Realita memandangi kedua bayinya yang tertidur pulas, ia memilih merawat sendiri kedua bayi itu, meski Hidayat menyiapkan dua baby sitter untuk menjaga dan mengasuhnya. Hidayat berdiri di samping istrinya, belum pernah ia merasakan kebahagiaan seperti ini, hidupnya serasa lengkap. Ia menarik Realita duduk di sofa bersamanya. Ia menggenggam tangan kedua tangan istrinya. Realita merasakan kehangatan dari tangan Hidayat, rasa lelah dan sakitnya hilang setelah operasi melahirkan. Hidayat meletakkan tangan Realita ke bibirnya untuk dicium."Hanya kamu yang bisa membuatku bahagia seperti ini, kamu dan anak-anak adalah prioritas hidupku sekarang", Realita tersenyum lembut. Hidayat memeluk Realita, hari ini dia harus menyesuaikan diri dengan identitas baru sebagai seorang ayah. Hidayat mendekati kedua bayinya, mengendong kedua bayi mungilnya. Kedua bayi itu tetap tertidur nyenyak meski diangkat dari boxnya.
Malam itu, Realita menemukan Hidayat tertidur di sisi ranjang dengan kepala berpangku kedua tangannya. Realita membangunkannya, Hidayat berpindah posisi berbaring di sisi Realita. Mereka berbagi tempat tidur di rumah sakit itu. Yasmin tersenyum melihat anak dsn menantunya tertidur sambil berpelukan. Dia menyaksikan pernikahan dua orang anaknya dengan laki-laki yang sama. Hidayat lebih tenteram dan bahagia bersama Realita dibandingkan ketika Hidayat berumah tangga dengan Relina dulu. Mereka selalu bertengkar dengan setiap masalah yang di buat Relina. Air mata Yasmin mengalir. Hidupnya menjadi lebih bersemangat, 4 orang cucu sudah menghiasi hidupnya. Tetapi di dalam hati kecilnya ia tetap merindukan seorang anaknya lagi, Relina
Begitulah hati seorang ibu, tidak mungkin mampu membuang darah dagingnya sendiri. Sebersalah apapun Relina, wanita itu tetaplah anak kesayangannya. Yasmin menutup pintu rawat inap itu. Malam ini cucunya yang lain Rama dan Shinta menunggunya mereka penginap di rumah Hidayat, menunggu kabar berita dari neneknya tentang adik kembar mereka yang lucu.
Di lapangan parkir, ponselnya berdering, dari Relina. Seperti telepati, perasaan hati ibu dan anak ini tersambung satu sama lain. Relina tidak sabar bercerita tentang pernikahannya yang mewah kepada ibunya. Seseorang akan mampu memendam deritanya, tetapi tidak akan bisa menyimpan kebahagiaannya. Begitulah Relina, dia tidak punya teman curhat yang bisa mendengarkan perasaannya yang bahagia selain kepada ibunya sendiri. Relina biasa menceritakan apa saja yang membuatnya bahagia kepada ibunya, tetapi ia merahasiakan perilaku buruknya di depan ibunya. Relina tidak menceritakan kalau ia telah melakukan operasi plastik untuk merubah penampilannya, dalam hal ini ia pandai menyimpan rahasianya. Ia berencana merahasiakan jati dirinya yang baru kepada ibunya.
"Bu, aku sudah menikah!" Relina memberi kabar bahagia, tetapi ibunya Yasmin menanggapinya dengan dingin. "Oya! Selamat", suara Yasmin datar, tetapi sebenarnya hatinya cukup gembira, dengan begitu ia rak perlu cemas memikirkan Relina di tempat pelariannya.
"Ibu tidak gembira aku menikah!" Relina ingin merajuk, tetapi ia sadar ibunya sangat marah dengannya. "Hmmm!" Yasmin mendehem. Relina sedikit takut. Sebenarnnya ia tetaplah anak yang baik bagi ibunya, ia masih takut kalau ibunya marah dan menyumpahinya, ia takut kualat. "Bu doakan aku ya?" Relina agak sedih. Yasmin hampir menangis, ia bisa menahannya. "Iya!" jawabnya singkat. Air mata Yasmin mengalir di pipi wajahnya yang kurus. Ia tak tahu harus bahagia atau berduka karenanya. Hatinya sakit. "Bu....bagaimana Realita?" Relina masih kepo dengan Realita dan Hidayat. "Dia baru saja melahirkan!" ibunya tak bisa berbohong. "Oya!!" Relina kaget, Iri. Ia tak suka dengan berita itu. Dia masih mencintai Hidayat. Andai ia tahu Hidayat sekarang ini kaya raya, dia rela membuang Yanuar Abdullah suaminya itu dengan menukarnya dengan Hidayat. Tapi ketika itu diketahuinya, Hidayat bukanlah pria yang bisa didekatinya lagi seperti dulu.
