Setelah penjaga membawa aku ke kamarku, aku mandi dan berganti pakaian menjadi piyama merah.
Duduk di atas tempat tidur, aku menyadarkan kepalaku ke kepala ranjang dan berpikir, "Aku rasa Raja Bellamy tidak mengatakan kepadaku seluruh kebenaran tentang apa yang terjadi pada ibu dan ayahku. Aku tahu tanpa keraguan bahwa dia berbohong kepadaku. Ada beberapa alasan untuk meragukan ceritanya. Pertama, dia mengatakan bahwa ibuku terbunuh dalam suatu kecelakaan. Tetapi ketika aku bertanya kecelakaan macam apa yang bisa membunuh seorang vampir seperti ibuku, dia menolak untuk memberitahu aku rinciannya. Kedua, raja memberitahu aku bahwa ayahku juga terbunuh dalam kecelakaan yang sama dengan ibuku. Tetapi Sigmund mengatakan bahwa dia pikir dia telah melihat ayahku di kafe tadi malam. Jadi ada kemungkinan ayahku masih hidup. Dan itu berarti kakekku telah berbohong kepadaku."
"Aku pikir aku harus bertanya kepada orang lain tentang itu. Seseorang yang bersedia menceritakan semuanya dengan jujur. Tapi siapa yang bisa memberi aku jawaban yang aku cari?" aku bertanya-tanya dalam hati.
"Haruskah aku bertanya pada Sigmund?" pikirku.
"Tidak, tidak, tidak." Aku menggelengkan kepala. "Itu ide yang buruk. Sigmund sangat setia kepada Raja Bellamy. Jika rajanya menolak untuk mengatakan seluruh kebenaran kepadaku, aku yakin Sigmund juga akan melakukan hal yang sama."
"Kurasa sebaiknya aku bertanya pada Pangeran Maximilian. Ayahnya adalah teman baik kakekku. Jadi tidak ada keraguan bahwa Raja Ignatius dan Maximilian tahu apa yang terjadi pada orangtuaku. Selain itu, Maximilian selalu mudah dibujuk. Aku yakin aku akan mendapatkan kebenaran darinya dengan mudah." Aku menyeringai dengan pemikiran yang terakhir tadi.
"Tapi tunggu! Ngomong-ngomong, di mana Maximilian sekarang? Aku belum melihat dia sejak aku memintanya untuk meninggalkan aku sendirian malam sebelumnya. Apakah dia marah kepadaku?" aku bertanya-tanya.
"Rosanne, kamu baik-baik saja?" Sebuah pertanyaan menarikku keluar dari lamunanku.
Aku memalingkan kepalaku ke arah suara itu. Ketika aku melihat Lupita berdiri di ambang pintu dengan nampan makanan di tangannya, sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalaku.
"Kenapa aku tidak bertanya pada Lupita saja? Sepertinya Lupita sudah lama bekerja di sini. Jadi mungkin dia tahu apa yang terjadi pada ayah dan ibuku. Mari kita lihat apakah aku bisa menggali informasi lebih lanjut darinya!" pikirku.
"Ada apa denganmu, Rosanne? Kamu kok melamun sih?" Lupita bertanya ketika dia berjalan ke arahku.
"Tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan apa yang terjadi hari ini. Aku menyesal telah menyelinap keluar dari istana dan membuat semua orang khawatir padaku," aku berbohong dengan lancar.
"Kamu tidak perlu merasa bersalah, Rosanne. Yang paling penting adalah kamu aman dan sehat sekarang," kata Lupita meyakinkanku.
"Terima kasih, Lupita," ucapku sambil tersenyum. "Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di sini, Lupita?"
"Aku membawa makan malammu, Rosanne." Dia meletakkan nampan makanan yang dia bawa di meja samping tempat tidur.
"Terima kasih," ucapku sambil tersenyum.
Dia membalas senyumanku. "Dengan senang hati."
"Lupita, bisakah kita bicara sebentar?" aku bertanya.
"Tentu," jawabnya.
"Silakan duduk!" kataku.
Lupita akhirnya duduk di tepi tempat tidur di depanku.
"Lupita, sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" aku bertanya.
"Aku tidak yakin, Rosanne. Aku pikir sudah sangat lama sekali," jawabnya.
Aku mengangguk tanda mengerti.
