Chereads / SANG RAJA PENAKLUK / Chapter 14 - Albert Rhicard dan Dheven Smith

Chapter 14 - Albert Rhicard dan Dheven Smith

Abie menaikan Koper Shirena ke bagasi Mobil. Sementara Shirena memeluk Kharmila untuk berpamitan. "Ma mungkin aku akan terlalu sibuk. Jaga diri Mama baik-baik jangan sampai darah tinggi mama kumat lagi. Masalah pernikahan Shalu dan Rahul akan aku usahakan untuk datang." Ucap Shirena sambil melepaskan pelukan nya.

"Baiklah sayang. Jaga kesehatan mu dan jangan telat makan ingat penyakit Mag mu. Sayang, harus kah kau pergi?. Selama 7 tahun kau tidak pulang. Kamu baru 1 bulan di sini dan sekarang kau sudah pergi lagi?." rengek Kharmila sambil menangis. Ia tidak mau berpisah lagi dengan putri nakal nya itu.

"Oh ayolah Mom. Aku cuma pergi bekerja dan aku akan pulang. aku bukan pergi berperang dan seolah-olah aku tidak akan kembali lagi untuk selama nya. Aku pergi dulu Mom. Bye" sambil mencium kedua pipi dan punggung tangan ibu nya. "Bye.." balas Kharmila sedih dengan air mata jatuh di pipi nya. Entah kenapa hati nya berat melepas kepergian putri nakal nya itu. Oh Dewi tolong lindungi putri nakal ku." gumam Kharmila.

10.30 Shirena berangkat menuju bandara. Selama satu jam di dalam perjalan menuju bandara. Shirena sampai jam 11.10 di Airport. Pooja dan Angeli sudah menunggu nya di depan Bandar Udara Indira Gandhi di pintu keberangkatan. "Nyonya muda untung sampai di sini dengan tepat waktu. Jika tidak pihak Bandar Udara Indira Gandhi mungkin menyuruh Pilot Dheven untuk menepikan Jet Pribadi Nyonya muda." kata Pooja. Shirena tidak menjawab ia malah setengah berlari masuk ke dalam dengan menyeret Koper nya. Mereka langsung Check In dan masuk ke ruang Imigrasi untuk pencapan Pasport dan dan Pengecekan visa. Setelah berhasil melewati ruang Imigrasi.

Shirena, Pooja dan Angeli langsung menuju Jet Pribadi milik Shirena. Saat akan menaiki Jet Pribadi Shirena menyapa Dheven Smith seorang Pilot asal Amerika yang terkenal akan kemampuan nya. Mereka seumuran, tapi Shirena selalu berbicara formal setiap bertemu dengan Dheven dimana pun dan dalam keadaan apapun. "Selamat siang Pilot Dheven." sapa Shirena.

"Selamat siang Nyonya Muda Shirena." balas Dheven.

"Apakah Pilot Dheven sudah mengecek semua kondisi Jet Pribadiku sebelum melakukan penerbangan." tanya Shirena.

"Sudah Nyonya Muda." jawab Dheven singkat.

"Pilot Dheven mulai saat ini. Kau harus siap siaga jika aku memanggil mu untuk melakukan penerbangan ke manapun aku perintahkan." jelas Shirena.

"Baiklah Nyonya Muda Shirena."

"Oke, mari kita berangkat." kata Shirena dan di balas dengan anggukan oleh Dheven.

Dheven sangat kesal dengan perlakuan formal Shirena terhadap diri nya. Dheven sangat ingin Shirena hanya memanggil nya dengan sebutan Dheven saja tanpa kata Pilot. Jujur sebenar nya Dheven jatuh cinta sama Shirena saat Shirena memilih nya secara langsung untuk menjadi Pilot Jet Pribadi nya. Tapi sayang Shirena selalu bersikap dingin dan biasa-biasa saja kepada nya. Shirena bahkan tidak memberi celah sedikitpun untuk Dheven. Agar Dheven bisa berteman bahkan atau lebih dari sekedar teman. Sampai di dalam Jet Pribadi milik nya Pramugari wanita langsung menyapa nya. "Selamat datang Nyonya Muda. Semoga perjalanan anda menyenangkan. Apakah Nyonya Muda dan yang lain nya membutuhkan sesuatu?." tanya salah satu Pramugari.

