" Pegang ini ...."
Aku terkejut ketika Jo dengan santainya dia menyerah kan senjatanya kepada ku , dan aku menerima nya dengan tangan yang gemetar karena aku tidak menyangka dia bisa menyerahkan kepadaku benda yang paling penting di dalam hidupnya .
" A... apa maksudnya ini ? ini apa...??
Dengan gemetar aku pun bertanya kepada Jo karena seumur hidupku aku baru kali ini memegang senjata yang nyata seperti ini , dulu Marco juga memiliki senjata tetapi dia masih melarang ku untuk mengetahui tentang senjata , karena dia tahu aku masih belum siap untuk mengetahui tentang senjata ini , namun kini Jo dengan entengnya dia memberikan kepadaku senjata yang tidak pernah jauh dari tubuhnya ini .
" Ini Pistol ! aku rasa kamu sudah mengetahui tentang senjata karena Marco pun punya senjata yang hampir sama dengan ku seperti ini ."
Jo berkata kepadaku sambil dia membolak-balikan pistol itu dihadapan ku , pistol kecil yang berwarna hitam yang bentuknya sangat kaku menurutku itu lumayan berat . Meskipun baru sebentar saja aku memegang nya , Pistol itu sudah membuat keringat dingin keluar dari sekujur tubuh ku .
" Pistol ini , namanya Glock .... karena aku belum dapat SIG Sauer P250 jadi kamu boleh pakai senjata ku dulu."
" Senjata apalagi yang kamu maksud itu ? aku sama sekali tidak mengerti semua ini , melihat senjata yang saat ini kamu berikan kepadaku saja sudah membuat diriku mati berdiri , Apalagi aku harus melihat senjata yang lain ?"
Aku berkata kepada Jo dengan perasaan yang takut dan bingung , Hampir saja aku mengurungkan Niatku untuk mempelajari menggunakan senjata ini , karena Jo ternyata memberikan ku senjata yang lain dari senjata yang dia pegang saat ini , ketakutan ku melihat senjata yang nyata itu benar-benar ada saat ini .
" Bandit Kecil , ayoo kita masuk.. ! ini namanya lapangan tembak , semoga kamu bisa nyaman dengan lingkungan disini , sehingga kamu bisa konsentrasi penuh dengan senjata yang akan kamu gunakan itu ."
Jo pun mengajak masuk ke dalam rumah namun dibelakang rumah ini terdapat lapangan yang sangat luas sekali , aku berfikir seperti lapangan bola , namun lapangan ini dikelilingi perbukitan dan pohon pohon besar dan liar , aku tidak pernah menyangka jika di tengah tengah bukit ini , digunakan sebagai latihan untuk menembak , karena tempat ini tertutup oleh hutan belantara dan mungkin hanya orang orang tertentu dan hanya warga area sini saja yang tau tentang tempat ini .
Ketika Jo dan diriku hendak menuju ke area lapangan , Seorang laki-laki Paruh baya berdiri dari duduk nya lalu dia menyambut Jo dan diriku , Dia berjabat tangan dengan Jo sambil berkata ....
" Waaw.... !! Bro ...!! ini pertama kalinya lo berani bawa cewek ketempat ini ha ha ha ha....!! udah tunduk donk lo ya sekarang ma cewek ... ha ha ha ha ...!!
Dari awal aku bertemu dengan Pria paruh baya ini , aku sangat tidak suka kepada nya , karena aku menjadi sakit mendengar apa yang dia ucapkan kepada Jo , laki laki itu terlalu meremehkan Jo .
Setelah Dia berjabat tangan Jo , pria itu menyodorkan tangan nya kepadaku , dia ingin aku mau berjabat tangan juga kepadanya , namun bukan jabatan tangan yang kuberikan kepadanya , melainkan tatapan mataku yang sinis dan sesungging senyum dibibir ku tanda aku tidak menyukainya sama sekali .
Jo melihat wajah ku diapun mengerti diriku , lalu dengan dia pun melindungi tubuh ku dari tangan pria paruh baya itu sambil berkata ...
