Mendengar kata SAYANG dan MELAMAR membuat wajah Shirena merah padam, ia langsung berdiri dan berjalan mengitari sofa yang ada di Ruang Tamu. Akhirnya ia berhenti mengitari Sofa di ruang tamu. Shirena berhenti tepat di belakang Sofa tempat keluarga nya duduk sambil memegang Sofa ia berkata: "Hahahaš¤£, aku tak menyangka ternyata mulut kotor mu itu bisa mengeluarkan kata-kata yang seromantis itu?." ucapan Shirena.
"Shirena, jaga ucapanmu!!." hardik Shamir.
"Sayang... kamu ngak boleh bicara seperti itu!!." nasehat Kharmila.
"Shirena, apa maksud kamu berbicara seperti itu?" tanya Dave.
"Apa kau benar ingin melamar ku?" tanya Shirena kepada Rahul.
"Iya." jawab Rahul sambil mengangguk kan kepala nya.
"Baiklah, jika aku menjadi istri mu. Apakah kau bisa memberikan aku ke mewahan seperti yang aku nikmati saat ini?." tanya Shirena ke Rahul.
"Kalo begitu aku ingin minta MAHAR nya berupa sebuah Rumah Mewah dan sebuah Jet Pribadi yang Mewah!!."
"Shirena, aku tahu dulu kamu dan Rahul adalah sepasang kekasihku. Dan aku juga tahu kamu putus dengan Rahul karena kesebuah kesalah pahaman!!." terang Syarmila.
Saat Shirena menyebutkan MAHAR yang ia inginkan Rahul tidak bisa menjawab nya. Rahul hanya terdiam dan mematung di Sofa tamu itu sambil menundukkan kepala nya. Dan mendengar perkataan Syarmila membuat Shirena tertawa sambil memandang jijik ke arah keluarga Khana dan kejijikan Shirena itu tampak jelas di mata semua orang yang ada di ruang tamu itu. "Hahahaš¤£." tawa Shirena terbahak-bahak.
"Apa yang kau tertawakan? menurutku sama sekali tidak ada yang lucu!!." tanya Syarmila kembali.
"Menurutku, bibi kau adalah wanita terkonyol dan terbodoh yang pernah aku temui." jawab Shirena dengan enteng.
"SHIRENA, jaga sikapmu orang yang baru saja kau rendahkan itu adalah mamaku!!." bentak Rahul dengan suara keras.
"Terus, kenapa kalo dia mama mu? lantas apakah aku tidak bisa merendahkan nya?." tanya Shirena merendahkan."
"Sudahlah, hanya ribut lagi kepalaku pusing mendengarkan kalian berargumen tidak jelas seperti ini." Sela Tuan Tua Sharma.
Tuan Tua Sharma menghela nafas panjang nya lalu berkata kembali: "Gadis nakal kenapa kau membuat semua nya jadi kacau seperti ini? Kakek tahu kau melakukan ini pasti ada sebab dan akibatnya."
"Kakek, kemampuan Menganalisa mu tepat sekali." jawab Shirena.
"Shirena, sayang memang nya apa yang terjadi dulu antara kamu dan Rahul? Tanya Kharmila penasaran.
"Papa, juga ingat waktu kamu pulang dari Amerika teman-teman mu mengajak kamu pergi ke wahana permainan di pusat kota Delhi. Pulang dari sana kamu tampak menggerikan."
"Gadis nakal, ceritakan lah semua nya kakek akan mendengarkan mu."
"Aku ingin Rahul yang menceritakan ke kita semua apa yang terjadi 7 tahun yang lalu. Bagaimana Rahul?." tanya Shirena.
Dave yang semula nya tidak setuju dengan permintaan Rahul untuk melamar Shirena kini ia hanya bungkam seribu bahasa. Seolah-olah ada beban yang sangat besar menghimpit dadanya sehingga membuat nya tidak dapat berbicara sepatah katapun. Dave juga menginginkan Shirena menjadi menantu nya agar ia dapat memperkokoh Perusahaan nya di Pasar Saham dan tidak akan ada yang berani menggeser Perusahaan nya di kancah Asia dan Luar Asia. Dengan membentuk Aliansi antara Khana Corporation dan Sharma Corporation. Menyatukan kedua belah pihak Keluarga dan kedua Perusahan. Melalui pernikahan anak nya Rahul dan Shirena.
Tapi semua nya akan tampak menjadi sebuah angan-angan saja. Shirena bukan lah gadis yang bodoh. Yang tidak mengetahui maksud dan tujuan Dave menikahkan Rahul dengan nya. Apalagi waktu Dave mengajukan Proposal tentang kerja sama kepada Perusahaan ayah nya. Agar perusahaan nya yang hampir bangkrut dapat berdiri dengan kokoh kembali dengan menjalin kerja sama dengan Perusahaan ayah nya.
