Tiga bulan sudah usia pernikahan mereka. Freya sudah mulai mencintai Kevan sepenuh hatinya. bagaimana tidak, Kevan adalah pria pertama yang menyentuhnya walaupun dalam keadaan mabuk. tapi setelah kejadian waktu itu Kevan tidak pernah lagi berlaku kasar pada Freya. bahkan disaat Kevan sedang menginginkan nya, ia selalu melakukan dengan lembut dan malah membuat Freya yang jadi ketagihan.
kini Freya dan Kevan tidak tinggal lagi di apartemen. mereka sudah pindah ke rumahnya sendiri yang lokasinya lumayan jauh dari rumah James dan Shofi, tapi lebih dekat dengan rumah sakitnya Kevan yang ada diDublin. Kevan memang lebih Fokus mengurus rumah sakitnya yang tersebar dibeberapa kota dan profesi nya sebagai dokter.
sudah sebulan Freya tengah serius belajar memasak dengan memanggil juru masak handal untuk mengajarinya. dan hari ini ia akan menunjukkan hasil jerih payahnya dengan membawakan makan siang buatannya untuk suami kesayangan ke rumah sakit.
" selamat siang, nyonya Kevan. "
sapa dokter Daniel ketika berpapasan di koridor menuju ruangan kantor rumah sakit.
" hi, daniel. apa suamiku ada diruangannya ?"
tanya Freya karena sepertinya dokter Daniel itu baru keluar dari ruangan Kevan.
" Oh ada. tapi..."
dokter Daniel terlihat gugup.
" sepertinya Kevan sedang ada Tamu." ucapnya melanjutkan.
" siapa ? baiklah aku akan tetap masuk dengan tidak mengganggunya."
Freya pun melangkah lagi menuju ruangan Kevan.
" tunggu, Freya !"
sergah dokter daniel. namun Freya sudah membuka pintu ruangan Kevan.
begitu terkejutnya Freya melihat Suaminya itu tengah bersama seorang dokter cantik berambut pirang, berpakaian lengkap ala dokter berwarna putih dengan stetoskop yang melingkar dilehernya. dengan santainya tengah duduk manja dimeja kerja yang berhadapan dengan Kevan yang duduk menyandar dikursi kerjanya.
" apa aku mengganggu kalian ?"
ucap Freya berusaha mengendalikan diri.
Kevan begitu terkejut mendengar suara itu dan sontak matanya langsung mengarah ke sumber suara. begitu juga dengan si dokter cantik itu yang langsung terperanjat dari duduknya langsung berdiri.
" Sayang, kenapa tidak bilang dulu kalau mau kesini ?"
kata Kevan langsung berjalan mendekati Freya yang masih berdiri didepan pintu.
sementara si dokter cantik itu pamit undur diri.
" maaf kalau gitu saya permisi dulu, dokter O'Neill. " ucapnya sambil keluar.
" dokter O'Neill ? biasanya dipanggil dokter Kevan kan ?". ucap Freya mengernyitkan dahinya.
" O'Neill kan nama keluarga ku, sayang. sudahlah jangan dibahas. itu yang kamu bawa makan siang untukku kan ? "
Kevan melirik paper bag berisi kotak makan yang dibawa Freya dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
Freya pun segera membuka kotak makan itu.
" iya, aku bawakan bubble squeak kesukaan mu. aku coba bikin dirumah. semoga rasanya tidak beda jauh ya. "
ucap Freya tertawa.
Bubble and Squeak ini makanan berbahan dasar daging beku yang dicincang lalu digoreng. setelah itu ditambahkan kentang, wortel, kacang polong, kecambah brussels, dan sayuran lainnya.
tanpa basa-basi lagi Kevan langsung melahap menu makan siang buatan istri tercintanya itu.
Tapi melihat pemandangan tadi apa betul Freya itu istri tercintanya? Author jadi kompor nih. hehehe...
" gimana ? enak gak ?"
tanya Freya antusias.
" lumayan sih untuk kelas pemula."
jawabnya enteng.
Freya memonyongkan mulutnya.
" berarti gak enak ya..."
" enak kok. siapa bilang gak enak? ini buktinya habis."
ucap Kevan sambil menyodorkan kotak makannya yang telah kosong.
Freya pun tersenyum sumringah.
" oiya, tadi itu dokter siapa ? aku baru melihatnya."
tanya Freya kemudian.
" ooh, itu Claire. "
" Claire ??", Freya memicingkan matanya curiga.
" maksudku dokter Claire. dia dokter baru disini. sebelumnya dia praktek dikota Limerick."
" dirumah sakit milikmu juga ?"
Kevan mengangguk membalasnya, karena pandangan nya terfokus pada ponselnya membaca pesan dari seseorang.
Freya berusaha untuk tetap tenang dan selalu berfikir positif kepada suaminya itu. walaupun hati kecilnya kini tengah menaruh curiga atas apa yang tadi dilihatnya.
Berbincang sedekat itu didalam sebuah ruangan tertutup, apalagi posisi si wanita yang duduk diatas meja. sungguh tidak sopan sekali dilihatnya. lagian apa yang mereka bicarakan? kalau masalah pekerjaan rasanya terlalu santai untuk pose seperti itu.