Bagi Relina, Hidayat adalah suami terbaiknya. Hidayat dulu menerima dirinya apa adanya. Sekalipun dia berulah hingga membuat Hidayat bangkrut. Ia merindukan Hidayat, merindukan kejantanannya. Relina menggenggam jarinya hingga putih. Dengan Yanuar hasratnya masih tak tersalurkan.
...
Sementara itu Andy menitipkan kedua putranya Rama dan Shinta ke Yasmin, mantan mertuanya. Realita masih di rawat di rumah dakit untuk prnyembuhan paska mrlahirksn. Andy berwngkat kr Singapura study pustaka untuk penelitian thesis tugas akhir kuliahnya. Ia belajar disana selama satu bulan menginap di apartemen yang sama dengan Relina.
Sementara itu, Nona Xi, sahabat baik Revaline mengadakan private party di cafe and restorant apartermen itu, ia mengundang club elitnya berjumlah 9 orang. Party itu dalam rangka ucapan selamat atas pernikahan Revaline dan Yanuar Abdullah. Tentu saja Yanuar tidak di undang di pesta itu, pesta itu khusus untuk para ladies. 9 Orang teman-teman Ravaline itu bukanlah orang sembarangan, mereka adalah Nona Rosaline pengusaha muda wanita yang cukup sukses, asal Filipina, Nona Xi penyanyi selebriti Singapura, Nyonya Leonora, pengusaha dari Thailand, Nona Julia wanita kaya bersuamikan Amerika, Nona Sandra White wanita cantik putri seorang konglomerat, Nona Monica penyanyi yang baru naik daun, Roberta, wanita transgender dari Korea, Linda pengusaha dari Indonesia. Mereka semua lebih muda dari Revaline. Tetapi dengan penampilan barunya, Revaline jauh lebih muda 10 tahun dari umur aslinya.
Revaline sangat pandai memilih pertemanan. Sebelum masuk ke club elit itu, ia sengaja sekolah kepribadian John Robert Powell, untuk meningkatkan kualitas keribadian dan pergaulannya, di samping itu ia juga mengambil olah raga golf, menjadikan dirinya lebih berreforma.
Andy yang sedang lapar dan ingin mencari restoran untuk makan malamnya kesasar ke tempat itu. Karyawan kafe itu ingin meminta Andy keluar dari kafe tersebut karena tempat itu telah di booking
"sorry, we are closed for public. now, it's private party!." kata karyawan kafe ke Andy. Nona Xi melihat ke pintu seseorang hampir di usir dari tempat itu. Orang Indonesia! Nona Xi mengetahui bangsa seseorang dengan hanya melihat wajahnya. Wajah Andy sangat tampan, rugi disia-siakan segera ke pintu, mencegah Andy pergi. Nona Xi mendekati karyawan itu, " Tidak apa! Dia juga tamu undangan", kata nona Xi dalam bahasa Mandarin. Karyawan itu mengengguk. Nona Xi tersenyum manis ke Andy, dan mempersilahkan masuk dan memberinya tempat duduk di meja yang berbeda. Dia meminta pelayan menyediakan makanan khusus untuk Andy. Teman-temannya kaget. Mereka mengira Nona Xi membawa pacarnya. "No. Dia hanya tenan!" Wajah nona Xi bersemu merah. Teman-temannya tidak percaya. Mereka tahu nona Xi selalu berganti-ganti pacar.
Revaline saat itu sedang ke toilet, dia tidak tahu kalau nona Xi menambahkan daftar tamu pria khusus dirinya sendiri. Nona Xi mengenalkan teman-temannya ke Andy. Pria itu agak canggung salah masuk tempat itu. "Maaf salah salah...". "Oh tidak apa-apa...don't worry..aku senang kamu datang!" Nona Xi cepat-cepat memotong ucapan Andy. Dia tak ingin mengatakan kalau dia salah masuk restoran. Dia senang teman-temannya beranggapan kalau Andy adalah pacarnya. Kebetulan dia lagi jomblo. Ia malu kalau di bilang wanita pengangguran pria. Lampu restoran itu agak remang-remang, Revaline tidak bisa mengenali orang dari jauh. Begitu dekat. Andy! Revaline berteriak dalam hati. Seketika tubuhnya lemah seakan tanpa tulang. Terjatuh di lantai. Teman-temannya kaget tetapi langsung menertawakannya. "Penyakit penganten baru!" kata mereka serempak.
