Akhirnya Jo sudah mulai merasa membaik dan bisa ku ajak berbicara . Aku mencoba mengajak nya untuk membuat camilan makan malam bersama ku agar aku tidak terlihat sedang ingin menginterogasinya , dan juga anak buahnya yang selalu setia itu pun masih ada di ruang tamu , kadang aku berfikir mengapa mereka berdua tidak merasa bosan menunggu atasannya yang kelakuannya seperti ini .
" Jo .... kamu mau dibuatin makanan apa , untuk menemani kamu ngobrol-ngobrol sambil ngopi dengan anak buah mu ."
Aku mencoba bertanya tanya kepada Jo agar dia tidak merasa bahwa aku sedang memulai serangan kepada nya , Namun ternyata aku salah menilai dia , mendengar pertanyaan ku dengan cepat Jo merangkul tubuh ku dari belakang sambil berkata .....
" Istri ku Alinda yang cantik , Bukannya aku tidak mau bercerita tetapi aku berpikir kamu belum bisa menyiap kan dirimu untuk mengetahui apa sebenarnya terjadi padaku dan juga keluargaku , hingga alasan mengapa aku bisa sampai disini dan seperti ini , Jujur aja surat yang aku buat untuk dirimu itu bukanlah surat yang main-main , semua itu aku lakukan untuk masa depan mu , seperti Marco yang menyerahkan hartanya kepada mu Dan kini aku pun akan menyerahkan harta ku semua atas nama mu , karena kamu adalah ibu dari anak ku dan aku tidak mau melihat mu menderita walaupun diriku ini sudah menjadi mayat sekalipun ."
Mulut ini terasa menjadi kaku dan lidahpun menjadi kelu , aku tidak bisa berkata-kata lagi Ketika Jo mengatakan semua hal ini kepada ku , walaupun dia terlihat enteng dan santai berkata kepada ku namun dari sorot matanya seakan dia menjelaskan sesuatu hal yang dia sembunyikan dariku , Jo tidak mau aku mengetahuinya mungkin hingga akhir ajalnya tiba .
Mungkinkah aku harus menangis dan meratap di saat aku merasakan kebahagiaan ini , ku pejamkan mata ini dan ku peluk erat tangan Jo yang melingkar di perut ku ini , kini Niatku hanya satu yaitu membesarkan anak yang ada dalam perut ku ini , agar aku bisa membuat Jo bahagia dan bisa tersenyum di saat hari tuanya tiba .
Ku balikkan tubuhku ini agar aku bisa berhadapan dengan Jo lalu ku tatap wajah Jo dan Ku berikan senyum ku kepada nya , aku ingin agar dia bisa melihat dan membaca arti dari tatapan Mataku Ini kepadanya , bahwa aku sama sekali tidak pernah menyesali bisa hidup bersama nya dan bisa menjadi istrinya apalagi saat ini diriku pun sedang mengandung anaknya . semua ini adalah kebahagiaanku yang tidak terkira dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata sesungguhnya bukan harta yang kucari selama ini namun yang aku butuhkan adalah tempat aku bisa berlindung agar diriku bisa tenang dan nyaman hidup di dalam dunia ini .
Melihat diriku yang menatap wajahnya tanpa berkedip Jo pun mendekatkan bibirnya ke bibirku lalu dengan lembut dia menciumi bibirku dengan sangat hangat nya dan kurasakan ciuman nya kali ini adalah ciuman yang penuh dengan cinta dan kasih sayang bukan ciuman yang diberikan oleh Jo sebelumnya kepadaku , ciuman kasar itu terjadi karena pikirannya dipenuhi oleh alkohol dan dia pun tidak menyadari Antara Cinta Dan Nafsu yang dia berikan untukku .
" Jooo.... aahhk.. kapan jadinya makan malam ini jika kamu seperti ini ...aaahhh ..."
Aku menggeliat dengan manja dan berusaha dengan pelan menolaknya walaupun aku tahu Jo sangat ingin melanjutkan ciuman ini keatas ranjang kembali karena jemari jemari Jo mulai semakin nakal di sekujur tubuh ku , namun 2 orang bawahannya yang sedari tadi menunggui Jo tidak mungkin harus di biarkan hanya berdiam diri di ruang tamu .