"Tapi mengapa kamu tiba-tiba bertanya tentang hal itu?" Dia menyipitkan matanya dengan curiga.
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja," jawabku sambil menyeringai.
"Oh," komentarnya.
"Jika kamu sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun, kamu pasti kenal ibuku, kan?" tanyaku.
"Tentu saja!" serunya. "Semua orang kenal Putri Claribelle. Dia adalah putri vampir yang sangat terkenal."
"Jadi, pernahkah kamu bertemu ibuku sebelumnya?" aku bertanya.
"Aku sudah banyak mendengar tentangnya, tetapi aku belum pernah bertemu dengannya secara pribadi," jawabnya.
Aku bertanya, "Mengapa?"
"Karena ibumu meninggal ketika aku masih kecil, jadi aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya secara pribadi," dia beralasan.
"Aku tidak sebodoh itu, Lupita. Aku tahu vampir tidak menua seperti manusia. Mungkin kamu terlihat hanya beberapa tahun lebih tua dariku, tetapi aku tahu kamu pasti lebih tua dari penampilanmu. Kamu mungkin berusia lebih dari seratus tahun sekarang. Siapa yang tahu? Jadi kamu pasti pernah bertemu ibuku sebelumnya, kan?" seruku.
Lupita mengangkat tangannya. "Oke, kamu menang, Rosanne. Aku mengakui bahwa aku pernah bertemu ibumu dalam beberapa kesempatan. Tapi aku tidak mengenal ibumu secara pribadi karena aku bukan pelayannya saat itu."
Aku mengangkat alisku. "Apakah itu sudah semuanya?"
Dia mengangguk. "Ya, itu saja."
"Baiklah. Jadi seperti apa ibuku?" aku bertanya lagi.
"Kamu sudah melihat fotonya, kan? Jadi kamu pasti tahu bagaimana rupanya," jawab Lupita.
"Aku tahu," desahku, "Tapi bukan itu yang kumaksud. Aku—"
"Langsung saja ke pokok permasalahannya, Rosanne!" dia memotongku, "Apa yang ingin kamu ketahui tentang ibumu?"
"Yah, karena kamu sudah mengerti maksudku, jadi aku akan bertanya padamu sekarang. Tapi berjanjilah padaku bahwa kamu akan menjawabnya dengan jujur, oke?" aku menuntut.
"Oke, aku janji," katanya, "Jadi, apa pertanyaanmu?"
"Ibuku, bagaimana dia meninggal?" aku bertanya dengan penasaran.
Wajah Lupita tiba-tiba berubah menjadi pucat setelah dia mendengar pertanyaanku. Dia sepertinya takut akan sesuatu.
"Maafkan aku, Rosanne. Tetapi aku tidak berhak untuk menjawab pertanyaan itu. Mengapa kamu tidak bertanya kepada Yang Mulia Raja saja?" usulnya dengan gugup.
"Aku sudah bertanya pada kakek beberapa kali. Tapi Kakek selalu memberitahuku bahwa ibuku meninggal karena kecelakaan. Tetapi kakek tidak pernah menjelaskan kepadaku kecelakaan macam apa itu. Jadi Lupita, bisakah kamu memberitahuku kecelakaan seperti apa yang membunuh ibuku?" aku memohon.
Lupita berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku tidak tahu, Rosanne. Tetapi aku mendengar beberapa rumor yang mengatakan bahwa Putri Claribelle meninggal dalam kecelakaan mobil atau semacamnya."
Aku mengerutkan alisku. "Kecelakaan mobil?"
Dia mengangguk. "Iya, itu menurut rumor yang beredar."
"Kau tahu, Lupita? Kamu bukan pembohong yang sangat baik. Aku tahu kamu tidak mengatakan yang sebenarnya sekarang. Jadi, apa yang ingin kamu sembunyikan dariku?" aku membentaknya.
"Aku tidak berusaha menyembunyikan apapun, Rosanne. Aku sudah mengatakan semua yang aku tahu," bantahnya.
"Oke, tidak masalah jika kamu tidak ingin memberitahuku tentang hal itu. Tapi aku harap kamu akan menjawab pertanyaan ini," kataku.
Dia menurunkan matanya, menghindari tatapanku.