"Aku sangat lapar sekali. Buatkan makan siang untuk kami bertiga. Bawakan koper ku ke kamar pribadi ku dan satu lagi tunjukkan kamar mereka untuk beristirahat. Tempatkan kamar mereka di sebelah kamar ku. PAHAM!!." ucap Shirena.

"Paham Nyonya Muda." jawab Pramugari sedikit takut. "Cantik-cantik tapi galak." gumam pramugari itu dengan volume sangat kecil yang masih bisa di dengar Shirena.

"Barusan kau berbicara apa,hah??." bentak Shirena.

"Tidak ada Nyonya Muda. jawab Pramugari dengan nyengir kuda nya.

"Mari Nona-nona ikut saya." kata Pramugari kepada Pooja dan Angeli.

Sementara Pramugari menyiapkan makan siang dan menunjukkan kamar untuk Pooja dan Angeli. Shirena pergi menuju KOKPIT Jet Pribadi nya. Sampai di KOKPIT Shirena menyapa Albert Rhicard yang tak lain adalah kakak sahabat nya Anna Rhicard. "Hai Albert." sapa Shirena.

"Hai Shirena." balas Albert seraya berdiri mau memeluk Shirena.

"Diam di tempat mu!! Jangan coba-coba memelukku. Atau aku patahkan tangan mu!!." hardik Shirena.

"Kenapa kau berubah begini. Dulu kau tidak seperti ini." tanya Albert polos.

"Itu dulu sebelum aku menjadi Artis dan Bos mu. Sekarang jangan coba-coba melakukan nya atau akan ku pecat kau. Kau tahu kan jika seorang Pilot di pecat maka akan berdampak buruk untuk karir nya di masa yang akan datang." jelas Shirena.

"Oh ayolah Shirena. Apa kau menganggap aku orang lain?."

"Ya... ya... ya... sekarang kau orang lain bagi ku. Kau puas!!." teriak Shirena.

"Shiitttt." umpat Albert.

"Albert, jam berapa kita tiba di Dubai?."

"Jika kita berangkat jam 11.30. Maka kita tiba di Dubai jam 17.00 sore." jawab Albert.

"Albert, apa semua nya baik-baik saja dan terkendali?." tanya Shirena kembali.

"Tenang saja semua baik-baik saja dan terkendali." pungkas Albert.

"Bagus, semua sesuai harapan ku. Baiklah, kalo begitu lanjutkan saja pekerjaan kalian. Aku mau makan siang dan beristirahat dulu. Bye!!." sambil meninggal kan KOKPIT Jet.

Kali ini Dheven sangat marah kepada Shirena karna Shirena mengabaikan nya dan hanya mengajak Albert saja berbicara. "Sungguh, aku ingin mencekik leher perempuan cantik nan kejam itu" batin Dheven. Dengan Albert dia berbicara dengan kalimat biasa, tapi dengan ku dia berbicara dengan kalimat formal. Apa dia menyukai Albert? Menyebalkan!!. Aku harus bertanya kepada Albert." batin Dheven.

"Albert, apa kau dan Shirena memiliki perasaan khusus atau kalian saling menyukai?." tanya Dheven pada Albert.

"Hahaha." Albert hanya tertawa menanggapi pertanyaan Dheven.

"Albert, apa ada yang lucu? Kenapa kau tertawa?."

"Tidak, menurutku pertanyaan mu itu sedikit lucu. Baiklah, aku akan menjawab pertanyaan mu!!."jawab Albert dengan masih sedikit tertawa.

"Shirena adalah sahabat karib adikku semasa kuliah di Amerika sampai sekarang. Mereka menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat. Adikku membawa Shirena belajar ke rumah ku dan adikku mengenalkan Shirena kepada ku dan di situ lah aku mengenal nya."

"Jujur dulu aku jatuh hati pada nya sampai sekarang. Aku mencari informasi tentang Shirena kepada adikku. Adikku mengatakan bahwa Shirena memiliki kekasih itu adalah cinta pertama nya."

"Tapi lelaki itu hanya menginginkan Shirena naik ke Ranjang nya. Shirena mengetahui kekasih nya berselingkuh. Dan Shirena juga mengetahui kekasih nya sudah banyak tidur dengan perempuan lain. Shirena memutuskan lelaki bajingan itu. Dan sampai sekarang Shirena menutup pintu hati nya untuk pria lain."