Melihat Rahul hanya terdiam dan menunduk membuat Shirena mengepalkan tangan nya menjadi tinju. Rahang nya menggeras urat-urat yang awal nya tidak terlihat di leher kini tampak jelas di leher Shirena akibat menahan kemarahan nya. Shirena tampak seperti Singa betina yang kelaparan memperhatikan domba yang akan ia mangsa.
"Baiklah, jika Rahul tidak mau menjelaskan. Biar aku yang akan menjelaskan nya!!." kesabaran Shirena mulai habis.
"Sayang, kejadian di masa lalu itu semua kesalah pahaman saja." bujuk Rahul.
"Apaa?? kesalah pahaman menurut mu?? jadi waktu kan ingin menodaiku adalah kesebuah kesalah pahaman bagi mu? Dan jangan pernah memanggilku SAYANG dengan pikiran dan mulut kotor mu itu!!." Teriak Shirena dengan bengis. Ia sekarang tampak lebih menggerikan di banding kan waktu pulang dari wahana permain 1 bulan yang lalu. Tampak jelas aura dingin yang membunuh di wajah nya saat mengingat masa lalu dan perkataan Rahul barusan.
Rahul yang melihat perubahan wajah Shirena tampak takut. Kenapa ia memiliki keberanian untuk melamar Shirena. Pasti semua kebohongan nya selama ini akan terbongkar. Rahul mengira Shirena akan senang dengan Lamaran nya tapi malah sebalik nya.
Mendengar teriakkan Shirena yang begitu kerasa dan kata Menodai membuat semua ketiga pasang orang itu kaget sekaget-kaget nya. Kecuali teman-teman, Assistant dan Sekretaris pribadi nya. Sedangkan wajah Rahul menjadi pucat pasi. Wajah Tuan Tua Sharma menjadi gelap gulita seperti malam tanpa bintang tidak ada cahaya sedikit pun yang terlihat di wajah Tuan Tua Sharma.
"Itu tidak mungkin, kau pasti memfitnah Putraku. Putraku tidak akan berbuat sekotor itu. Bilang saja kau tidak mau menerima lamaran kami? maka nya kau menjelekkan anakku, bukan?."
"Aku semakin yakin dengan perkataan putraku bahwa kau dulu memutuskan nya karna kau berselingkuh dengan laki- laki lain." kata Syarmila penuh penghinaan dan meragukan kesucian Shirena.
Shirena yang mendengar penghinaan Syarmila atas kesucian nya. Shirena langsung menampar wajah Syarmila yang mulus berwarna eksotis itu. Tampak bekas tamparan Jari Shirena di wajah Syarmila. Semua orang terkejut bukan main atas keberanian Shirena menampar Syarmila. Tuan Tua Sharma melihat bahwa cucu nya sudah kehilangan kesabaran dan lepas kendali.
Mendengarkan perkataan Syarmila tidak lantas membuat keluarga Shirena percaya terhadap apa yang di ucapkan Syarmila. Meskipun mereka memberikan Shirena kebebasan sepenuhnya. Mereka sangat yakin Shirena tidak akan melakukan hal tercela sedikitpun.
Keluarga Shirena sangat mempercayai Shirena sepenuh nya. Karna mereka sangat memahami watak Shirena dari kecil. Jika ia salah maka ia akan diam dan menundukkan kepala nya. Tapi jika ia benar maka ia akan menghajar orang itu dengan tangan nya sendiri. Syarmila yang melihat tak ada Respon sedikit pun dari keluarga Sherina atas perbuatan nya. Membuat Syarmila sangat geram dan marah. Syarmila berkata: "Kau!!!" sambil mengayunkan tangan nya ingin menampar Shirena.
Shirena menangkis dan mengenggam tangan Syarmila. Kemudian menghempaskan nya kebawah membuat Syarmila meringis kesakitan. "Kau jangan coba-coba untuk menamparku, jika kau berani akan aku buat wajah penggoda mu itu rusak." ancam Shirena.
"Apa kau mengancam ku?" tanya Syarmila penuh ke angkuhan.
"Ini bukan sekedar ancaman, bahkan ini lebih dari sekedar ancaman!!." jawab Shirena sinis.
"Kau diam lah!! Kita dengarkan dulu apa yang ingin Shirena sampaikan!!." ucap Dave penuh teriakan ke Syarmila.
"Ma, berhenti lah bertingkah seperti wanita liar!!." ujar Rahul tak tahan dengan tingkah mama nya yang bikin sakit kepala.
