Pagi harinya, Freya terbangun dari tidur dan melihat Kevan sudah tidak ada disampingnya. lalu ia bergegas ke kamar mandi. tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dari arah dalam.
" Kevaan!!"
teriak Freya terkejut dan reflek menangkup wajahnya dengan kedua lengannya.
Ternyata Kevan baru selesai Mandi dengan hanya memakai sehelai handuk yang dililitkan sepinggang. terlihat jelas kotak kotak otot perutnya yang six pack.
" kenapa kamu bertelanjang dada gitu ? cepat masuk lagi ke dalam !! nanti aku ambilkan baju untukmu."
ucap Freya yang masih menutupi wajahnya.
Kevan malah tertawa melihat tingkah Freya. lalu ia mendekati Freya.
" kamu menggemaskan sekali ya. ayo berikan aku morning hug !"
ucapnya malah sengaja memeluk Freya.
Freya malah jadi gelagapan dan tak bergeming saat tubuhnya berada dalam rengkuhan Kevan yang tinggi besar itu.
tapi sesaat Kevan melonggarkan pelukannya.
" hari ini morning hug, tapi mulai besok ganti morning kiss, oke !"
ucapnya sambil memegang pundak Freya. pipi Freya tiba-tiba merah merona. dan Kevan langsung mengecup pucuk kepala Freya.
" bergegaslah. aku akan mengantarmu ke rumah mama sekarang. karena pagi ada jam praktek dirumah sakit sampai siang. dilanjut ke kantor papa karena ada yang harus ditandatangani. "
ucap Kevan.
tak lama kemudian Freya pun bergegas membersihkan diri kekamar mandi, karena tidak ingin membuat Kevan menunggu lebih lama.
lalu membuatkan Sandwich untuk sarapan mereka berdua. maklum Freya tidak pandai memasak jadi hanya bisa membuatkan Sandwich sekedar untuk sarapan.
***
dirumah mama Shofi.
" hallo sayang, pagi-pagi sudah nongol saja disini. Kevan mana? "
tanya Shofi sambil bola matanya beredar mencari seseorang.
" Kevan ada praktek dirumah sakit pagi ini, ma. jadi barusan dia gak sempat masuk karena buru-buru."
" oohh... ya sudah kalo begitu." balas Shofi.
" Raya mana, ma? apa dia masih tidur ? "
ucap Freya sambil ngeloyor naik ke arah kamar Freya.
Benar saja ternyata Raya masih tidur nyenyak di ranjangnya. melihat itu Freya langsung menarik selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya itu dengan kasar.
" ayo bangunlah, gadis pemalas !!"
teriak Freya.
Raya tak bergeming.
" Raya !!", teriak Freya lagi ditelinganya.
Raya pun menggeliat.
" setengah jam lagi ya, Fre."
pintanya sambil mata masih terpejam berat.
" ayolah, Ray. wake up !! "
ucap Freya sambil menggoyangkan tubuh Raya. dan akhirnya Raya pun terperanjat.
" Rese kamu ya, Fre."
ucap Raya beranjak dengan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi hendak membersihkan diri.
Freya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.
***
" balik yuk, Ray. ini sudah mau sore lho."
ucap Freya yang sudah kelelahan menemani Raya belanja oleh-oleh seharian ini.
" oke. tapi setelah kita st. Stephen's Green. ayolah, aku ingin kesana untuk pertama kalinya." ucap Raya sedikit memelas.
" terserah kamu deh. nurut aja aku mah. tapi jangan lama-lama ya. ini dah mau sore, non."
jawab Freya terpaksa menyetujuinya, Raya tampak bersemangat.
" ni anak pake batre apa ya, kok energinya gak habis-habis." gumam Freya.
St. Stephen's Green merupakan taman kota yang terletak di pusat kota dan merupakan taman kota terbesar di Dublin yang dibangun dengan gaya arsitektur Georgian. Selain bunga-bunga dan pepohonan, di taman ini juga terdapat beberapa monument dan bangunan penting yang bersejarah lainnya.
Freya duduk dikursi taman sambil memperhatikan kesibukan Raya yang sedang asik jeprat-jepret dengan kamera Canon DSLR keluaran seri terbarunya itu.
setelah beberapa lama kemudian Raya pun ikut duduk disampingnya Freya sambil melihat-lihat hasil jepretannya tadi.
" gimana udah cukup fotografi nya? "
tanya Freya.
Raya hanya mengangguk-angguk dengan pandangannya masih tertuju ke kameranya itu.
" pulang sekarang yuk! "
ajak Freya kemudian
" gimana malam pertama mu, Fre? sukses kah ?"
tanya Raya tiba-tiba sambil cengengesan.
Freya mendelik.
" biasa aja." jawabnya.
" biasa gimana ? "
tanya Raya masih penasaran.
" ya merem lah, Ray. "
" maksudnya tidur ?"
tanya Raya melotot.
" iyalah. mana ada tidur sambil jalan-jalan."
jawab Freya dengan polosnya.
" jadi sampai sekarang kamu masih suci, Fre ?"
" wah, sialan nih ngeledek."
umpat Freya.
" Kevan sama sekali belum ngapain kamu ?"
tanya Raya masih penasaran.
" iya, Ray. kita belum melakukannya. akunya yang belum siap. dan Kevan mengerti, kok. puas sekarang, Ray ?"
jawab Raya.
" aneh. " gumam Raya.
" ayo, kita pulang sekarang!! "
Freya beranjak dari tempat duduknya lalu disusul Raya.