"Aku kerja dulu, di rumah baik-baik. Abaikan Fee kalau dia banyak menuntut macam-macam," Pesan Naufal sebelum pergi meninggalkan Thella. Hari itu, Fee meminta pada Naufal untuk membiarkan Thella di rumah bersamanya.
Dengan berat hati, Fall akhirnya mengizinkan Thella tinggal.di rumah. Meakipun lelaki itu tidak sepenuhnya percaya pada sepupunya yang menyebalkan itu.
"Kak, buatkan aku mi goreng,dong. sekarang," Perintah Fee pada Thella dengan tidak sopan.
"Tapi aku mau beres-beres, bisa bikin sendiri, kan?" Thella sedikit agak kesal.
"Atau, kakak mau aku fitnah kakak? biar kak Fall marah dan meninggalkan kakak," Fee menatap Thella sinis.
Dengan anak manja dan pemarah, Thella merasa harus sedikit mengalah. Mengingat Fall juga kondisi emosinya sedang tidak baik karena David.
"Buruan! Asal kamu tahu ya, kamu tuh lebih cocok jadi babunya kak Fall daripada istrinya. Lagipula aku tahu, kamu mau jadi istri kak Fall karena dia kaya, kan? Ngaku aja deh,"Fee menatap Thella dengan tatapan tidak senang.
"Fee, sebaiknya, kamu jangan asal bicara kalau kamu sendiri tidak tahu masalahnya apa. Jangan ikut campur urusan orang dewasa,"Kata Thella sedikit memelankan suaranya sambil berjalan ke arah dapur.
"Biarpun Fee belum dewasa, tapi Fee tau kakak cuma pura-pura baik sama Kak Fall, sudahlah kak, jangan berpura-pura lagi, tinggalkan Kak Fall. Aku punya calon kakak ipar yang lebih cocok untuk dia,"
Fee mengejar langkah Thella ke dapur. Wanita itu hanya tersenyum mendengar celotehan Fee.
"Coba tawarkan saja pada kak Fall mu itu, mau tidak dengan wanita pilihanmu. Bukannya mudah buat memenangkan hatinya. Cuma orang sabar yang kuat,"Thella berbicara santai sambil memasak mi pesanan Fee.
"Kalau ternyata kak Fall mau?" Gadis itu memberikan pertanyaan receh pada Thella.
"Aku akan lepas kakak Fallmu.Tapi kalau sebaliknya, kamu juga harus janji, jangan campuri urusan rumah tangga kami, lagi."Kali ini Thella menatap Fee tajam. Bagi Thella, tidak perlu dengan emosi melawan tipe pemberontak seperti gadis muda di hadapannya itu. Ia juga tidak takut dengan ancamannya.Wanita itu yakin, Fall akan tetap memilihnya.
"Baiklah, deal."
Seharian Thella sudah seperti pembantu. Mengikuti semua permintaan Fee. Thella tidak masalah melakukan itu semua, dia maklum, Fee adalah gadis kota yang manja, bukan seperti dirinya.Ia juga sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri.
"Mana sih, kak Fall. Udah jam segini belum pulang juga," Fee mondar-mandir di depan pintu. Sementara Thella hanya menggeleng melihat sikap kekanakan Fee. Dia benar-benar akan menanyakan apa yang ia katakan pada Thella saat di dapur tadi.
"Fall tidak akan pulang jam segini, dia sering pulang larut, pekerjaannya banyak." Thella terpaksa memberitahu abege itu agar dia mengerti kapan Fall akan kembali.
"Ini semua karena kakak. Pasti kakak yang menyuruhnya selalu lembur supaya dapat uang lemburan banyak. Dasar perempuan matre!" Fee mendengus kesal.Ia sangat tidak suka kakaknya menikah dengan Thella.
"Terserah apa katamu. Asal kamu tahu, aku tidak pernah meminta apapun pada kakakmu, hanya saja dia yang memberiku semuanya. Bukankah dia terlalu baik?" Thella tetap menghadapi Fee dengan tenang. Kalau saja Fee sudah dewasa, tentu saja Thella akan mengajaknya perang mulut.
