Pagi hari, sebelum ke kantornya, Naufal mengantarkan Thella ke kantor David.Tujuannya, tentu saja untuk membayar denda dan putus kontrak dari kantor David.
"Bu, maaf, saya ingin memutus kontrak hari ini karena suami saya tidak mengizinkan saya untuk meneruskan pekerjaan ini, ini cek sebesar seratus juta untuk biaya pembatalan kontrak," Thella menyerahkan cek pemberian Naufal kemarin.
Setelah menyelesaikan urusannya di kantor David, Thella ikut bersama Fall menuju ke Roxy Group.
Sepanjang jalan, Naufal menatap jalan di depannya dengan sangat serius.
Thella merasa, Naufal masih marah dengan kejadian kemarin. Dia masih cemburu.Padahal, Thella tidak ada hubungan apapun dengan David.
"Fall..."
"Hmm..."
"Kamu masih marah?" Thella menyelidik. Dia merasa ada perubahan di perasaan Fall.
"Nggak. Hanya masih sedikit kesal saja, tapi tidak terlalu," Jawab Naufal dengan gaya datarnya seperti biasa.
"Aku dan David tidak ada hubungan apapun. Kami dulunya memang dekat, tapi itu dulu." Thella coba menjelaskan tentang hubungannya dengan David di masa lalu.
"Aku tahu, Thella. Tapi aku merasa dia ada niat yang tidak baik pada kita," Rupanya di hati Naufal telah timbul firasat buruk tentang David.
"Biarlah, kalau memang dia mau berbuat jahat pada kita. Kita akan terus bersama-sama," Thella menggenggam tangan Naufal erat.
"Thella, aku tidak bisa seperti David. Aku terkadang kasar, pengatur dan juga dingin. Apa kamu yakin, bertahan bersamaku?" Naufal menghentikan mobilnya. Menatap Thella penuh tanya. Dalam hati Naufal selalu gusar, mengingat kalimat yang di ucapkan oleh David.
"Naufal, percaya sama aku. Aku menerima kamu apa adanya.Mau kamu orangnya cerewet, ngeselin, nyebelin, galak, aku tetap akan terima kamu," Thella terus meyakinkan Fall.
Di hati Thella,hanya ada nama Naufal. Meskipun wanita itu awalnya tidak yakin dan ingin meninggalkan suaminya karena sifat buruknya, tapi seiring waktu, ia merasakan ada perasaan yang tidak biasa tumbuh di hatinya.
Rasa di mana ia nyaman dengan sikap dingin Fall, bahka sampai tidak ingin lelaki di sampingnya itu berubah.Ia tidak ingin Fall mengubah dirinya menjadi lelaki yang agresif seperti David.
Perlahan, Naufal menjalankan mobilnya. Ia merasa hatinya sedikit tenang mendengar pengakuan Thella.Setidaknya, di saat hidupnya selalu terasa menyedihkan dan tidak beruntung, ia di pertemukan oleh sosok Thella yang mengisi kekosongan hatinya.
Di dalam hatinya, Naufal berjanji, tidak akan pernah melepaskan Thella, apapun yang terjadi.Naufal telah memberikan hatinya sepenuhnya pada Thella.Dia akan mempertahankannya meski harus bertaruh.
Di kantor...
"Kakak!" Seorang gadis usia dua puluhan mendatangi Naufal saat mereka berdua baru saja turun dari mobil.
"Fee..." Naufal tampak mengenal gadis itu akrab.
"Kakak sengaja berangkat siang? Padahal dari tadi pagi aku sudah di sini untuk kash kejutan. Biasanya kakak suka datang pagi. Sudah berubah rupanya? Dia siapa, kak?" Fee menunjuk ke arah Thella.
"Kenalkan, ini istriku, kakak iparmu. namanya Thella dan Thella, ini Fee, adik sepupuku. Dia memang sangat dekat denganku dan sangat manja." Thella dan Fee berjabat tangan dengan sangat kaku.
Thella merasa gadis itu tidak menyukai kehadirannya. Tatapannya sangat sinis dan sadis. Tapi,Thella maklum,dia gadis luar negeri, tidak sebanding dengam Thella, wanita tomboy yang di ubah menjadi barbie oleh Naufal.
"Kakak, aku boleh menginap di rumahmu?Hanya beberapa malam saja, kok."Fee bergelayut manja pada Naufal. Thella berpikiran positif. Ia maklum, mungkin Fee kangen pada naufal setelah lama tidak bertemu.
