Chapter 56 - Bab 55

Kakekku dan aku pergi ke ruang makan dengan para pengawal mengikuti di belakang kami. Setelah kami sampai di sana, Raja Bellamy duduk di ujung meja. Sementara itu, aku duduk di sebelah kanan kakekku.

Di atas meja itu tersaji berbagai jenis makanan dan minuman. Ada juga segelas darah terutama untuk raja vampir. Ketika mataku mendarat di sepiring telur dadar, aku tiba-tiba teringat kata-kata Alpha Adolph:

"Bayangkan telur ini adalah kamu, Rosanne! Putih telur adalah sisi manusiamu dan kuning telur adalah sisi vampirmu. Jika hanya ada sisi manusiamu, dapatkah itu disebut sebagai dirimu? Tidak, bukan begitu, kan? Karena sebenarnya kamu juga punya sisi vampir. Sebaliknya, jika hanya ada sisi vampirmu, itu tidak dapat disebut sebagai dirimu juga karena kamu masih memiliki sisi manusiawi. Tetapi jika kedua belah pihak bersatu, itu akan membentuk dirimu yang sebenarnya: setengah vampir dan setengah manusia."

"Aku pikir ini saat yang tepat untuk bertanya kepada kakekku tentang transformasi yang dikatakan Alpha Adolph kepadaku. Aku harus mencari tahu siapa yang berbohong di sini," pikirku.

Aku berdeham. "Kakek?"

"Ya, Mirabelle?" Raja Bellamy bertanya padaku.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanyaku.

"Tentu, kamu boleh bertanya apapun padaku," jawabnya.

"Hmm... tentang pernikahanku ..." aku terdiam.

"Ada apa, Sayang?" tanya sang raja.

"Bisakah kita menundanya selama beberapa bulan?" aku bertanya.

Mulut sang raja menganga. "Apa?!"

"Aku tidak mauterburu-buru dalam pernikahan, Kakek," kataku, "Kakek tahu, aku masih terlalu muda dan—"

"Kamu akan berusia tujuh belas tahun. Kau tidak terlalu muda untuk ini," Raja Bellamy menyelaku.

"Tapi di duniaku, tujuh belas tahun itu—"

"Ini bukan duniamu; dunia ini milikku," potong sang raja lagi, "akulah yang membuat peraturan. Dan tidak ada yang akan menentang keputusanku."

"Aku mengerti, Kakek. Tapi aku pikir aku belum siap untuk itu."

"Mirabelle, pernikahanmu sudah diatur dengan sempurna. Dan kita tidak bisa membatalkannya."

"Aku tidak meminta kakek untuk membatalkannya; aku hanya ingin kakek menundanya selama beberapa bulan. Aku mohon!"

"Mirabelle, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu tentang hal itu. Aku telah memutuskan pernikahanmu dengan Pangeran Maximilian akan diadakan pada ulang tahunmu yang ke tujuh belas yang akan dilaksanakan dalam dua minggu lagi. Dan tidak ada yang bisa mengubah pikiranku. Apakah kamu mengerti?"

Aku menghela nafas panjang. "Iya, Kakek. Aku mengerti. Tapi…"

"Apa lagi?" Kakek membentakku.

"Sejujurnya, aku tidak keberatan tentang waktu pernikahannya. Tapi aku benar-benar khawatir tentang sesuatu yang lain."

"Ada apa?" tanyanya.

"Aku dengar kakek akan mengubahku menjadi vampir setelah aku dan Maximilian menikah. Maksudku, kakek akan mengubah aku menjadi vampir yang seutuhnya karena aku sudah menjadi setengah vampir sekarang. Apakah itu benar, Kakek?" aku ingin mengkonfirmasinya.

"Dari mana kamu mendengar itu?" Kakekku bertanya dengan kesal.

"Hmmm, seseorang memberitahuku tentang itu," aku menjawab dengan ragu.

"Siapa itu?" Kakekku bertanya.

"Tak masalah dari siapa aku mendengarnya. Aku hanya ingin tahu, apakah benar bahwa kakek ingin mengubah aku menjadi vampir yang seutuhnya setelah Maximilian dan aku menikah?" aku menuntut penjelasan kakekku.

