Besok adalah hari terakhir pembuktian Jo kepadaku tentang perihal Marco , Terasa ada yang aneh kini pada diriku , karena aku merasa kan tidak sepenasaran dahulu ketika aku kehilangan Marco , jiwa ini rasanya seperti menggebu gebu untuk mengetahui kabar berita tentang Marco , namun kini aku merasa santai dan sudah mulai merelakan kepergian Marco .
Apakah karena aku sudah menentukan pilihan ku dan menatap masa depan ku bersama Jo .
" Alin , kamu jangan pergi kemana mana ya ... tunggu aku di rumah , dan berikan aku yang terbaik dari mu , karena aku akan menghabisi diri mu malam ini ."
Jo , mengejutkan diriku , yang sedang berdiri diatas balkon kamar ku , menikmati suasana pagi hari ini . Dia merangkul diriku dari belakang dan mencium kepalaku , rasanya bahagia sekali kini hari hari ku ada di sisi Jo , karena aku merasa memiliki pelindung untuk diriku , seandainya waktu bisa di ulang kembali aku ingin mengenalkan Jo kepada Bapak dan Ibu ku , juga aku ingin menutup mulut Kak Gatot yang suka sekali menjelek-jelekkan diriku . Biar seisi dunia tau bahwa aku mempunyai jodoh seorang laki laki yang sangat di hormati dan mempunyai masa depan yang terjamin .
Jika mengingat ngingat masa lalu , sakit rasa hati ini tidak bisa diungkapkan lagi , aku seperti ini bukan karena keinginan ku , sejujurnya merekalah yang membuat ku menjadi seperti ini , namun sekarang tidak perlu disesali lagi karena aku sudah melangkah dengan pasti dan mencari jalan hidupku sendiri .
Mulai detik ini aku akan menatap masa depan ku dan hari hari ku bersama dengan Jo .
" Jam berapa kamu pulang , jangan terlalu lama , aku takut nanti aku sudah mengantuk dan tidur duluan sebelum kamu pulang ... "
Aku membalikan tubuhku dan berkata dengan manja kepada Jo .
" Waah aku senang mendengar perkataan mu , rasanya aku adalah pria paling beruntung karena memliki istri yang selalu merindukan suaminya ."
Jo , membalas perkataan ku dengan mencium kening ku dan membelai belai manja kepalaku .
Pandangan matanya sangat meneduhkan hati ku , aku berharap semoga Jo benar benar menjaga cinta yang kuberikan kepadanya ini .
" Minggu ini aku mau ambil cuti , aku mau ajak kamu jalan jalan kemana kamu mau , aku mau kamu cepat memberikan keturunan untuk ku ."
Terbelalak mata ku ini setelah mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Jo kepadaku , Aku tidak pernah menyangka jika Jo akan berpikiran secepat itu , aku masih terlalu kecil untuk memberikan Anak untuk nya .
" Jo , Bukannya aku tidak mau memberikan keturunan tapi aku masih terlalu kecil , dan aku masih terlalu muda untuk menjadi seorang Ibu ...!"
Aku berusaha untuk berkata dengan pelan-pelan kepada Jo , agar dia mau mengerti dan memahami posisiku saat ini , aku akan memberikan keturunan nya kepadanya tetapi tidak untuk saat ini .
Wajah Jo agak sedikit marah setelah mendengar kata kata dari ku , aku menjadi merasa bersalah kepadanya , karena memang wajar jika seorang pria meminta keturunan dari seorang wanita yang dia cintai . Tetapi saat ini aku berumur belum 18 tahun dan satu keberanian dari ku adalah menerima Jo sebagai suami ku .
Jo , mulai memukul mukul pagar balkon ini , tanda dia mulai merasa tidak senang atas sikap ku ini .
" Jo , aku harap kamu mengerti bahwa kehamilan untuk wanita di usia muda adalah sangat rentan ."