" Aaahh.... kamu benar benar penjahat kecil yang licik , kamu biarkan ketegangan ini memuncak lalu setelah itu kamu tepis tanpa melihat betapa panasnya darah ini berdekatan dengan tubuh mu ..."
Ada kekecewaan di wajah Jo dan kata kata yang dia ucapkan kepada ku , dengan menaikkan kedua alisnya lalu Jo mencubit hidung ku mesra sambil berbisik kepada ku ...
" Kamu harus ingat bahwa kamu masih punya hutang kepuasan kepada ku dan kamu harus membayarnya itu , aku akan menagih nya selalu di setiap detik , setiap menit dan setiap waktu , karena aku harus menikmati sampai habis kepuasan itu dan aku ingin mendengar teriakan mu bisa memanggil manggil namaku bersama dengan aroma tubuh mu yang berbaur menjadi satu dalam tetesan peluh kenikmatan mu itu ."
Suatu ancaman yang membuatku menjadi takut akan kenikmatan yang diberikan oleh Jo kepada ku , lalu dengan kedipan mata aku akupun mengangguk kepalaku dan tanpa ragu aku berkata kepadanya...
" Siapa takuut...!"
" Waaaaahh.... sudah semakin liar ternyata penjahat kecilku ini , belum ada setahun aku mendidiknya untuk menjadi seorang bandit , ternyata dia semakin pintar mempermainkan ku saat ini ... ha ha ha ha ha ha ..... !"
Entah ini adalah kata-kata suatu pujian atau kata-kata ini adalah suatu ejekan Jo kepada diriku , Karena yang ku tahu ada tawa kebahagiaan yang keluar dari bibir Jo juga tatapan mata yang penuh dengan kehangatan cinta dari Jo .
" Ayolah Jo .... kita harus menyelesaikan dan membuat makanan ini secepatnya , setidaknya buat mengganjal mereka itu orang-orang mu , yang sudah setia kepada mu , apakah Kamu tidak kasihan kepada mereka semua ? mereka sudah membawamu , memapah mapah dirimu .... memang kau pikir badanmu itu enteng apa ?!"
Aku berkata kepada Jo dengan jujur dan apa adanya , aku hanya berharap agar Jo bisa mengerti atau setidaknya bisa membalas Budi kepada bawahannya yang selalu setia kepadanya , ini hanyalah makanan kecil yang kubuat untuk mereka dan ini mungkin tidak ada artinya dibanding dengan pengabdian mereka kepada Jo , namun memang dari tadi pagi perut mereka belum keisi apapun juga hanya secangkir teh manis dan juga buku buku yang tertata rapi di rak buku yang ada ruang tamu rumah Jo ini.
" Oooohoooiiiii.....!! Ternyata penjahat kecilku ini lebih sayang terhadap anak buah ku daripada diriku ! apa mentang-mentang karena aku sudah lebih tua daripada mereka lalu kamu mulai mencari perhatian kepada mereka yang lebih muda ! Hhhhmmm.... Coba katakan lah sejujurnya bandit kecil ! Apa keinginan dan maksud dari kata-katamu ini , cepat beri aku jawaban yang bisa membuat aku yakin kepada mu , jika tidak maka aku akan membuat dirimu berteriak-teriak malam ini dan membuat diri mu agar meminta kepadaku agar menambah keganasan perbuatan ku kepada mu ...!"
Jo berkata kepadaku dengan membesarkan kedua bola matanya nya , seakan-akan mata itu ingin jatuh di hadapanku . Melihat Jo yang seperti ini ....
Aku pun segera berlari menjauh dari Jo , karena aku tahu bahwa Jo akan menerkam diriku seperti binatang buas yang ingin menggigit mangsanya , dan ini adalah tanda bahwa makan malam pun harus terpaksa ku beli dengan online karena tidak mungkin aku bisa menyelesaikannya jika keadaan Jo sudah seperti ini .
========== >>>>>