Andy memapah Revaline yang terjatuh duduk di lantai. Dia membantu wanita itu duduk di kursinya. " Reva..are you ok?" Nona Xi memegang tangan Revaline yang dingin seperti es, Wajahnya pucat seperti kertas. Revaline mengangguk lemah. Revaline sangat gugup. Dia mencuri pandang ke Andy. Andy tak menyadari sedang bersama siapa. Teman-teman Revaline meminta maaf telah menertawakannya tadi. Sepertinya Revaline jatuh sakit. Tubuhnya gemetar. Andy melepas jaketnya dan meletakkan ke bahu Revaline. Rosaline menggosokkan tangan Revaline dengan minyak kayu putih yang diberikan karyawan resto. "Kamu sepertinya masuk angin", Julia memberi Revaline anggur merah. Revaline meminumnya seteguk. Badannya terasa hangat kembali. Dia sudah bisa menenangkan diri. Andy tidak mengenalinya. Hatinya tenang sekarang. 'Semua baik-baik saja, selamat. Andy tak mengenaliku'. Batin Revaline. Ia menarik nafas perlahan dengan tenang. Ia bisa mengendalikan diri dengan cepat. Perlahan wajahnya merona kembali. Tangannya sudah tidak. dingin lagi. Senyumnya mengembang manis. Andy terkejut dalam hati. Senyum itu. Seseorang memiliki senyum seperti itu. Revaline memiliki kemiripan dengan Realita. Sebentar dulu. Andy berfikir, dia seperti Realita atau Relina? Andy menggelengkan kepalanya. Revaline memang mirip keduanya. Tetapi Revaline jauh lebih muda. Andy jadi teringat kembali Realita. Dia sudah jadi milik orang lain. Hati Andy kembali sakit.
"Reva...apa party kita bisa diteruskan?" Roberta bertanya, suaranya di oleh lembut, tidak jelas suaranya seperti pria atau wanita. "Tentu saja, Why not?" Revaline tersenyum. menampakkan giginya yang putih rapi seperti porselin. Andy berbalik ke Revaline. Suara itu! Suaranya mirip juga. Tapi barisan gigi sempurna Revaline membuat pemilik wajah itu berbeda dari kedua wanita kembar itu.
Revaline menyadarii perasaan Andy. Ia merubah sikapnya. "Kalian telah berkorban membuat acara ini, jadi jangan di sia-siakan", katanya dengan suara yang lembut dan merdu. Sekarang suaranya berbeda dari Relina atau Realita. Andy mengusap telinganya. Telinganya salah dengat. Dia pasti berhalusinasi. Andy mengeluh dalam hati. Dia gagal move on.
Para wanita cantik itu menikmati minuman mahal yang di pesan khusus. Revaline tidak ikut minum. Suaminya Yanuar pasti tidak suka istri yang baru dinikahinya mabuk. Dia seorang muslim yang taat. Budaya barat ini tidak cocok dengan dirinya. Lagi pula Revaline tidak terbiasa dengan budaya party minuman seperti ini. Biar bagaimanapun ia tetaplah wanita yang berasal dari kota kecil yang kuat memegang tradisi. Party begini bukan kebiasaannya. Meski nemiliki tabiat jahat, tetapi Revaline masih memiliki sisi positif yang menjadi prinsif hidupnya; No Smoking, No Drinking, No Drugs. Ia mempunyai banyak impian dan kehidupan yang mewah dan sukses. Dan yang pasti kalau dia mabuk, ia khawatir sifat aslinya akan terbongkar. Ini bisa mengacaukan penyamarannya. Bukankah dulu Andy berhasil membongkar penyamarannya? Itu karena ia bodoh, terlalu percaya diri dan serakah. Relina menyesali kebodohan yang ia perbuat dulu Terus terang ia suka dengan Andy. Pria itu juga memiliki sesuatu yang bisa membuat wanita tergila-gila. Tetapi Andy tidak sekaya Yanuar. Lagi pula kedua anak Andy membuatnya jengkel. Mereka menyebalkan. Selalu mau tahu urusannya.
