Seminggu berlalu. Sejak hari itu Freya belum bertemu revan lagi. Hanya berkomukasi lewat video call dan chat di WhatsApp, karena Revan sudah mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya. Sepertinya Revan sedang mengejar target dalam hidupnya.
Sementara Freya juga tengah disibukan dengan persiapan sidang skripsinya yang rencananya akan digelar beberapa hari lagi.
Pagi itu, Shofi tengah asih membuat sarapan nasi goreng udang kesukaan Freya, sementara Bi Asih tengah membereskan beberapa buku-buku dan majalah yang berserakan disofa.
"Fre, mama udah siapkan sarapan dimeja ya… mama berangkat dulu ada kelas pagi. Bye sayang.."
teriak Shofi dari lantai bawah.
namun tidak ada sahutan dari penghuni dilantai dua itu.
" bi asih, saya berangkat ya..."
pamit Shofi melewati bi Asih yang sedang bersih-bersih. dan Bi asih pun hanya membalas dengan anggukan sambil tersenyum.
Dengan tergesa-gesa Shofi menenteng tas jinjingnya dan mengambil kunci mobil menuju keluar rumah. Ketika hendak membuka gerbang pagar rumahnya tiba-tiba ada mobil berhenti. Dan revan pun turun.
Shofi mengerutkan keningnya karena merasa tidak mengenalnya. "
"ada yang bisa saya bantu ?"
Tanya Shofi kemudian.
" Freya nya ada tante?"
Bola mata Shofi membulat. Baru kali ini anak gadisnya kedatangan tamu pria ganteng. Sepagi ini pula.
" kamu temennya ?", Tanya Shofi penasaran.
" lebih tepatnya pacarnya, tante. Nama saya Revan Adiguna Putra."
Jawab Revan sambil mengulurkan tangannya percaya diri.
" Boyfriend ?"
Bola mata Shofi berputar-putar kaget. Diliriknya jam tangan yg melilit ditangannya.
" waduh maaf, saya tidak punya banyak waktu karena sudah terlambat. Lain waktu kita bisa sambung lagi, revan."
ucap Shofi sambil menepuk bahu Revan dan buru buru membuka pintu mobilnya. Lalu menengok lagi ke arah Revan. "
"oya, Freya ada didalam. Kamu bisa minta tolong bi Asih untuk memanggilkannya."
Revan membalasnya anggukan dan tersenyum manis semanis gula Jawa.
Tak lama kemudian Shofi pun berlalu meluncur bersama city car nya menuju ke sekolah tempatnya mengajar.
Tak perlu repot repot minta tolong bi Asih untuk memanggilkan Freya. Karena gadis itu ternyata sudah menghadang revan yang hendak masuk di depan pintu rumahnya.
" tau rumah ini dari mana ?"
Tanya Freya ketus.
" sangat mudah untuk menemukan rumah seorang Freya Finnian Geralt."
jawab Revan tersenyum miring.
Freya mendengus.
"okay, masuk lah !!"
kata freya mempersilahkan.
Revan duduk di kursi ruang tamu, dan Freya duduk dikursi depannya. Keduanya saling berhadapan hanya ada meja sebagai pembatasnya. Keduanya belum ada yang memulai pembicaraan. Sampai akhirnya beberapa menit kemudian,
" Oya, jadwal sidangmu kapan?"
Tanya Revan memecah kesunyian
" dua hari lagi." Jawab Freya singkat.
" Semangattt !! "
ucap Revan sambil mengepal lengan lalu mengangkatnya setinggi bahunya seraya tersenyum.
Freya pun tertawa kecil. Revan menatap teduh pada Freya seakan-akan langsung terhipnotis dengan wajah cantiknya Freya. Senyumannya mengalihkan dunia Revan yang terkenal playboy itu. Ya, tepat sekali. sejak dekat dengan Freya, revan sedikit merubah kebiasaan buruknya. mulai mabuk mabukan di klub malam, balapan liar, bahkan sejak perjanjian konyol itu revan tidak pernah lagi bermain dengan wanita lain sekalipun untuk one night stand.
" memang kamu gak kerja hari ini ?"
Tanya Freya membuyarkan khayalan Revan.
" kerja dong. tapi kepagian jadi mampir kesini dulu."
ucap Revan sambil cengengesan.
" kamu gak nanya alasanku kemari sepagi ini ?"
tanyanya lagi.
Freya mengernyitkan dahinya.
" Why?"
"'cause I miss you so much."
Bola mata Freya membulat, Pipinya langsung merona. Butuh waktu untuk mencerna setiap kata-kata yang keluar dari pria ganteng yang ada dihadapannya. Freya mulai menyukai Revan.
" sebetulnya nanti siang aku akan ke Medan selama beberapa hari bersama ayahku masalah tender pekerjaan."
" oh "
" kok oh, doang ? "
" trus apa ? masa harus bilang WOW gitu ? "
tegas Freya.
Revan malah terkekeh.
" bilang dong kalau kamu juga akan merindukan ku."
kata Revan.
" ga usah lebay deh. ini jamannya video call. susah amat."
balas Freya.
" kan beda, Fre."
" bedanya ?"
" sensasinya."
ucap Revan lagi-lagi terkekeh.
Freya mendengus.
" gila juga ni anak."
gumam Freya.
" udah jam delapan nih, Fre. aku balik ke kantor ya. takut terlambat nanti disuruh hormat bendera."
ucap Revan beranjak dari tempat duduknya.
" emang anak sekolah disuruh hormat bendera sama lari keliling lapangan."
balas Freya tertawa.
Revan pun ikut tertawa. tak lama kemudian pamit pergi.
" inget ya, sebelum sidang besok, sebut saja namaku tiga kali biar kamu tidak gugup."
ucap Revan sambil mengusap puncak kepala Freya dan akhirnya masuk ke pintu mobilnya.
Freya tertawa sekilas.
" ayo pergilah. nanti keburu kejebak macet lho, Rev."
akhirnya Revan pun meluncur meninggalkan senyuman Freya yang masih tersisa.