"Aku sampai sekarang sudah pasrah terhadap Shirena. Segala macam cara aku meyakinkan nya tapi tidak berhasil. Aku tahu kau juga jatuh hati sama Shirena. Lelaki mana yang tidak akan jatuh hati pada nya. Wajah nya yang cantik plus body nya yang seksi."

"Aku cuma mengingatkan mu sebelum kau terluka sepertiku. Sebelum kau melangkah jangan pernah jatuh hati pada nya. Nanti kau bisa tersesat di dalam hati nya dan kau tidak dapat untuk kembali lagi. Seperti diriku untuk maju tidak bisa, mundur pun tidak bisa." jelas Albert.

"Albert, aku akan mencoba peruntungan ku. Aku akan meyakinkan nya. Sungguh, aku sangat tulus mencintai nya." ucap Dheven jujur.

"Terserah kau saja. Yang jelas aku sudah mengingatkan mu." jawab Albert seadanya.

Shirena menuju ke ruang kabin di mana Pooja dan Angeli menunggu nya untuk makan siang bersama. "Nyonya muda kau dari mana?." tanya Pooja.

"Aku dari KOKPIT." jawab Shirena singkat.

"Nyonya Muda, kami sudah kelaparan menunggu mu?." timpal Angeli.

"Kenapa kalian harus menunggu ku, kenapa kalian tidak langsung saja makan!!." jawab Shirena acuh tak acuh.

"Tidak sopan jika kami makan siang tanpa Nyonya muda." ucap Pooja sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Nyonya muda, kenapa Jet Pribadi mu ini sangat besar dan mewah sekali. Bahkan di lengkapi kamar tidur segala." tanya Angeli dengan rasa kagum."

"Iiisshhh... kau ini!!." ucap Pooja sambil mempelototi Angeli.

"Baiklah, tidak apa-apa. Aku akan menjawab pertanyaan nya."

"Jet Pribadi ku ini yang bernama The Boeing tipe 747-8 VIP ini adalah jet yang paling panjang dan kedua terbesar yang pernah dibuat. Harga nya US$ 367 juta atau Rp 4,77 triliun itu tidak termasuk kelengkapan interior jet tersebut. Fasilitas yang paling spesial dalam jet ini yaitu kamar tidur pribadi yang sangat besar dan mewah sekali."

"Aku membeli Jet Pribadi ini untuk berinvertasi. Bukan untuk pajangan. Salah satu contoh menyewakan nya kepada pejabat dan kepada teman sesama Artis ku di Hollywood. Biaya sewa 1 Hari= 1/2 miliar. Bahkan lebih." jelas Shirena.

Pooja dan Angeli ternganga dan kaget bukan main. Jet Pribadi ini seharga 4,77 triliun. Nyonya muda nya sungguh sangat boros sekali. Kebiasaan orang kaya selalu menghamburkan uang. Kalo kita punya uang sebegitu banyak cukup untuk biaya seumur hidup bahkan sampai tujuh turunan. "Nyonya bolehkah aku berfoto Selfi di Jet Pribadi mu ini?. Dan bolehkah sebelum makan aku juga ingin memfoto makanan ini?." tanya Angeli.

"Iiisshhh... kau ini!!." ucap Pooja geram.

"Kau munafik sekali, kau juga inginkan sebenar nya?" tanya Angeli ke Pooja. Pooja hanya terdiam tak bisa menjawab perkataan Angeli.

Shirena hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kedua karyawan nya ini. Tingkah nya seperti kekanak-kanakan padahal mereka berdua lebih tua 2 tahun dari Shirena. "Boleh saja, tapi kalian harus makan dulu baru berfoto selfi." jawab Shirena.

"Baiklah, terima kasih nyonya muda." jawab Pooja dan Angeli barengan. Pooja dan Angeli langsung memfoto makanan itu. Lalu mereka bertiga makan siang khidmat.

Dubai - Uni Emirat Arab lebih cepat 1 jam 30 menit dari India. Jika, di India jam 11.30 berarti di Dubai jam 13.00. Jarak tempuh dari India ke Dubai memakan waktu 4 jam. Jadi, mereka sampai di Dubai jam 17.00 sesuai perkiraan Shirena.