Aku mencoba membujuk Jo , dengan memeluk tubuhnya , karena aku tidak berani melihat wajah nya yang mulai merasa marah atas penolakan diriku ini .
Jo , memegang kedua pundak ku , ditegapkannya diriku untuk menghadap kepadanya , dia ingin agar aku melihat wajahnya hingga mataku bisa menatap matanya secara langsung .
" Alin , kamu jangan berkata seperti itu kepadaku tolonglah kamu juga mengerti diriku , aku akan menjaga mu dan rawat dirimu , semua Dokter yang termahal sekali pun bisa aku bayar untuk menjaga kesehatan mu , jangan pernah ragukan kesungguhan ku untuk menjadi suami mu dan bapak dari anak anak mu , jangan pernah kamu bilang wanita itu rentan jika hamil muda , jaman dulu saja , perempuan itu bisa menikah umur 14 tahun dan mempunyai banyak anak di umur 20 thn . mereka semua sehat sehat dan tanpa kekurangan sesuatu apapun !"
Kata kata yang bernada emosi mulai keluar dari mulut Jo , dan dia benar benar marah juga kecewa atas sikap ku ini . Aku menjadi serba salah dan semakin merasa sedih melihat Jo yang seperti ini .
" Jo , pergilah dulu , nanti kamu terlambat , masalah ini kita bisa bicarakan lagi nanti , jangan membuat keadaan saat ini menjadi penuh kebencian karena sikap egois kita masing masing ."
Aku melepaskan kedua tangan Jo yang memegang pundak ku , walau aku tahu Jo kecewa atau marah kepada ku , namun aku akan tetap berusaha agar dia mau mengerti dan memahami ku yang masih tergolong di bawah umur ini .
Jo segera menarik tangan ku , karena aku berusaha untuk meninggalkan diri nya di balkon , aku merasa sudah tidak ada yang perlu di perdebatkan lagi antara aku dan dirinya jika tentang masalah Anak ini .
" Ok , masalah pembicaraan ini , aku akan tunda karena aku harus menyelesaikan tugas ku , aku akan berusaha pulang secepat nya dan aku harap kamu sudah mempersiapkan segalanya saat aku pulang nanti , jangan buat aku kecewa , karena dirimu yang saat ini semua adalah milik ku ."
Jo , dengan cepat menghentikan langkah ku memakai kata kata yang dia ucapkan kepada ku , namun kata kata itu membuat ku semakin menjadi serba salah dan membuat diri ku semakin terpojok .
Aku merasa aku lah yang menjadi salah dalam masalah ini , padahal ini adalah kesalahannya karena dia meminta yang seharusnya belum boleh diminta karena dia dan diriku masih dalam hitungan bulan .
Kini setiap Jo akan pergi tugas meninggalkan ku , dia akan memberikan ciuman nya pada keningku , kedua pipi ku lalu terakhir pada bibir ku .
Saat ini aku merasa enggan untuk menerima ciuman itu darinya , karena aku menjadi sedikit emosi karena kata kata terakhir yang dia ucapkan kepadaku barusan .
Setelah memberikan ciumannya kepadaku , Jo pun melangkah pergi meninggalkan kamar ini dan diriku sendiri disini . Biasa nya jika Jo pergi aku akan bergelayut manja kepadanya walaupun itu hanya 5 menit tetapi membuat hatiku merasa bahagia dan berbunga bunga . Tetapi hari ini , Jo memberikan ku PR pikiran untuk sebuah jawaban yang akan di minta saat dia pulang nanti .
Ku bantingkan tubuh ini di atas kasur , dan ku tutup wajah ku dengan bantal ini , karena aku merasa lebih baik aku mati saja dari pada aku harus masuk kedalam lumpur kehidupan yang akan menjerat langkah ku .
Dalam dekapan bantal ini aku pun bertanya dalam hati ...
" Apakah aku harus memberikan anak untuk Jo ?"
========== >>>>>