"Fall, selamat pagi. Kita kesiangan bangun, kamu ke kantor kan hari ini?" Thella melingkarkan tangannnya ke perut Naufal. Thella masih merasakan sisa manis malam panjang mereka.
"Pagi, Thella. Hari ini aku ingin habiskan berdua denganmu. Aku kangen kamu," Kalimat yang di ucapkan Fall membuat Thella tersentuh. Meskipun kata-katanya sedikit terdengar kaku, tapi Wanita itu menyadari bahwa suaminya telah berusaha untuk bersikap romantis terhadapnya.
Thella mengeratkan pelukannya pada lelaki yang berbaring di sampingnya itu. Hari itu adalah hari termalas selama menikah dengan Naufal bagi Thella. Ia seperti tidak perduli harus masak apa hari ini.
"Kalau begini aku jadi malas untuk bangun. Padahal aku harus memasak makanan untuk sarapan kita berdua, Fall," Thella memandang wajah suaminya sekilas, tangan Fall merengkuh tubuh Istrinya agar semakin menepis jarak di antara mereka berdua.
"Tidak usah bangun. Kita bisa masak berdua nanti atau kita makan di luar. Aku ingin kita tetap seperti ini."Naufal mengecup ubun-ubun istrinya berulang kali. Ia merasakan gelombang aneh terasa di hatinya. Fall merasa tidak ingin berjauhan dengan Thella.
"Tiba-tiba manja, Kenapa?" Thella melihat wajah Fall sekilas lalu membuang pandangan ke tempat lain.
"Belum pernah di manja,"
"Serius?"
"Aku sudah cerita semuanya kan? Kamu tidak percaya?"
"Percaya, kok"
"Tapi tadi kamu..."
Cup. Thella mencium pipi Fall.
"Aku hanya bercanda,"
"Jail,"
"Biarin, kamu suka kan?"
Fall mengeratkan dekapannya, mencium kening Thella dalam waktu yang lama.
"Yes, I like it. jangan pernah berubah. Tetap jadi Thella. paling sabar, perhatian, sayang sama aku," Naufal mendadak manis. Tentu saja membuat Thella bahagia.
"Tidak akan. Aku akan berusaha yang terbaik untukmu, Fall. Kamu juga ya, jangan pernah berubah," Sekali lagi Thella mengecup pipi Naufal.
"Selama ini, apa aku kurang perhatian? Kurang mengerti kamu?"
"Kamu sudah cukup baik,"
"Benarkah? Kamu tidak sedang berbohong?"
"Bukan berbohong, aku punya penilaian sendiri untukmu,"
"Baiklah, Hari ini mau pergi belanja?"
"Belanja?"
"Iya, belanja."
"Kan persediaan belanja bulanan kita masih cukup,"
"bukan itu,"
"Lalu?"
"Beli pakaian khusus untuk persiapan kita di korea.di sana suhunya ektrem, bajumu harus berbeda," Naufal terpaksa menjelaskan kepada Thella tentang suhu di Korea, padahal sebagai pecinta artis korea Thella sudah cukup tahu tentang itu. Ia hanya sedang menggoda suaminya saja.
"Sebenarnya aku sudah tahu,"
"Lalu kenapa pura-pura tidak tahu?"
"Aku suka, suamiku lebih cerewet sekarang,"
"Karena kamu,"
"Apa?" Thella pura-pura tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh Fall.
"Semuanya karena kamu, kamu yang perlahan merubahku, Terima kasih," Fall menatap wajah Thella cukup lama.Kemudian ia tersenyum manis.
"Karena aku sayang kamu, Fall,"
"Apa kamu bilang?" Fall gantian pura-pura tidak paham dengan apa yang Thella katakan.
"Karena aku sayang kamu, Tuan Singa,"
"Kamu yakin?"
"Tentu saja,"
"Kamu menggemaskan, Sayang."
"Kamu panggil aku apa?"
"Sayang..."
"Coba ulang,"
"Sayang..."
"Lagi..."
Naufal merasa gemas dengan tingkah Thella, ia membalikkan badan, menjatuhkan Thella dan memposisikan diri di atas tubuh wanita itu.
"Kamu kelinci kecil nakal, mau aku makan?" Fall menatap kedua mata Thella intens, membuatnya salah tingkah dan berusqha melepaskan diri dari Naufal, tapi kedua tangannya ada di dalam genggaman Fall.
"Maafkan aku Tuan Singa, aku tidak bisa menolakmu," Thella tertawa, ia sengaja menggoda Naufal.
