Chapter 17 - Bab 16

Melihat Sigmund dan aku, para penjaga yang berdiri di depan ruang makan segera membuka pintu. Setelah kami melangkah masuk, mereka menutup pintu lagi.

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ruang makan. Ruangan ini sangat besar dan tampak elegan. Lemari pajangan dan lemari untuk menyimpan makanan diposisikan di sisi kanan dan kiri ruangan. Di tengah ruangan, ada meja makan panjang dengan banyak kursi. Di atas meja, tergantung lampu kristal.

Sang raja vampir sedang duduk di kepala meja, beliau tengah membaca sebuah dokumen.

"Yang Mulia, Putri Mirabelle ada di sini," Sigmund mengumumkan.

"Kamu terlambat lima belas menit. Apa yang membuatmu terlambat?" Raja Bellamy berkata tanpa memandang kami.

"Maafkan aku," aku meminta maaf, tidak ingin membuat sang raja vampir marah.

"Duduk!" Raja Bellamy menggerakkan kepalanya ke kursi di sebelahnya.

Perlahan, aku berjalan menuju kursi tersebut dengan Sigmund yang mengikuti di belakangku. Aku baru akan duduk ketika tiba-tiba Raja Bellamy meneriaki aku.

"Mirabelle, apa yang kamu kenakan?" beliau bertanya dengan marah.

Rupanya, sang raja baru menyadari apa yang aku kenakan karena beliau baru saja meletakkan dokumen yang tadi dibacanya.

"Ini hanya gaun mini," jawabku dengan santai.

"Ganti pakaianmu sekarang!" titah sang raja.

Aku mengangkat alis. "Mengapa?"

"Karena kamu seorang putri. Seorang putri tidak boleh mengenakan pakaian seperti itu," Raja Bellamy menjelaskan.

"Kau pikir kau siapa sehingga bisa mengatur apa yang harus kupakai?" aku membentak sang raja.

"Aku adalah kakekmu dan juga seorang raja. Akulah yang menetapkan aturan di sini," jawab Raja Bellamy.

"Tapi di duniaku tidak ada seorangpun yang bisa mengatur apa yang harus aku kenakan atau tidak,termasukitu seorang rajamaupunseorangkakek sekalipun."

"Ini bukan duniamu; ini dunia milikku. Kamu harus mengikuti aturanku."

"Karena aku di sini di luar kehendakku, aku tidak harus mengikuti aturanmu."

Raja Bellamy menghela nafas. "Kamu keras kepala seperti ibumu."

Aku memutar bola mataku dengan bosan.

"Baiklah. Mari kita lupakan tentang peraturan untuk sejenak! Sekarang ayo kita makan malam! Aku tahu kamu pasti lapar," ujar sang raja.

"Oke." Akhirnya aku duduk di sebelah Raja Bellamy, dan Sigmund duduk di kursi di sampingku.

Aku sangat lapar, tetapi ketika aku melihat makanan di piringku: steak daging sapi dengan saus merah yang aku yakin adalah darah, aku dengan cepat kehilangan nafsu makan.

"Fiuh! Darah lagi. Menjijikkan!"aku berpikir.

"Mengapa kamu tidak menyentuh makananmu, Mirabelle?" Raja Bellamy bertanya padaku.

"Aku tidak lapar," jawabku, tetapi tiba-tiba perutku berbunyi, mengkhianati aku.

Sang raja vampir terkekeh. "Tapi perutmu mengatakan sebaliknya."

"Meskipun aku kelaparan, aku tidak akan memakan makanan yang kau berikan padaku," kataku dengan keras kepala.

Raja Bellamy menggelengkan kepalanya karena kecewa. "Aku dengar kamu juga tidak mau makan malam tadi malam. Ada apa, Mirabelle?"

"Kau ingin tahu kenapa? Jawabannya adalah karena aku manusia dan manusia tidak makan darah. Sesederhana itu."

"Kamu bukan manusia biasa; kamu seorang setengah vampir. Kamu membutuhkan darah untuk membangkitkan kekuatan vampir kamu."

"Berapa kali aku harus memberitahumu bahwa aku bukan vampir? Aku hanya manusia biasa. Namaku Rosangela, seorang gadis yang dibesarkan di panti asuhan dan kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga dari London. Aku bukan cucumu atau seorang putri. Kamu menangkap gadis yang salah."

Raja Bellamy memukul meja dengan marah. "Cukup! Aku masih bisa memaafkanmu tentang pakaianmu, dan sekarang kamu mengetes kesabaranku lagi."

Raja Bellamy bangkit dari kursinya dan maju ke arahku.

"Ayo!" Beliau meraih lenganku dan menyeretku keluar dari ruang makan.

Dari sudut mataku, aku melihat Sigmund mengikuti kami.

"Aduh! Lepaskan aku! Kau menyakitiku," aku merintih.

"Diam!" Raja membentakku dan itu sudah cukup untuk membungkamku.

Kami langsung menuju kamarku. Begitu kami berada di dalam, Raja Bellamy mendorongku ke tempat tidur.

"Kamu tidak diizinkan keluar dari ruangan ini sampai kamu meminta maaf kepadaku dan ingin menerima kenyataan bahwa aku adalah kakekmu dan kamu adalah seorang setengah vampir," kata sang raja padaku.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Raja Bellamymelenggang keluar dari kamarku dengan marah. Sigmund yang sedang menunggu di ambang pintu buru-buru menutup pintu kamar ini dan menguncinya.