"Bagaimana dengan ayahku? Benarkah ayahku terbunuh dalam kecelakaan yang sama dengan ibuku? Atau mungkin ayahku masih hidup? Jika ayahku masih hidup, di mana dia sekarang? Mengapa kakekku tidak pernah membicarakannya atau menunjukkan fotonya kepadaku?" aku membombardir Lupita dengan banyak pertanyaan sekaligus.
"Aku..." Lupita berhenti.
"Jujur saja kali ini, Lupita!" aku memohon. "Aku ingin tahu apa yang terjadi pada ayahku."
Lupita menghela nafas panjang. "Jujur, aku tidak tahu apa-apa tentang ayahmu, Rosanne. Ayahmu adalah seorang manusia, jadi dia tidak diizinkan masuk ke istana ini."
Mataku melebar. "Tunggu! Apa maksudmu dengan dia tidak diizinkan memasuki istana ini? Apakah maksudmu kakekku tidak merestui pernikahan mereka?"
Ekspresi panik terlintas di wajahnya. Sepertinya Lupita baru saja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak diucapkannya.
"Bukan itu yang kumaksud," dia dengan cepat menyangkal.
"Lupita!" Aku menatapnya dengan marah.
"Bukan seperti itu, Rosanne. Yang Mulia sangat senang dengan pernikahan orangtuamu. Tapi pernikahan antara vampir dan manusia..." dia ragu-ragu sejenak sebelum melanjutkan, "sangat jarang pada waktu itu. Itu sebabnya Raja Bellamy tidak mengizinkan ayahmu menginjakkan kaki di istana ini. Yang Mulia takut bahwa akan ada beberapa vampir yang mencoba menyerang ayahmu jika dia tinggal di sini. Dia pikir akan lebih aman bagi orangtuamu untuk hidup di dunia manusia."
"Tapi raja ternyata salah," Lupita menambahkan, "Beberapa vampir yang tidak menyukai pernikahan orangtuamu melacak mereka di dunia manusia dan menyerang mereka di rumah mereka. Ibumu terbunuh dalam serangan itu. Dikatakan bahwa ayahmu juga terbunuh ketika berusaha melindungi kamu dan ibumu. Tetapi tubuhnya tidak pernah ditemukan. Kamu juga menghilang dari tempat kami menemukan tubuh ibumu. Sejak hari itu, Raja Bellamy terus mencari satu-satunya cucu perempuannya ke seluruh penjuru dunia. Setelah 17 tahun berlalu, akhirnya, ia menemukan kamu. Itu semua yang aku tahu. Aku bersumpah."
Lupita mengatakan bahwa kakekku senang dengan pernikahan orangtuaku dan memperhatikan keselamatan mereka. Tetapi reaksi Raja Bellamy tidak bisa berbohong bahwa dia tidak suka setiap kali aku menyebut ayahku di depannya. Karena itu, aku dapat menyimpulkan bahwa kakekku tidak merestui pernikahan orangtuaku.
Kesimpulan ini membuat aku mengingat sesuatu yang dikatakan Alpha Adolph Wolfgang beberapa jam yang lalu. Dia mengatakan kepadaku bahwa Raja Bellamy membunuh putrinya sendiri karena dia telah melanggar hukum untuk tidak menikahi manusia.
Jika Raja Bellamy benar-benar tidak merestui pernikahan orangtuaku, ada kemungkinan bahwa apa yang dikatakan Alpha Adolph Wolfgang benar. Ibuku dieksekusi sebagai hukuman karena menikahi manusia. Dan kakekku mungkin telah membunuh ayahku juga.
Tiba-tiba aku merasa bingung. "Jika Raja Bellamy tidak menyetujui pernikahan orangtuaku, mengapa dia repot-repot mencari aku selama 17 tahun? Apakah ia berusaha menebus dosa-dosanya kepada putri dan menantunya dengan membesarkan anak mereka? Atau apakah dia memiliki niat jahat di baliknya? Misalnya, dia berencana untuk mengorbankan aku untuk keabadiannya seperti yang dikatakan manusia serigala kepadaku."
"Aku tidak boleh menyuarakan kecurigaanku pada Lupita. Aku harus menggali lebih banyak informasi tentang orangtuaku darinya sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya," pikirku.
Aku hendak mengajukan pertanyaan lain kepada Lupita, tetapi tiba-tiba seseorang menimpali, "Apa yang kamu lakukan di sini, Lupita?"