Chapter 53 - Bab 52

Sudut pandang Rosanne:

Ketika kami tiba di kerajaan vampir, Sigmund mengantarku ke ruang singgasana untuk menemui kakekku.

Raja Bellamy sedang duduk di singgasananya. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya tatkala dia melihatku dan Sigmund berjalan memasuki pintu ruang singgasana. Berdiri, kakekku mendekati aku dan langsung memelukku.

Setelah kami melepaskan pelukan kami, dia bertanya kepadaku dengan cemas, "Dari mana saja kamu, Mirabelle? Aku sudah sangat khawatir. Kami telah mencarimu ke mana-mana, tetapi kami tidak dapat menemukan kamu di manapun."

"Maafkan aku karena sudah membuatmu khawatir, Kakek," aku meminta maaf, "Aku—"

"Putri Mirabelle telah diculik, Yang Mulia," Sigmund memotong perkataanku.

"Apa?!" Mata Raja Bellamy membelalak. "Apakah itu benar, Mirabelle?"

Aku mengangguk. "Iya, Kakek. Sigmund benar."

"Siapa yang telah menculikmu, Mirabelle?" tanya kakekku sambil menggertakkan gigi.

"Aku tidak tahu siapa mereka karena mereka menutupi wajah mereka dengan topeng," aku menceritakan kepada kakekku kebohongan yang sama seperti yang aku katakan pada Sigmund.

"Apakah kamu yakin tidak tahu apa-apa tentang penculikmu?" Kakekku menyipitkan matanya dengan curiga.

"Iya, Kakek, aku benar-benar tidak tahu siapa mereka," aku berbohong lagi.

"Kau tahu apa yang paling kubenci di dunia ini, Mirabelle?" Raja Bellamy bertanya dengan nada kesal. Dia tampaknya tidak mempercayai kebohonganku dengan mudah.

Aku menggelengkan kepala.

"Seorang pembohong," Raja Bellamy menjawab pertanyaannya sendiri.

Aku menelan ludah. "Oh tidak! Kakekku tahu kalau aku sedang berbohong."

"Kamu sebaiknya mengatakan yang sebenarnya padaku sekarang. Karena jika aku tahu kebenaran dari orang lain, kamu akan berada dalam masalah besar,"  Raja Bellamy mengancamku.

Tidak ingin membuat kakekku semakin marah, aku memilih untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya. "Maaf, Kakek. Aku akui bahwa aku sudah berbohong padamu. Sebenarnya aku tahu siapa yang sudah menculikku."

"Siapa mereka?" Kakek menuntut jawaban dariku.

"Aku diculik oleh manusia serigala," jawabku dengan jujur.

Mendengar jawabanku, Raja Bellamy mengepalkan tangannya dengan marah. "Beraninya para manusia serigala itu menculik cucuku!"

"Mengapa kamu tidak memberi tahu aku sebelumnya bahwa kamu diculik oleh manusia serigala?" Sigmund bertanya dengan curiga.

"Maafkan aku. Aku masih kaget waktu itu," dalihku.

"Apa nama pack werewolf yang telah menculikmu, Mirabelle?" Sigmund bertanya lagi.

"Haruskah aku memberi tahu mereka?" tanyaku pada diri sendiri.

Entah mengapa aku ingin melindungi para manusia serigala itu dari Raja Bellamy dan Sigmund. Aku hanya merasa mereka bukanlah orang jahat meskipun faktanya mereka sudah menculikku.

"Aku tidak tahu. Mereka tidak memberitahu aku tentang itu," akhirnya aku berbohong.

"Aku pikir kamu tidak jujur ​​kepadaku," tuduh Raja Bellamy.

"Aku tidak berbohong. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka adalah manusia serigala, tetapi mereka tidak memberitahu aku dari mana mereka berasal." Aku takut kakekku akan mengetahui bahwa aku membohonginya, tetapi aku berusaha tetap tenang.

"Aku tidak tahu mengapa aku berpikir bahwa kamu mencoba untuk melindungi penculikmu," tutur sang raja.

"Mengapa aku harus melindungi seseorang yang telah menculikku?" aku bertanya kepadanya.

Kakekku mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Katakan mengapa!"

"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, Kakek. Mereka adalah penculikku. Tentu saja mereka tidak akan mengungkapkan identitas mereka kepadaku, kan?" aku beralasan.

"Putri Mirabelle benar, Yang Mulia. Para manusia serigala itu tidak cukup bodoh untuk mengungkapkan identitas mereka kepada Putri Mirabelle," Sigmund membelaku.

Aku senang setidaknya Sigmund memercayaiku.

"Oke, lupakan saja!" Sang raja vampir berkata, "Sekarang katakan padaku apa yang telah mereka lakukan padamu saat kau bersama mereka! Apakah mereka menyakitimu?"

Aku menggelengkan kepala. "Tidak, mereka tidak menyakitiku. Mereka mengurungku di sebuah kamar, tetapi aku berhasil melarikan diri dari mereka."

"Apakah mereka mengatakan sesuatu padamu?" Raja Bellamy bertanya.

"Selain mengatakan bahwa mereka adalah manusia serigala, mereka tidak memberitahu aku apa-apa lagi," jawabku.

"Baik. Kamu pasti kelelahan. Sebaiknya kamu beristirahat sekarang," saran Raja Bellamy.

Aku diam-diam menghembuskan nafas lega ketika raja memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan kami.

"Iya, Kakek," jawabku.

"Penjaga!" Raja Bellamy berseru.

Secepat kilat, dua penjaga memasuki ruangan ini.

Menundukkan kepala mereka dengan hormat, mereka berkata secara serempak, "Iya, Yang Mulia?"

"Bawa Putri Mirabelle ke kamarnya sekarang!" Kakekku memerintahkan para penjaga.

"Baik, Yang Mulia," ucap mereka pada saat bersamaan.

"Silakan ikuti kami, Yang Mulia!" salah satu penjaga berbicara kepadaku.

Aku mengangguk. "Baik."

Para penjaga mulai berjalan keluar dari ruangan, dan aku mengikuti mereka dari belakang. Setelah itu, mereka membawa aku ke kamarku.

(((((

Sudut Pandang Raja Bellamy:

Begitu Mirabelle dan para penjaga meninggalkan ruangan ini, Sigmund mendekatiku.

"Yang Mulia, saya rasa Putri Mirabelle menyembunyikan sesuatu dari kita. Tapi saya sengaja berpura-pura mempercayainya sehingga dia tidak curiga dengan saya," tutur Sigmund dengan nada berbisik.

"Aku tahu, Sigmund," kataku. "Cucu perempuanku bukan pembohong yang baik."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Yang Mulia?" Sigmund meminta pendapatku.

"Cari tahu sebanyak mungkin tentang manusia serigala yang telah menculik Mirabelle dan segera laporkan kembali hasilnya kepadaku!" aku memerintahkan.

"Baik, Yang Mulia," ucap Sigmund.