada jauh di Kaltara. Apa mungkin Andy tinggal di rumah ibunya . Andy tidak lagi tinggal di apartemennya lagi di Jakarta. Semenjak kedua anaknya dibawa ibunya ke Bulungan, Kaltara. Andy selalu berpindah tempat.

....

Sementara itu di sebuah hotel bintang 5 di Samarinda.

Kecurigaan Andy bahwa Realita istrinya sekarang adalah palsu, menguatkan Andy untuk menyelidiki sosok mantan istrinya itu. Ia bergegas kembali ke Samarinda, mencari dokumen yang pernah di titipkan ayahnya mertuanya di bank.

Dugaan Andy ternyata benar. Dokumen dalam deposit box itu bukan hanya berisi surat tanah dan rumah lain yang diwarisi Realita, tetapi juga berisi dokumen surat lainnya, yakni salinan akte kelahiran, bukan hanya satu tapi 2, satu akte milik Realita dan yang kedua milik Relina. Mereka kembar. Andy terkejut. Matanya serasa mau copot memandang akte di tangannya. Jika yang bersama dirinya ini Relina, lalu dimana Realita ?

Ada surat lain yang terlampir di dokumen itu, yakni salinan akte cerai ayah dengan ibu kandung Realita, namanya Yasmin.

Andy memperbanyak salinan surat-surat itu dan menyimpannya ke bank lain. Dia yakin, Relina bakal mencari surat-surat berharga itu untuk memperkaya dirinya.

Relina sudah berhasil rnengambil dan penjualan rumah Realita dan membeli rumah di Jakarta. Dia tidak akan puas hanya menguasai itu saja. Wanita serakah itu pasti akan berbuat lebih jahat lagi. Andy merinding. Jangan-jangan kecelakaan mobil itu hasil kejahatan Relina! Apa yang terjadi dengan Realita? Dimana dia sekarang? Relina pasti telah menculik dan menyembunyikan Realita di suatu tempat. Wanita itu monster. Dia sangat keji dan mengerikan. Sangat mengerikan.

Andy meminta hasil penyelidikan atas kecelakaan mobil yang menimpa istri dan anak-anaknya dari kepolisian. Hasilnya, sabotase. Mobil itu sengaja di rusak seseorang agar penggunanya celaka. Astagfirullah.

Andy kembali merinding

Wanita itu penjahat. Ia berencana membunuh seluruh keluarganya. Andy mengepalkan tinjunya ke lantai hingga tangannya membiru. Selama ini telah tinggal bersama seorang psikopat. Wanita kejam itu hampir membunuh seluruh keluarganya.

Sebelum terlambat, dia harus segera bertindak cepat. Andy pergi ke kantor polisi melaporkan penculikan istrinya Realita.

.....

Di hotel lain, Relina menyewa pengacara membuat tuntutan atas pencurian surat berharga miliknya. Pencurinya adalah Andy mantan suaminya.

Sebelum surat itu di kirim kepolisian, Relina mendapat pesan dari seorang mata-matanya di kepolisian. Andy sudah melapor kehilangan dan penculikan terhadap istrnya Realita.

Relina terkejut. Andy sudah tahu. Siapa yang memberitahunya? Amir? Dia sudah mati ! Lalu darimana ia tahu?

Relina pusing. Ia harus berhati-hati. Setelah pengacaranya pergi. Relina chek out dari hotel tempatnya menginap. Ia pergi mengunjungi ibunya di Kutim. Sudah 2 tahun ia tak pernah mengunjungi ibunya.

Ibunya Yasmin gembira. Ia sangat merindukan anaknya itu. "Bagaimana, apa kamu berhasil menemui kakakmu?"' tanya ibunya penuh harap."Realita sudah mati!" Jawabnya ketus. Ibunya terhenyak. Ua tak percaya ucapan Relina. Ibunya tidak mengerti, Relina sangat membenci kakaknya, Realita.

...

Di tepi hutan.

Relina pingsan. Hidayat panik. Ia tak tahu kenapa istrinya tiba-tiba jatuh pingsan. Hidayat pergi menjemput bidan desa dengan naik sepeda ontel miliknya. Dia kembali lagi ke rumah dengan mobil pick up bersama bidan desa. Sepedanya di bak belakang. Ban sepedanya pecah.

Bidan desa memeriksa Relina. Dia tersenyum penuh arti. "Istri bapak tidak apa-apa. Dia sehat. Tetapi..."

"Tetapi apa bu?" Hidayat tak sabar.

Bidan Hartati tersenyum. " Istri bapak hamil, umur janinnya 4 minggu". Hidayat tertegun. Relina hamil. Keajaiban apa ini? Relina mengalami masalah ketika melahirkan putra pertama mereka, dan ia di vonis tidak bisa hamil lagi. Bagaimana ini bisa terjadi? Jangan-jangan laporan itu salah Hidayat tak tahu harus berkata apa? Antara bingung atau bahagia. Tetapi akhirnya Hidayat tersenyum, kebahagiaan menyelimuti hatinya

Mulai sekarang dia harus menjaga Relina. Tanpa pikir panjang lagi, dia membawa Relina pindah ke rumah barunya. Rumah yang di beli dari hasil jerih payahnya selama 2 tahun. Rumah yang tidak pernah diketahui oleh Relina istrinya yang asli

.....

Sore harinya, anak buah Relina datang menyelidiki rumah itu. Pagar dan pintu tumah itu terkunci. Tidak ada tanda-tanda ada orang di tempat itu. Rumah itu kosong. Penghuninya telah pergi.

Di Sangatta, Kutim.

Relina membanting semua piring ke meja. Ia sangat marah menerima laporan anak buahnya Sekarang ia kehilangan jejak Hidayat dan Realita kakaknya.

Di Kapolresta Samarinda.

Amir yang sudah sembuh dan mendapatkan suaranya. Menyampaikan penyesalannya dan menyerahkan diri atas keterlibatannya dalam sebuah kecelakaan mobil di gunung Lipan Samarinda.