Berada di tengah-tengah wanita sosialita yang cantik-cantik seperti ini membuat Andy serba salah dan gelisah. Jujur ia tidak pernah bersama wanita cantik seperti di luar rumah. Ia adalah tipe pria yang setia dengan keluarganya. Kecuali Relina. Itu kecelakaan. Ia tak bisa menyangka pernah memiliki istri palsu. Apalagi berpesta minum-minum seperti ini, benar-benar pengalaman yang baru baginya. Ia seperti terjebak surga bidadari metropolitan. Seumur hidupnya ia tidak pernah menyentuh minuman keras, apalagi minuman anggur mahal yang harganya puluhan juta seperti itu. Andy ingin pergi meninggalkan para wanita ini. Tetapi Nona Xi, Linda dan Sandra mengapitnya. Nona Xi duduk di sebelah kirinya tangannya bergayut manja di lengannya, Linda apalagi, sebelah pahanya di letakkan di atas paha Andy, tangannya bergantung di lehernya Sedang Sandra duduk di pahanya yang lain. Wajah Andy penuh warna, pink, marun, ungu, coklat moka, seperti warna lipstik para wanita itu. Andy dihujani banyak ciuman yang datang beruntun dan membabi buta dari para wanita mabuk ini. Andy tak bisa mengelak dari ciuman mendadak mereka. Andy bingung harus bahagia atau marah karenanya. Malam ini dia seperti bos mafia dan para wanitanya. Kenyataannya para wanita ini sudah jatuh hati padanya. Hanya saja ada kode etik tak tertulis diantara mereka, di larang mengganggu apalagi mengambil pacar atau suami anggota club.
Para wanita sosialita ini tertawa terbahak-bahak mereka telah membuat Andy kelimpungan. Mereka tak ingin Andy pergi. Mereka telah mempunyai objek menarik untuk diajak berpesta. Biasanya mereka berpesta tanpa pria. Tapi malam ini kehadiran Andy yang tampan membuat mereka bersemangat berpesta.
Revaline memperhatikan jam tangannya. Pulul 12.00 malam.. Suaminya Yanuar pasti gelisah menunggunya. Pesta ini harus cepat di sudahi. Hanya Revaline dan Andy yang normal, tidak mabuk di ruangan itu. Nona Xi si penyedia Party sudah hampir kehilangan kesadaran, begitu juga dengan anggota club lainya. Mereka sudah lunglai tak berdaya kehilangan kesadaran. Dalam kondisi ini, siapa saja bisa memanfaatkan keadaan mereka. Tetapi pemilik resto sudah menyiapkan orang-orang yang bisa dipercayai untuk mengantar nyonya-nona ini di tempatnya masing-masing.
Khusus untuk nona Xi karena ia juga memiliki apartemen di menara ini, maka Mr Lee, pemilik restoran menyerahkannya ke Andy untuk mengantarkannya. Bukankah pria ini tadi di klaim sebagai 'boyfriend" nona Xi. Tentu dia bertanggung jawab mengurusnya.
Andy kebingungan. Kenapa dia dikira pacar nona Xi? Mengapa ia bertanggung jawab atas nona Xi?. Revaline paham kalau tidak ada hubungan apa-apa antara Nona Xi dan Andy. Ia mengambil tas nona Xi dan menyerahkan kartu pintu masuk apartemen nona Xi. "Kamar 2040!" kata Revaline. Itu lantai yang sama dengan tempat tinggal Andy dan Revaline. Semua adalah kesalahpahaman antara orang mabuk.
Sesampai di apartemennya Revaline kehilangan semangat, bahkan suaminya yang menyambut kedatangannya dengan penuh cinta tidak begitu di tanggapinya. Revaline masih teringat pertemuannya dengan Andy, dia sebenarnya sangat ketakutan. Untunglah ruangan restoran itu lampunya remang-remang sehingga Andy tidak terlalu jelas melihat kemiripannya dengan Realita atau dirinya yang dulu Relina. Lain hari dia harus membuat riasan yang membuat perbedaan nyata antara dirinya sekarang dengan dirinya yang dulu. Revaline terus larut mengingat pertemuan tadi dan rencana selanjutnya yang diinginkannya bersama Andy. Dia memendam keresahan dan kecemburuannya kepada Nona Xi. Ia membayangkan nona Xi, si petualang cinta menaklukan Andy di apartemennya. Ia tahu nona Xi hanya berpura-pura mabuk. Dia jagoan minum mana mungkin mabuk hanya karena beberapa gelas wine. Dia menipu Andy Revaline nembayangkan