Pagi ini aku terbangun karena Jo mencium keningku , aku terkejut ketika membuka mata ini , ternyata aku semalam tertidur dalam pangkuan Jo dan Jo sama sekali tidak bergerak sedikitpun demi untuk membuat ku nyaman dalam tidur ku .
" Jo ... kenapa kamu tidak tidur ?"
Aku langsung bertanya pada Jo , karena aku melihat sikap dan posisi Jo yang sama sekali tidak berubah menandakan dia tidak tidur sama sekali malam ini .
" Penjahat kecil , apakah kamu lupa siapa suamimu ini, jangankan tidak tidur sehari , jika negara ini sedang perang , Aku harus bisa bertahan beberapa hari untuk tidak bisa tidur , jadi kamu jangan khawatirkan diriku , saat ini aku harus menjaga orang yang penting nya melebihi dari nyawaku jadi sudah pasti harus lebih di utamakan dibandingkan dengan diriku sendiri ."
Kutatap wajah Jo yang menatap ku begitu hangat di pagi hari ini , ku sentuh pipinya dengan tangan ku sambil aku berkata kepada Jo...
" Jo , aku tau kamu menyayangiku dan kamu selalu menjaga ku kamu selalu bilang bahwa aku harus menjaga kesehatan ku karena aku saat ini sedang mengandung anak mu , tetapi kamu jangan lupa , bahwa kamu juga adalah ayah dari bayi ku , dan itu berarti kamu harus selalu menjaga keselamatan dan kesehatan dirimu ..... aku tidak mau anak ku nanti tidak mempunyai ayah... berjanjilah Jo .... berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan selalu menemaniku sampai akhir hayat ku ...."
" Bandit kecil ku , naluri keibuan mu sudah mulai tampak , aku bahagia.... bahagia sekali rasanya..."
Jo , mencium keningku dan memeluk erat tubuhku , pelukan itu seakan akan ingin meremukkan tulang tulang di tubuhku ini , entah karena bahagia atau karena Jo merasa aku sudah menegurnya karena dia tidak tidur hingga dia menjadi seperti ini .
Aku hanya bisa diam dan tetap menerima pelukan dari nya karena aku berkata seperti itu kepadanya karena memang benar benar sangat menyayanginya .
Tiba tiba Jo melepaskan pelukannya karena dia mendengar HP nya berbunyi yang dia taruh di atas meja rias ku .
Jo pun segera mengangkat ponsel itu dan seperti biasa jika dia menerima telpon , dia selalu menghindar dari ku , entah apa sebabnya ...
Tapi kali ini aku akan bertanya kepadanya , mengapa dia sepertinya takut jika aku mendengar percakapan telpon nya , padahal aku selalu yakin dan percaya bahwa telpon itu bukan telpon dari selingkuhannya atau dari wanita lain , karena aku tau Jo bukanlah lelaki yang terlalu gampang menerima seseorang di hatinya ...
Jo pun menghampiri ku kembali setelah dia selesai menerima telpon . Jo kembali duduk disamping ku dengan wajah yang sangat serius dan menakutkan karena aku baru kali ini melihat wajah Jo yang begitu memerah karena penuh emosi dan amarah .
" Jo ..' ada apa ?"
Ku coba beranikan diriku untuk bertanya walaupun sesungguhnya hati ini takut , Jika nanti Jo malah emosi terhadap ku .
Jo menatap ku dengan pandangan yang menyiratkan sesuatu namun aku tidak memahami apa itu ....
" Kamu boleh memarahiku atau mengatai ku sesuka mu , karena ternyata sampai detik ini aku masih tidak bisa membuktikan kepada mu ..."
Aku semakin bingung apa maksud dari kata kata Jo ini , mengapa aku harus marah kepadanya ....
mengapa aku harus memaki dirinya , ku pandangi wajah Jo dengan penuh rasa tidak yakin karena Jo kini aku menjadi berfikir apakah di hadapan ku ini adalah seorang laki laki yang mulai merasa tidak mempunyai jati diri hingga dia bisa berkata seperti itu ....
" Jo , ada apa... ?"
