Sementara ditempat lain di kota Limerick,
" Claire, tolong jaga sikapmu itu !!"
ucap Kevan melepaskan lengan Claire yang bergelayut ditangan Kevan.
" oh, maaf. Kevan. aku terlalu bersemangat."
jawab Claire yang terlihat sumringah itu.
Mereka berjalan beriringan menuju bangunan tua yang cukup luas. terlihat ada beberapa anak kecil yang sedang bermain dihalaman depan bangunan itu.
lalu mereka masuk kedalam.
seseorang menyapanya.
" apa yang bisa saya bantu tuan, nyonya ?"
kata wanita paruh baya itu.
Kevan dan Claire, keduanya saling bertatapan.
" bisakah kami bertemu dengan nyonya Martina ?"
tanya Claire sedikit ragu.
" Oh, beliau sedang mengajar anak-anak melukis dihalaman belakang. sebaiknya tuan dan nyonya menunggu saja dikantornya. mari saya antar."
Kevan dan Claire mengikuti wanita itu berjalan.
sampailah mereka diruangan kantor yang tidak terlalu besar dan didalam terdapat meja kerja yang sederhana, beberapa kursi, serta banyak buku-buku yang tersusun rapi dirak bertingkat, juga terdapat beberapa piala yang tersimpan didalam lemari kaca.
" mari, silahkan duduk. saya akan segera memanggilkan beliau."
ucap wanita itu bergegas pergi meninggalkan Kevan dan Claire.
" apa betul disini tempatnya? "
tanya Kevan pada Claire.
Claire hanya membalasnya dengan anggukan pasti.
" selamat sore, ada yang bisa saya bantu ?"
tiba-tiba seseorang datang menyapa mereka. iya itulah Martina yang mereka cari.
Kevan dan Claire sontak memandang ke arah suara itu.
" Nona Claire ?"
rupanya wanita paruh baya yang rambutnya mulai memutih itu mengenali Claire.
" nyonya Martina, apa kabar "
ucap Claire sambil memeluk sekilas Martina.
" lama sekali nona Claire tidak pernah kemari lagi."
" iya, maaf. aku selalu sibuk. tapi kiriman setiap bulannya selalu keterima kan, nyonya Martina ?"
" iya, nona. Aaron tidak pernah kekurangan disini."
jawab Martina seraya tersenyum.
" syukurlah kalau begitu."
ucap Claire lega.
lalu Martina melirik pada Kevan yang masih diam duduk disamping Claire.
" apa tuan ini..."
" iya nyonya. ini Kevan, Daddy nya Aaron."
ucap Claire langsung memotong kalimat Martina sambil tersenyum.
" Hi, tuan Kevan. senang bisa bertemu dengan anda."
ucap Martina ramah.
tapi Kevan hanya tersenyum membalasnya.
Kevan masih tidak percaya dengan kenyataan bahwa ia telah memiliki anak dari Claire. wanita yang sempat dekat dengannya tiga tahun lalu. ketika Kevan dan Claire bertemu kembali dirumah sakit milik Kevan di Limerick.
Claire adalah teman Kevan dan Daniel sewaktu sama-sama kuliah kedokteran di New York. Claire gadis cerdas dan periang. dan Kevan sangat menyukainya. tapi itu dulu, jauh sebelum menemukan Freya cinta pertamanya.
Namun dua tahun lalu hubungan mereka kandas dikarenakan sudah tidak ada kecocokan lagi. apalagi setelah Kevan tau bahwa Claire hanya mengincar hartanya saja.
terbukti Claire menjebak Kevan dengan menaburi obat perangsang diminumannya, saat Kevan ingin menyudahi hubungannya sampai akhirnya Claire hamil.
Kevan tak percaya begitu saja saat beberapa Minggu lalu Claire datang ke Dublin menemuinya dan mengatakan bahwa mereka telah memiliki anak laki-laki yang kini usianya kira-kira berusia satu tahunan itu. Kevan langsung melakukan tes DNA dengan anak itu, dan hasilnya ternyata Positif. anak kecil yang bernama Aaron itu benar-benar anak Kevan.
" Bagaimana nona Claire. apa anda ingin bertemu dengan Aaron ?"
ucap Martina.
" kami kemari untuk membawa Aaron ke Dublin. kami akan mengurusnya."
kata Claire.
" Apa ? tidak semudah itu tuan dan nyonya membawa Aaron. ia belum mengenal kalian. dan itu akan sangat buruk untuk tumbuh kembangnya."
ucap Martina.
" kami tau, nyonya Martina. tapi Aaron putra kami. kami ingin dekat dengannya. mumpung usia nya masih satu tahun. kami takut semakin ia besar, maka semakin sulit untuk kami mendekatinya."
ucap Claire.
Martina menghela nafasnya dalam-dalam.
" selama ini Aaron sangat dekat dengan Linda salah satu pengasuh disini. kalau kalian berkenan, biar kan Linda ikut dengan kalian untuk menemani Aaron biar ia tidak merasa asing ditempat barunya."
akhirnya Kevan dan Claire menyetujui saran dari Martina.
" ini sudah malam. sebaiknya kalian menginap saja disini. besok kalian boleh membawa Aaron. lagian sekarang ia sudah tidur."
ucap Martina.
" baiklah Nyonya. tapi bolehkah sekarang kami melihat Aaron dulu ?"
tanya Claire terlihat berantusias.
" boleh. mari saya antar ke ruangannya."
Kevan dan Claire pun mengikuti langkah Martina menuju kesebuah ruangan yang disana terdapat beberapa box tidur bayi.
Martina mendekati Box bayi yang berada paling pojok. box bayi berwarna biru.
" sepertinya Aaron sudah tidur nyenyak"
ucap Martina berbisik.
Kevan terus memandangi anak yang sedang tertidur itu.
" benarkah anak ini anakku ?"
gumamnya dalam hati.
" kau bisa lihat, Kevan. hidung dan dagunya yang panjang mirip sekali dengan mu."
ucap Claire sambil menyandarkan kepalanya di bahu Kevan. namun segera Kevan melangkah mundur.
" jaga sikap mu !"
bisik Kevan karena tidak ingin terdengar oleh Martina.
" sebaiknya kalian beristirahat lah. ini sudah larut malam. mari ikuti saya ! akan ku tunjukan kamar tamu untuk kalian."
ucap Martina.
Martina menunjukkan kamar tamunya yang hanya memiliki satu ranjang dan satu kursi disampingnya.
" silahkan kalian beristirahat lah disini. saya permisi dulu."
Martina lalu pergi meninggalkan Kevan dan Claire didalam kamar. mungkin ia mengira Kevan dan Claire itu suami istri.
" tidurlah kamu diranjang itu. biar aku tidur dikursi ini."
ucap Kevan.
" apa badanmu tidak akan sakit tidur dikursi itu ?"
" tidak."
jawab Kevan datar. lalu ia menjatuhkan dirinya dikursi itu dan langsung memejamkan matanya berharap dirinya bisa langsung tertidur.
tiba-tiba pikirannya jadi kacau.
"Freya. bagaimana reaksinya jika ia tau tentang kebenaran ini. ah, aku jadi merindukan mu. apa sekarang kau sudah tidur, sayang ?"
gumam Kevan dalam hati.
ingin rasanya Kevan menghubungi Freya, tapi ia belum sanggup kalau terus menerus membohonginya.