"Di rumahku tidak ada kamar lain. Kamu mau tidur di mana?"Naufal menolak kehadiran Fee.
"Fall,kita kan bisa tidur di bawah,biarkan Fee menginap,dia pasti lelah. Tidak aman membiarkan seorang anak gadis sendirian di jalan," Thella berusaha untuk memberikan ruang untuk Fee, meskipun ia tahu,gadis muda itu tidak menyukainya.
"Untung istriku murah hati, jadi kamu boleh menginap di rumahku. Tapi ingat,dua malam saja. Jangan lama-lama."Dengan sepupunya pun Naufal masih bersikap kaku. memang sudah wataknya,tidak bisa di rubah.
"Baiklah, tidak apa-apa. Terima kasih kakak,"
"Berterima kasihlah pada istriku,dia yang mengizinkanmu menginap," Fall mengingatkan Fee untuk berterima kasih pada Thella atas kemurahan hatinya mau menerimanya menginap di rumah mereka.
"Terima kasih, kak Thella"Meskipun terlihat sekali terpaksa, Fee berusaha untuk mengucapkan terima kasih pada Thella.
"Sama-sama, jangan sungkan," Thella berusaha untuk senormal mungkin.Ia pura-pura tidak mengetahui perasaan Fee yang sebenarnya.
"Baiklah, kami kerja dulu. Silahkan kamu tunggu di mobil atau di lobby." Naufal menggandeng Thella masuk ke dalam kantor dan membiarkan Fee menatap mereka dengan tatapan tajam.
"Fall, jangan terlalu keras dengan adik sepupumu," Thella merasa sikap Naufal pada adiknya cukup keras.
"Kamu yang jangan terlalu memanjakannya. Dia pasti akan semakin menjadi,Thella." Naufal justru mengingatkan Thella. Bagaimanapun, Naufal lebih mengenal Fee,ia hapal bagaimana tabiat bocah itu.
"Baiklah, terserahmu saja."
Saat di rumah...
Seperti biasa, Thella memasak makan malam. Naufal tengah mandi,sementara Fee menonton televisi dengan suara yang sangat kencang sambil memakan kacang dan kulitnga bertebaran di lantai.
Thella yang biasa masak dengan tenang merasa terganggu dengan ulah keponakan Naufal yang nakal itu. Suara televisi yang sangat keras sampai memenuhi seluruh ruangan.
Sudah sombong, songong,tampang pas-pasan. Mau jadi apa keponakan Naufal ini. Jadi tidak konsentrasi mwndengarkan suara televisi sebwsar ini. Jangan-jangan anak itu memang tuli. Keluh Thella dalam hati.
"Fee! Kecilkan suara TV-mu!" Teriak Naufal pada Fee, tapi gadis itu tidak mendengar teriakan Naufal.
Tentu saja Naufal sangat kesal dan menarik telinga Fee. Ia kesal, karena gadis kecil itu mengabaikannya.Sejak kecil sifat Fee memang seperti itu.Naufal sangat paham, karena dulu rumah mereka berdekatan.
"Aduh, kak! Sakit Tahu!" Fee berusaha melepaskan jeweran Naufal. Sejak dulu, Naufal selalu menarik telinga gadis itu saat dia nakal dan membangkang.
"Bersihkan semua kulit kacang ini! Kecilkan suara Tv, karena seisi rumah ini pusing dengan suara Televisi yang terlalu keras,"Oceh Naufal. Ia kesal dengan sikap Fee yang semena-mena.
"Iiihh, selalu, deh! Kakak sekarang makin bawel. Dulu tidak sebawel ini. Malah kita sering main game bareng, nonton bareng. Kakak tahu, aku rindu kakak yang dulu," Rengek Fee manja.
"Aku sudah punya istri, lagi pula, kamu sudah besar kan? Bisa agak dewasa sedikit harusnya," Keluh Naufal. Ia sedikit kesal dengan tingkah sepupunya yang menurunya tidak sopan dan tidak menghargai Thella.
"Memangnya kalau sudah menikah, tidak boleh main-main lagi? memangnya istri kakak melarang? Kolot sekali," Ujar Fee ketus. ia kesal dengan keputusan Naufal yang tidak mau bermain dan menonton bersamanya.
"Jangan bicara macam-macam tentang istriku, atau aku akan mencarikanmu hotel terdekat dari sini!" Fall menampakkan kemarahannya. Fee hanya bisa diam dan mengepalkan tangan karena kesal.