Untuk kedua kalinya aku mencoba bertanya kepada Jo , karena aku pun ingin tahu apa permasalahannya hingga membuat dia menjadi seperti ini ...
" Bandit kecil , sampai detik ini pembunuh Marco belum juga ditemui ! dan kasus Marco sudah akan ditutup besok ."
Jo berkata kepadaku dengan nada yang pasrah dan dia sangat merasa bersalah kepada diriku , namun itu tetap tidak membuatku merasa kasihan kepadanya dan membuatku semakin menjadi sangat marah hingga tanpa sadar aku pun berteriak kepadanya ....
" Tidaak.... !! aku tidak mau...!! jangan pernah kamu tutup kasus ini , jika kamu tutup kasus tanpa memberikan keterangan yang jelas ! maka jangan berharap kamu akan melihat diriku lagi ....!!
Dengan penuh emosi aku membentak dan mendorong tubuh Jo dengan sekuat tenaga ku , aku tidak perduli dengan Jo lagi jika aku tidak mendengar Marco mendapatkan ketenangan di alamnya .
Aku pun menangis meringkuk dipojokan ranjang ini karena aku tidak kuat untuk mengingat kesengsaraan yang harus diterima Marco .
" Bandit kecil ....ku mohon... jangan seperti ini..."
" JANGAN ..!!! Jangan kamu coba coba mendekati diriku !!! kamu POLISI tidak BECUUS !!! AKU BENCI KAMU ...!!
Jo menghampiri diriku dan mencoba memeluk tubuh ku namun aku menepis tangannya Dan Hampir saja aku ingin meludahi wajahnya , karena aku saat ini benar-benar benci dan marah kepadanya .
Aku sangat marah kepada Jo karena seharusnya dia sudah memberikan yang terbaik untuk Marco karena dia sudah berjanji kepada ku dalam 3 hari , dia akan membereskan kasus Marco dengan sebaik-baiknya tapi ternyata hingga saat ini , Marco tetap tidak bisa menemukan ketenangan hingga didalam kematian nya sekalipun .
" Bandit keciil.... tolong dengarkan...aku dulu.... aku mohon , Marco bermasalah dengan banyak orang tinggal 1 orang lagi yang masih belum bisa ku temukan , karena orang itu terdaftar bukan dari komplotan musuh Marco , dan itu yang sulit untuk aku dan semua anak buah ku temukan ... tolong pahami dulu ..."
Aku terdiam dan air mata ini pun berhenti seketika ketika aku mendengar semua keterangan yang keluar dari mulut Jo , ku pandangi wajah Jo yang sedar tadi menatap ku tanpa bergeming , aku mencoba mengerti tentang apa yang dikatakan Jo kepada ku , memang aku tahu bahwa Marco banyak mempunyai musuh , tetapi yang dikatakan oleh Jo terakhir ini adalah orang yang tidak bisa di temukan adalah orang yang bukan biasa menjadi musuh Marco .
Mata ini tetap memandang kearah Jo namun otak ku ini kupaksa untuk bekerja , berusaha untuk kembali mengingat lagi kepada semua teman-teman Marco satu persatu , aku mencoba berpikir Siapa di antara mereka yang telah berbuat jahat kepada Marco .
" Bandit kecil , bangunlah .... tolong jangan seperti ini , kamu boleh melukai tubuh ku jika kamu ingin melampiaskan kemarahan mu ... tapi ku mohon jangan kamu sakiti diri mu .... ingatlah... ada anak kita didalam perut mu itu..."
Kata-kata Jo , ku dengar seperti sedang memukul hati dan jiwaku , membuat diriku akhirnya mengalah dan menyerahkan diriku didalam pelukannya , Jo pun memeluk ku dengan dekapan yang seperti takut untuk kehilangan diriku , lalu dia menciumi keningku berkali kali , aku melihat kekhawatiran yang terpancar dari wajah nya ketika dia melihat ku begitu marah kepadanya , Namun kini aku menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Jo semua itu adalah kebenaran , Saat ini aku harus menyadari kondisiku bahwa aku tidak boleh egois dan tidak boleh melupakan keadaan ku jika saat ini aku sedang mengandung anak Jo .
======== >>>>>