"Hahahaš¤£, kau lihat suami dan anakmu bahkan sudah tidak tahan dengan tingkahmu yang di buat-buat itu!!!." cemooh Shirena penuh dengan penghinaan.
Mendengarkan perkataan putra nya membuat Syarmila marah dan menampar Rahul. Dave tampak Terkejut melihat Syarmila yang selama ini membela Rahul mati-matian di hadapan nya kini malah menampar Rahul. Ini baru pertama kali nya Dave melihat Syarmila begitu marah dan menampar Rahul. Yang lain pun ikut kaget karna wanita yang lembut dan menyayangi anak nya sepenuh hati itu kini menampar putra nya di hadapan semua orang. Shirena malah tidak terkejut sama sekali ia malah terlihat tenang seperti air.
"Kau benar-benar anak yang tidak berguna dan tahu terima kasih. Aku membelamu kau malah menggatai ku untuk berhenti bersikap seperti wanita liar!!!." umpat Syarmila kepada Rahul.
"Kau Dave malah menyuruhku tenang ketika putra ku di fitnah, hah?? Dan malah menyuruhku untuk mendengarkan apa yang ingin di sampaikan wanita jal*ng ini tentang putraku??."
"Kau lihat bagaimana wanita jal*ng ini menghina dan menamparku,hah!!." Teriak Syarmila keras dengan kata-kata kasar nya.
Kharmila yang dari tadi banyak diam kini berdiri ingin memberi pelajaran terhadap Syarmila. Tak terima putri semata wayang nya di hina bahkan di katakan perempuan murahan. Kemarahan Kharmila yang di tahan kini sudah memuncak bahkan sampai ke ubun-ubun nya. Tuan Tua Sharma yang melihat kemarahan Kharmila hanya membiarkan nya saja. Kharmila ingin menuju ke arah Shirena dan Syarmila yang masih berdebat. Shamir yang hendak menahan Kharmila supaya tidak melakukan apapun yang membuat diri nya malu. Karna di sini ada kedua orang tua nya Shamir yaitu mertua Kharmila. "SHAMIR!! biarkan saja!! Biarkan Kharmila meluapkan emosi nya!!. Ibu mana yang tega melihat anak satu-satu nya di hina seperti itu." ujar Tuan Tua Sharma.
"Mama, mendukung tindakan Kharmila kali ini." kata Nyonya Tua Sharma.
"Baiklah." jawab Shamir pasrah.
Kharmila menuju ke arah Shirena dan Syarmila dengan kemarahan yang sudah di ubun-ubun. Kharmila meluapkan semua kemarahan yang ia tahan sedari tadi. Kharmila menampar Syarmila tiga kali. "Paaaarrrr... tamparan pertama ini karna kau sudah berani menuduh putriku yang bukan-bukan!!!."
"Paaaarrrr.... tamparan kedua ini karna kau berani menghina putriku!!!."
"Paaaarrrr.... tamparan ketiga ini karna kau telah menyakiti hati seorang ibu!!" teriak Kharmila penuh kemarahan.
"Ma, jangan seperti ini. Jaga kondisi kesehatan mama. Mama sudah tidak muda lagi." ucapa Shirena penuh kelembutan.
"Sayang, Ibu mana yang akan tega melihat putri satu-satunya di hina. Atas perbuatan yang tidak pernah di perbuat oleh putrinya." ucap Kharmila penuh bercucuran air mata sambil memeluk Shirena.
Melihat dan mendengar tangisan ibu nya, bagaikan hati nya telah di panah oleh sebuah anak panah yang menembus jantung nya. Seakan petir yang menyambar menggelegar di siang hari. Suara tangisan ibu nya seolah-olah mencabik-cabik hati dan perasaan nya. Bagaimana tidak dari Shirena kecil sampai dewasa ia belum pernah membuat ibu nya menangis bercucuran air mata seperti itu.
"Kau telah membuat mama ku menangis. Aku harap tangisan ini akan memberikan pelajaran untuk mu dan keluarga mu!!!."
"Aku sudah salah membiarkan perusahaan mu bangkit dari sebuah ke bangkrutan. Sekarang kesabaran ku sudah habis."
Shirena sekarang bagaikan seekor Singa yang tengah mengamuk. Saat ia ingin memberikan perintah ke Pooja dan Angeli Handphone Shirena berdering menunjukkan sebuah panggilan. Di dalam hati dia mengumpat siapa yang telah berani menghubungi di saat seperti ini. Ternyata yang menelpon nya adalah Daksa kepala keamanan di Mansion megah Ayah nya.
Daksa Ia Callingš...
"Hallo, Paman Daksa ada apa kau menghubungi ku di saat seperti ini,hah? tanya Shirena berteriak.