"Kamu benar. Setelah kamu dan Pangeran Maximilian menikah, aku harus mengubahmu menjadi vampir yang seutuhnya agar semua vampir dapat menerimamu sebagai calon ratu mereka," sang raja vampir mengakui.

Aku terkesiap. "Jadi Alpha Adolph Wolfgang tidak berbohong ketika dia mengatakan mereka akan mengubahku menjadi vampir yang seutuhnya? Apakah itu berarti dia juga mengatakan yang sebenarnya tentang ketidakmungkinan mengubah setengah-vampir menjadi vampir yang seutuhnya?"

"Aku harus bertanya pada Raja Bellamy sendiri," ucapku pada diri sendiri.

"Tapi Kakek, karena aku sudah menjadi setengah vampir, apakah mungkin mengubahku menjadi vampir seutuhnya?" tanyaku.

"Tentu saja itu mungkin. Aku tidak akan merencanakannya jika aku tahu itu tidak mungkin," jawab kakekku.

"Tapi orang yang memberitahuku tentang transformasi itu mengatakan bahwa mustahil untuk mengubah setengah vampir sepertiku menjadi vampir yang seutuhnya. Karena aku dilahirkan dengan dua gen yang berbeda: gen manusia dan gen vampir, jadi aku tidak bisa membuang salah satu gen. Dia juga mengatakan kepadaku bahwa jika kakek masih ingin melakukannya, aku bisa mati dalam proses itu."

"Dari mana kamu mengambil gagasan itu, Mirabelle? Aku kakekmu; aku tidak akan pernah mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku tidak akan melakukannya jika aku tahu itu akan membahayakanmu "

"Oke, mungkin kakek benar tentang itu. Tapi Kakek, aku hanya tidak ingin diubah menjadi seseorang yang bukan diriku. Aku senang dengan siapa aku sekarang. Aku bangga menjadi seorang manusia, atau setidaknya setengah dari mereka. Jadi, jika mungkin untuk mengubah aku menjadi vampir seutuhnya, itu berarti mungkin juga untuk mengubah aku menjadi manusia yang seutuhnya, kan? Oleh karena itu, daripada mengubahku menjadi vampir seutuhnya, mengapa kakek tidak mengubah aku menjadi manusia yang seutuhnya saja?"

"Apa yang kamu bicarakan, Mirabelle? Kau tahu, aku tidak mungkin mengubahmu menjadi manusia seutuhnya."

"Tapi kakek bilang bahwa kakek bisa mengubahku menjadi vampir yang seutuhna. Jika kakek bisa melakukannya, tentunya kakek juga bisa mengubah aku menjadi manusia penuh, bukan?"

"Itu persoalan yang lain, Mirabelle. Kita bisa mengubah seseorang menjadi vampir seutuhnya, tetapi kita tidak akan pernah bisa mengubahnya kembali menjadi manusia."

"Tapi itu tidak masuk akal, Kakek. Jika kakek—"

"Cukup, Mirabelle!" Raja Bellamy memukul meja dengan marah, menyela ucapanku, "Kita sudah selesai berbicara. Kembali ke kamarmu sekarang!"

Aku mencoba memprotes, "Tapi Kakek, aku—"

"Apakah aku perlu meminta Sigmund untuk menyeretmu ke kamarmu?"

Aku berdiri, dan berbicara kepada kakek aku dengan marah, "Baiklah. Aku akan pergi sekarang. Tetapi sebelum aku pergi, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, Kakek. Jika kakek benar-benar mencintaiku sebagai cucumu seperti yang selalu kakek katakan padaku, kakek seharusnya menerimaku apa adanya. Kakek tahu. Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti ini. Tapi aku telah ditakdirkan untuk dilahirkan sebagai setengah manusia dan setengah vampir. Dan sebagai kakekku, kakek seharusnya menerima aku apa adanya, bukan?"

Raja Bellamy tidak menanggapi ucapanku.

"Selamat malam," gumamku dan akhirnya aku keluar dari ruang makan.