" Udah ... udah... jangan gangguin istri gue ! dia gue bawa kesini karena dia adalah istri gue , dan asal lo tahu ya .... istri gue ini lagi mengandung anak gue , jadi lo jangan macam-macam kalau lo enggak mau otak lo gue buat berceceran di tanah....!"
Jo berkata kepada Pria Paruh baya itu dengan tersenyum sambil dia menepuk nepuk pundak nya , Mendengar apa yang dikatakan oleh Jo , Pria Paruh paruh baya itu pun memasang muka tidak percaya kepada Jo lalu dia melengos pergi meninggalkan Jo dan diriku .
" Sudah tidak usah di hiraukan , Bowo memang selalu begitu !"
Ternyata pria paruh baya itu bernama Bowo , aku pun hanya bisa terdiam mendengar Jo mengatakan nama pria paruh baya itu kepadaku , karena bagi ku, aku sudah tidak respek kepadanya dari awal aku bertemu dengannya .
" Disini saja ... Di no 3 ini , kamu bisa memulai latihannya ."
Setelah mengikuti Jo , akhirnya Jo menghentikan langkah nya di pinggir lapangan dan berdiri tepat di atas angka 3 .
" Mau apa kita disini ? tanya ku ."
" Coba kamu lihat lurus disana itu ! itu namanya plat Dwelling , kamu nanti akan mencoba menembak kesana ..... "
Jo berkata kepadaku dengan tangan kiri yang lurus menunjuk ke arah sasaran tembak yang berada jauh diseberang sana , Biasanya aku melihat papan sasaran tembak ini hanya di dalam TV atau film film yang ada adegan menembaknya tetapi saat ini aku melihat semua dengan mata kepalaku sendiri .
" Oh yaa... aku lupa..! sebentar ... tunggu disini ya..?"
Lalu Jo pergi meninggalkan diriku yang masih terdiam tidak tahu harus berbuat apa , hanya mata ku saja yang berkeliling melihat area sekitarnya , terbersit didalam otak ku ini sebuah pertanyaan akan tempat ini , mengapa tempat ini tidak dijadikan tempat wisata ....
padahal tempat ini sangat indah dan asri , tetapi tempat ini malah dijadikan sebagai tempat untuk latihan menembak ....
" Ayo , kamu coba pakai alat alat ini ."
Tiba tiba Jo datang dengan membawa seperangkat alat-alat yang harus aku gunakan .
Jo memasangkan semua alat alat ini di kepalaku , dan layaknya anak kecil , aku hanya bisa terdiam membisu sambil mengamati dan juga mendengarkan apa yang Jo katakan dan terangkan kepada ku tentang alat alat yang ku pakai ini ....
" Sebelum Kamu memulai latihan , kamu harus pakai EarProtector ini , karena ini akan melindungi kuping mu dari suara tembakan yang mungkin bisa mengagetkan dirimu , lalu pakai Kaca mata ini untuk melindungi mata mu dari serpihan peluru , kamu jangan pernah lupakan ini sebelum kamu latihan yaa..."
Aku hanya mengangguk-anggukan kepala ku saja , saat Jo menerangkan dengan lengkap semua alat alat ini . Ada rasa bangga pada diri ku sendiri saat aku memakai semua peralatan ini dan terlebih lagi , aku harus bergaya dengan menggunakan senjata Pistol yang ada ditangan ku saat ini .
" Bandit kecil , coba kamu renggangkan kakimu selebar bahu mu lalu pandangan matamu lurus kedepan buatlah badan dan bahu mu senyaman mungkin , jangan terlalu tegang.... karena jika kamu tegang kamu tidak bisa konsentrasi , buatlah dirimu menyatu dengan pistol ini , karena pistol ini nanti adalah nyawa kedua mu ... "
Sesungguhnya tubuh ku ini sudah basah oleh keringat dingin yang keluar dari setiap pori pori yang ada di sekujur tubuh ku , terlebih lagi telapak tangan ku ini , rasanya sangat licin untuk memegang Pistol ini , tetapi Jo tetap menyuruhku untuk menguasai diriku sendiri dari ketegangan dan rasa takut saat ini , dia menyuruh ku untuk bisa bersahabat dan menjadi satu dengan senjata Pisol yang ku pegang ini .
========== >>>>>