"Maaf, Ii... ini Nyonya Muda. Ada keluarga Phandei baru datang." jawab Daksa sedikit takut.
"Biarkan mereka masuk!!! Kau tuntun mereka kemari. Sekaligus ada yang ingin aku katakan kepada mu!!." Titah Shirena.
"Ba... ba... baik... Nyonya Muda." Jawab Daksa ketakutan.
Mendengar laporan Daksa membuat Shirena tersenyum sinis. Sementara Daksa ketakutan setengah mati kenapa ia harus menelpon Nyonya Muda nya di saat waktu yang tidak tepat. Mau tidak mau dia harus menelpon Nyonya Muda nya karna ada Tamu. Kalo menghubungi Tuan Shamir sama saja ia mencari mati. Sebab Shamir tidak mau di hubungi kalo ada Tamu yang datang. Shamir lebih suka kalo anak buah nya berbicara langsung kalo ada tamu. Bukan melalui telepon maka nya Daksa menelpon Shirena. "Daksa kau begitu bodoh, kenapa kau menelpon Nyonya Muda. Kenapa kau tidak menyuruh penjaga yang lain memberitahu atau menelpon." Umpat Daksa ke diri nya.
"Ibarat kau keluar dari kandang Singa, tapi malah masuk ke mulut Buaya." umpat Daksa lagi sambil memukul kepala nya.
Thapki, Druf dan Shalu hanya heran melihat Daksa seperti itu. Mereka bertiga berfikir ada apa dengan kepala keamanan ini. Dia tampak merutuki diri nya sendiri terkadang orang yang melihat Daksa seperti itu. Akan menganggap seperti orang gila dan bodoh.
Setelah Daksa menuntun keluarga Phandei ke ruang tamu. Shirena yang melihat nya langsung tersenyum renyah. Akhir nya orang-orang yang ia tunggu sudah tiba. Daksa hanya ketakutan saat Shirena memandangi nya.
" Paman Daksa, perketat keaman Mansion ini. Tidak ada yang bisa keluar masuk tanpa seizin ku, PAHAM!!!
"Baiklah, saya paham Nyonya Muda." jawab Daksa menggigil sambil undur diri.
"Baiklah, karna tamu istimewa telah hadir. Maka aku akan memulai sebuah pertunjukkan yang tidak akan pernah kalian lupakan." Lugas Shirena.
Hanya keluarga Khana dan Phandei beserta keluarga nya yang terkejut atas perubahan Shirena yang awal nya berkata tidak sopan kini menjadi seseorang yang sangat kejam. Sedangkan yang lain tampak tenang. Tuan Tua Sharma membiarkan cucu kesayangan mau bertindak seperti apa. Karna ia tahu cucu nya itu tidak akan membuat keluarga Besar Sharma menjadi malu. Tuan Tua Sharma sekarang merasa sangat puas Karna cucu perempuan nya itu bisa bertindak tegas dan kejam. Tuan Tua Sharma selalu puas dengan hasil kerja cucu tersayang nya selama 10 tahun ini. "Baiklah, Pooja, Angeli sekarang laksanakan tugas kalian yang sudah aku perintahkan sebelum nya."
"Tunjukkan seperti apa diriku Shirena Sharma yang sesungguh nya. Sudah saat nya mereka. mengetahui siapa aku."
"Tunjukkan kepada mereka seperti apa kelakuan anak-anak kesayangan mereka."
"Baik, Nyonya Muda." jawab Pooja dan Angeli serempak.
Rahul dan Shalu merasakan ada yang aneh. Tampak sesuatu yang besar akan terjadi di Mansion yang mewah ini. Tapi mereka hanya terdiam saling menatap kenapa mereka dan Shirena ada di sini.
"Silahkan duduk keluarga Phandei." silah Shirena sambil tersenyum.
"Kenapa kau bisa ada di sini?."tanya Shalu ke Shirena.
"Apa kau tidak membaca di dinding pintu masuk?." jawab Shirena dengan pertanyaan.
"Shalu, kita sekarang berada di Mansion megah keluarga Sharma." Jelas Druf.
"Kenapa Ayah tidak memberitahu aku. Kalo aku tahu aku tidak bakalan mau datang ke sini."
"Shalu, jaga sikapmu kita sekarang lagi ada di rumah keluarga Sharma." jawab Druf emosi.
"Shalu, Ayah tidak sempat memberitahu mu karna kita semua langsung bersiap-siap." terang Thapki.
"Nak Shirena, tolong maafkan sikap Shalu yang tidak sopan ini." Druf meminta maaf.
"It's oke, no problem uncle Druf." balas Shirena dengan bahasa Inggris nya yang sangat pasif.
Shalu memandangi Rahul kenapa pria yang ia cintai juga berada di sini..