Chereads / From the pass / Chapter 4 - Raka POV

Chapter 4 - Raka POV

setelah chek up ke rumah sakit kemarin, kondisiku semakin membaik, walau penyakitku ini tidak dapat disembuhkan, tetapi aku harus tetap semangat untuk hidup dan tidak menyerah, aku tidak mau mengecewakan orang-orang yang sudah mendukungku, Adit, sahabat sekaligus saudara yang paling care yang aku punya, aku tahu Adit berkorban banyak untuk ku, dia merelakan Khana karena ku, karena itulah aku ingin memperbaiki semuanya, mengikat kembali tali yang dulu dia lepas demi menyambungkan dengan tali yang lain. aku mencintai Khana, tapi cintaku tidak datang diwaktu yang tepat walau ku tahu ini sedikit terlambat, tapi ini lebih baik dari pada aku harus menanggung penyesalan terlalu dalam.

---_-------

"Khana!" teriakku ketika melihat dia dilorong sekolah

"hai, ka." jawabnya, senyumnya sangat manis, dia memang tidak berkulit putih, tapi kulitnya bersih, tanpa jerawat walau bisa kupastikan dia bukan tipe cewek yang suka ke salon. dia cewek yang apa adanya.

"manis banget si kamu, Na"

"basi" jawabnya..aku hanya terkekeh.

"pulang sekolah, kamu ada acara?"tanyaku.

"ga, kenapa emang?"

"aku boleh ke rumah kamu?"

"boleh aja.."

"ya udah ntar bareng pulangnya, aku tunggu diparkiran." jawab ku

"jangan! kamu tunggu diseberang jalan aja Deket rumah Ajeng gimana?"

"Astaga, Na, kenapa ga bareng dari sini saja?"

"ya udah, kamu sendiri aja ke rumah aku kalo gitu,ga usah bareng aku"

"ya udah ntar gw tunggu Deket rumah gendut."

"sip."

"bye, Na.." Khana hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

ya begitulah cewek ter-cool dan tersantai yang pernah aku kenal, disaat cewek-,cewek lain sibuk urus penampilan, Khana biasa aja, dia tampil apa adanya. tapi itulah daya tarik yang tak pernah dia sadari, banyak teman-teman cowok di sekolah yang menaruh hati padanya, tapi sayangnya dia tak cukup peka untuk menyadari dan karena sikapnya yang acuh itulah para cowok menjadi segan dan akhirnya hanya memendam dalam hati mereka, dan memilih untuk melihatnya dari jauh dari pada harus mengejarnya, apa lagi dia seperti risih kalo didekati para cowok, makanya aku juga harus berhati-hati mendekatinya agar dia ga ilfeel terus kabur dah.

________

Khana POV

"khana!" aku mengalihkan pandanganku ke belakang, ga salah tuh si raka yang panggil aku. dan ternyata 'iya'.

"manis banget si kamu, Na." katanya.

"basi." jawabku dia hanya terkekeh, tapi sungguh kekehannya menambah sisi ketampanannya naik level.

"pulang sekolah kamu ada acara?" tanya nya.

"ga, kenapa emang?" jawabku penasaran.

"akuboleh ke rumah kamu?" whattttttt... ga salah dengar nih aku?? dia mau main ke rumah? mau apa coba?

"boleh aja," jawabku sedatar mungkin, mencoba menutupi kegugupanku.

"ya udah ntar bareng pulangnya, aku tunggu diparkiran."

"jangan! kamu tunggu di seberang jalan aja Deket rumahnya Ajeng gimana?"

demi tokek yang berkeliaran di atas pohon jambu tetangga, bisa jadi selebritis dadakan aku kalo sampai ada yang lihat aku pulang bareng Raka, cowok keren di sekolah. sooryyy aku belum siap di bully!

Raka masih kekeh ajak pulang bareng dari sekolah, sampai akhirnya dia menyerah juga dan mau menunggu aku di seberang jalan Dekat rumah Ajeng, yang memang tak terlalu jauh dari sekolah.

_________

sekarang disinilah aku, duduk disamping cowok keren di sekolah, Raka.

"langsung ke rumah kamu, Na? atau kamu mau mampir dulu kemana gitu."

" ga, kita langsung ke rumah aja."

"kamu dirumah tinggal sama siapa aja, Na?"

"aku cuma sama bunda aja, soalnya kakak laki-lakiku lagi pendidikan kedinasan."

"ow gitu,"

"ayah kamu,?"

"ehm..ayah, eh.. belok kiri, kamu kebablasan."

"oh maaf, ga tau, kamu juga ga kasih tau aku"

"sorry..sorry.. lagian kamu ngajak bicara terus,"

"yang mana rumah kamu?"

"itu yang pagar hitam no. D5."

"oke."

dan akhirnya nyampe juga kita dirumah aku. aku turun dari mobil di ikuti oleh raka, rumah yang sederhana, tapi tempat ternyaman buat aku dan juga Abang, depan rumah ku dikelilingi bunga-bunga berwarna-warni, bunda memang suka menanam bunga, begitu juga dengan kakak laki-lakiku, kalau aku cuma ikut-ikutan mereka saja.

aku duduk di teras sambil melepas sepatuku dan kutaruh di rak sepatu yang tak jauh dari tempatku duduk, begitu juga Raka melakukan hal yang sama. aku bangun dari tempat duduk dan melangkah menuju pintu.

tok

tok

tok

"Assalamualaikum, bunda,"

"Khana anak bunda yang paling cantik pulang, Bun." teriakku dan sekilas aku melihat ke arah raka yang sedang menutup mulutnya menahan senyum.

"kenapa kamu, Ka? senyum-senyum seperti itu?"

"percay diri banget sih kamu,muka macam pantat panci aja dibilang cantik."

"sembarangan, kamu.."

tak berapa lama pintu terbuka.

"bunda" sapaku

"bunda Anya."kata Raka.

bagaiman Raka tau nama bunda?