"Rupanya semalam aku masih kurang garang ya, baiklah, ayo kita ulang," Naufal menantang Thella. Wanita itu hanya tersenyum saat tahu suaminya terpancing.
"Uh, kelinci kecil sangat takut, apakah akan lebih seru?" Goda Thella.
"Terus saja menggodaku, akan ku buat kamu tidak berdaya," Ancam Naufal sambil menatap Thella dengan tatapan berbeda.
"Ayo lakukan," Thella tertawa kecil, masih bermaksud untuk menggoda lelaki yang biasa dingin itu.
"Baiklah, kita mulai sekarang,"
"Jangan Fall, aku hanya bercanda..."
"Terlambat, kalu sudah menjadi menu sarapan pagiku sekarang,"
"Fall..."
"Hmm.."
"Lepaskan aku.."
"Jangan mimpi, kamu akan aku makan kelinci kecil," Naufal menyeringai melihat penolakan yang ambigu dari Thella.
"Ternyata kau Singa yang buas," Thella tertawa, sebenarnya ia tidak bisa menolak Fall. Hanya saja ia sedikit jual mahal.
Skip adegan selanjutnya :)
Hari itu, Naufal dan Thella benar-benar melakukan segalanya berdua. Mandi, memasak, makan semuanya berdua. Bahkan, hari itu Naufal juga tidak keberatan untuk menemani Thella menonton drama korea favoritnya.
Fall baru tahu, bahagaimana hebohnya Thella saat menonton drama favoritnya, bagaimana ia menjadi korban pukul, cubit, peluk, cium bahkan menjadikan bajunya sebagai penyeka airmata saat wanita itu terbawa perasaan.
Ia merasa senang, akhirnya ia bisa menemani Thella seharian. Naufal melihat, istrinya itu tampak sangat bahagia. Thella sangat menikmati kebersamaannya bersama Naufal.
"Sering-sering aja di rumah, aku kan jadi nggak kesepian, Fall." Ceracau Thella di tengah-tengah ia menonton drama.
"Harus seimbang dong, aku juga harus kerja. Kan buat kamu juga," Ujar Thella pelan. Ia pasrah saat bahunya pegal karena harus menahan kepala Thella yg bersandar terlalu lama.
"Iya juga, ya. Terima kasih suamiku. Kamu yang terbaik. Aku jadi semakin sayang kalau begini," Thella memuji Naufal. Ia sangat menghargai usaha suaminya itu untuk membuatnya bahagia.
"Aku akan berusaha terus berikan yang terbaik untuk kamu, Thella. Kamu sudah lama kan tidak bertemu sahabatmu?"
"Sahabatku?"
"Yang waktu itu kamu ceritakan main ke rumah kita,"
"Oh, Vanya? Kenapa tiba-tiba tanya dia?"
"Kalau kamu mau ajak dia belanja nanti boleh, biar aku yang bayarin,"
"Nggak boleh,"
"Kenapa?"
"Uang kamu kan cuma boleh buat aku. Biar aku nanti yang traktir,"
Naufal tersenyum mendengar keputusan Thella.
"Kenapa tersenyum, lucu?"
"Bilang saja, kalau kamu cemburu," Goda Naufal.
"Mana ada aku cemburu? Aku kan cuma berinisiatif untuk mentraktir sahabatku. Aku tidak mau nanti dia salah tanggap."
"Dikira suka? mana mungkin,"
"Siapa tahu, kamu tergoda."
"Siapa yang menggodaku? Cuma kamu yang bisa membuat aku tergoda,"
"Gombal,"
"Serius,"
"Naufal..."
"Apa Thella?"
"Kamu ga bisa ngalah ya sama aku?"
"Nggak. Kamu yang harus mengalah,"
"Gitu? Ya udah," Thella bangkit dari tempat duduknya, Naufal menarik tangan Thella. Menahan agar wanita itu tidak pergi.
"Kamu mau kemana?" Naufal sedikit panik.
"Aku mau ganti baju, Fall. Kita jadi pergi kan?"
"Oh, itu. Baiklah. Dandan yang cantik, bidadariku," Naufal kembali meluncurkan gombalannya.
"Geli aku Fall. Itu bukan kamu banget. Aku suka suamiku yang dingin," Sindir Thella.
"Aku terlanjur meleleh, jadi nggak dingin lagi," Timpal naufal, mengembangkan senyumnya.
"Tau ah, Gombal aja terus," Thella melarikan diri ke kamar, sambil.membawa sebongkah senyum yang mengembang di bibirnya.