"Cih, aku tidak percaya kata-katamu, Kak. Kak Fall itu pendiam, dia penurut, mana mungkin dia tidak kakak manfaatkan. Dari cara bicara kakak saja aku sudah tahu kalau kakak itu sangat licik," Fee mengejek Thella. Membuat wanita itu sedikit geram, tapi ia berusaha untuk tetap santai.
"Kalau aku licik, aku pasti sudah kuasai semua harta yang kakakmu punya, tapi aku bukan tipe wanita yang seperti kamu bilang.Justru aku ragu, calon pilihanmu itu, apakah tulus dengan Fall?"Thella yakin, yang akan di jodohkan oleh Fee bukanlah wanita baik-baik. Thella percaya, Naufal pasti akan bisa menilai, siapa yang terbaik.
Tok..tok..
Mendengar suara pintu di ketok seseorang, Fee yang sudah tidak sabar ingin bertemu Naufal, segera membuka pintu dan memeluk kakak sepupunya itu.
"Fee, lepas! Kamu ini sudah besar, jangan bersikap kekanakan. Aku tidak suka kamu memelukku sembarangan seperti itu," Naufal tampak marah, Fee segera menyingkir dari pelukan Fall.
"Ada apa denganmu, Kak. Bukannya dulu kamu tidak masalah kalau aku memelukmu? Kenapa sekarang kamu tidak mengizinkanku?" Fee menatap Fall karena kecewa.Dia merasa Fall banyak berubah sekarang.
"Sekarang kamu sudah besar, tidak baik asal nempel pada lelaki, meskipun kita masih saudara. Jaga dirimu, kamu bisa di nilai murahan jika terus bersikap seperti itu," Naufal mengucapkan kalimatnya dengan nada sinis. Thella mengambil tas kantor Fall serta membuka jas dan dasinya seperti biasa. Fee melihat semua itu.Sebenarnya Fee menyadari, Thella cukup baik untuk Fall.
"Kak, bukankah wanita ini juga dulu merayumu? mana mungkin kamu yang merayunya, kamu kan pendiam dan penurut. Pasti wanita ini yang menggodamu," Fee menunjuk ke arah Thella. Tentu saja Fall kesal. Thella bukan wanita seperti yang Fee pikirkan.
"Fee, Cukup! Jaga bicaramu! Thella perempuan baik-baik. Dia tidak pernah menggodaku, atau menyentuhku. Justru aku, aku yang menggodanya,Karena dia, tipe wanita yang pantas untuk di perjuangkan, Catat itu di pikiranmu baik-baik." Fall masuk ke kamarnya. Ia bergegas mandi, mendinginkan otaknya yang mendidih karena sikap Fee yang menyebalkan.
"Kamu benar-benar sudah mencuci otak kakakku. Bahkan dia sampai berubah drastis seperti itu. Berhentilah jadi wanita bermuka dua," Fee masih saja mencoba menyulut emosi Thella. Wanita itu mulai merasa letupan-letupan api mulai timbul di hati dan pikirannya.
"Kamu punya hati dan pikiran, kan? Jadi kalau mau bicara, seharusnya kamu bisa tahu, kalimat yang kamu ucapkan itu menyakiti perasaan orang lain atau tidak." Thella menyusul Naufal ke kamar. Ia menyiapkan baju dan celana yang akan di pakai oleh Naufal. Sementara Fee, ia memainkan ponselnya sambil duduk di sofa.
"Thella, Maafkan kenakalan Fee. Orang tuanya selalu memanjakannya, makanya dia selalu membuat masalah. Lelah sekali kalau sudah satu atap dengannya. Tidak pernah tidak berulah." Naufal mengganti bajunya.
"Tenang, Fall. Aku bukan tipe orang yang seperti itu. Biarpun dia nakal, aku juga menganggapnya sebagai adik. Cibirannya tidak berarti apa-apa bagiku." Sahut Thella dengan tenang. Sebab, ia tidak takut dengan semua ancaman yang Fee ucapkan.
Fall menatap Thella dengan tatapan teduh. Betapa ia sangat bahagia memiliki istri yang berhati besar seperti Thella.
"Kamu, memang yang terbaik, Thella. Kamu wanita yang pantas untuk di cintai, dan aku sangat mencintaimu," Naufal mendaratkan ciumannya pada Thella, mereka berdua tenggelam dalam ciuman romantis, tanpa di sadari, ada sepasang mata yang memergoki apa yang tengah mereka lakukan.