Chapter 55 - Bab 54

Aku bertanya-tanya apa yang dilakukan sang raja di kamarku. Terakhir kali beliau datang ke kamarku adalah sebelum pesta dansa. Beliau menemui aku hanya untuk memperingatkan aku untuk menunjukkan perilaku terbaikku ketika kami berada di pesta pertunanganku.

Jadi, apakah Raja Bellamy di sini untuk memarahi aku lagi? Karena jika sang raja hanya ingin berbicara denganku, aku yakin beliau akan memerintahkan Sigmund untuk menjemput aku dan kemudian dia akan membawaku untuk bertemu dengan raja di ruang singgasananya.

Sambil tersenyum, Raja Bellamy mendekati aku, dan duduk di tepi tempat tidur."Aku senang kamu belum tidur, Mirabelle," ucapnya.

"Ada apa, Kakek?" tanyaku penasaran.

"Aku tahu ketika kita berbicara di ruang singgasana, aku berkata bahwa kamu sebaiknya beristirahat. Tapi aku pikir akan lebih baik jika kamu makan dulu sebelum tidur," sarannya.

Sejujurnya, aku tidak lapar. Aku sudah makan banyak makanan ketika aku sedang menunggu para vampir di kafe itu. Tapi aku tahu aku tidak bisa menolak tawaran sang raja. Aku tidak ingin dia marah lagi kepadaku. Namun masalahnya adalah aku takut Raja Bellamy akan memaksa aku untuk mengkonsumsi darah lagi. Bahkan jika dia tidak memaksaku mengkonsumsi darah, pikiran tentang melihatnya meminum darah di depanaku membuat aku jijik.

"Jangan khawatir! Aku berjanji tidak akan memaksa kamu untuk minum darah lagi," ujar Raja Bellamy seolah bisa membaca pikiranku.

Sekarang, aku mulai ragu bahwa Raja Bellamy bukan pembaca pikiran. Karena jika beliau benar-benar tidak bisa membaca pikiranku, bagaimana mungkin beliau tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang?

Aku bertanya, "Kakek, bagaimana kakek bisa tahu apa yang aku pikirkan? Apakah kakek—"

"Sudah kubilang aku bukan pembaca pikiran, Mirabelle," Raja Bellamy menyelaku sambil tertawa, "Aku tahu apa yang kamu pikirkan dari ekspresimu."

"Oh," aku berkomentar.

"Mari kita makan malam sekarang, oke?" ajaknya.

"Tentu," jawabku, "Aku akan ganti pakaian dulu."

Aku bangkit dari tempat tidur dan siap berjalan ke arah walk-in closet, tetapi tiba-tiba Raja Bellamy meraih tanganku, menahanku.

"Tidak, kamu tidak perlu berganti pakaian," katanya tanpa terduga.

"Tapi kakek bilang aku tidak diizinkan memakai pakaian kasual kecuali saat aku berada di dalam kamar," ujarku bingung.

"Yah, aku berubah pikiran. Mulai sekarang, aku berjanji tidak akan memaksa kamu untuk melakukan apapun yang tidak kamu sukai lagi," tuturnya.

Hatiku merasa senang mendengar kata-katanya. "Benarkah?"

Beliau mengangguk dan memberiku sebuah senyuman hangat. "Ketika kamu tiba-tiba menghilang, aku pikir kamu telah melarikan diri karena kamu tidak suka dikendalikan olehku. Itu sebabnya aku memutuskan untuk memberi kamu lebih banyak kebebasan setelah kamu kembali. Aku tidak ingin kamu meninggalkan aku lagi, Mirabelle."

Aku memeluk kakekku. "Terima kasih, Kakek. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan kakek. Aku mencintaimu, Kakek."

Raja Bellamy balas mendekapku. "Aku juga mencintaimu, cucuku."

Raja Bellamy terlihat sangat tulus ketika dia mengatakan bahwa dia mencintaiku. Jadi aku cukup yakin bahwa Alpha Adolph telah berbohong kepadaku ketika dia mengatakan bahwa kakekku memiliki niat jahat untukku. Tetapi aku harus bertanya kepada kakekku sendiri hanya untuk memastikannya.

Setelah kami menarik diri dari pelukan, Raja Bellamy mengulurkan tangannya padaku. "Ayo pergi!"

Aku menggenggam tangannya dan kami kemudian melangkah keluar dari kamarku.Melihat kami, para penjaga yang ditempatkan di depan kamarku sedikit menundukkan kepala mereka. Ketika kami berjalan menyusuri koridor, para penjaga mengikuti di belakang kami.

"Apakah para pengawal itu selalu harus mengikuti aku kemanapun aku pergi?" aku bertanya kepada kakekku dengan jengkel.

"Tentu saja," jawabnya, "Mereka ada di sini untuk menjamin keselamatanmu, Mirabelle."

"Tapi aku tidak suka diikuti, Kakek," keluhku.

"Berhentilah mengeluh, Mirabelle!" Raja Bellamy mengomeliku, "Aku hanya melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri. Kamu membutuhkan pengawal untuk melindungimu. Aku tidak bisa mengambil risiko kamu diculik lagi."

"Tapi kakek telah berjanji padaku bahwa kakek akan memberi aku lebih banyak kebebasan. Di mana letak kebebasannya jika aku harus diikuti oleh pengawal ke mana-mana?" aku memprotes.

Raja vampir menghela nafas. "Baiklah. Aku akan mempertimbangkan tentang hal itu."

Aku tersenyum penuh kemenangan.