Selesai makan siang Pooja dan Angeli tengah sibuk dengan mengambil foto Selfi, sementara Shirena tidur terlelap di kamar Jet Pribadi mewah nya. 4 jam ia gunakan untuk tidur karna selama ini ia kurang tidur akibat mengelola seluruh perusahaan yang ada di berbagai negara. Saat Jet Pribadi milik Shirena mendarat di Bandar Udara Internasional Dubai. Shirena tidak bergeming sama sekali, ia masih tertidur lelap di kamar pribadi dalam Jet pribadi milik nya. Satu orang pun tidak berani membangun kan Shirena. Ya mereka takut terkena amukan Shirena. Albert yang tahu kondisi Shirena selama ini hanya tidur 3 jam. Karna memimpin perusahaan yang tersebar di setiap negara dan menjadi Artis terkenal dengan jadwal syuting yang padat. Membagi waktu itu untuk menjalankan Dua Propesi sekaligus bukan hal yang mudah. Satu Propesi saja sudah Kelimpungan apalagi Dua Propesi sekaligus. Jadi Albert membiarkan Shirena tetap terlelap. Tapi tidak dengan Dheven, entah keberanian dari mana ia memberanikan diri membangunkan Shirena. Dan berpikir "Ini saat nya untuk mengambil perhatian nya." batin Dheven.

"Nyonya Muda bangun, kita sudah tiba di Bandar Udara Internasional Dubai." kata Dheven sambil menggoyangkan tubuh Shirena.

"Tidak bisakah kalian tidak mengangguku sedikit saja. Aku masih sangat mengantuk." ucap Shirena berteriak.

"Maaf nyonya muda, hari sudah jam 5 sore saya hanya mengingatkan Nyonya Muda saja." jawab Dheven sedikit takut dan terkejut tadi Shirena berteriak.

"Apa?? Kita sudah tiba, kenapa kau tidak mengatakan nya dari tadi?." tanya Shirena.

"Maaf Nyonya muda tadi saya sudah mengatakan dan membangunkan Nyonya Muda tapi saya hanya mendapat makian dan teriakan." jawab Dheven gugup.

"Maaf Pilot Dheven, saya kira tadi anda adalah Pramugari atau yang lain nya." jawab Shirena Formal.

Dheven lagi-lagi jengkel karena Shirena berbicara secara Formal. "Nyonya Muda maaf sekali lagi. Yang lain tidak berani membangun kan karna mereka takut kau akan mengamuk kepada mereka." tutur Dheven lagi.

"Sebegitukah menyeramkan aku." batin Shirena.

"Sekarang sudah jam berapa?." tanya Shirena ke Dheven.

"Sekarang jam 17.15 Nyonya Muda." jawab Dheven lembut.

"Oke. Pooja, Angeli kita turun. Pooja sebelum aku turun tolong kumpulkan semua nya." Sambil berlalu meninggalkan Dheven.

Pooja langsung mengerti apa yang Shirena katakan. Shirena menyuruh nya untuk mengumpulkan Pilot dan semua Pramugari di Jet Pribadi milik nya. Lagi-lagi Dheven jengkel karena Shirena mengabaikan nya. Setelah semua nya berkumpul Shirena langsung berbicara pada inti nya.

"Kalian semua bisa beristirahat selama seminggu di Dubai. Aku akan kembali ke India seminggu lagi untuk datang ke acara pernikahan teman ku. Setelah itu aku akan terbang kembali ke Dubai."

"Dan kau Pilot Dheven berhenti lah menaruh hati kepadaku sama seperti Albert. Aku tahu selama ini kau secara diam-diam menaruh hati padaku. Kau boleh menaruh hati kepada orang lain tapi tidak kepadaku. Jika kau menaruh hati kepada ku kau adalah orang yang salah alamat dan satu lagi jangan pernah menyentuh ku!! PAHAM!!." Kata Shirena sambil berlalu pergi di ikuti Pooja dan Angeli di belakang nya.

Wajah Dheven langsung merah padam mendengar perkataan Shirena. Ia mengepal kan tangan nya menjadi tinju. Dan Rahang nya menggeras. Semua orang terkejut mendengar perkataan Shirena. Siapa yang selama ini tak kenal Dheven Smith. Pilot asal Amerika yang terkenal akan kemampuan jam terbang nya. Semua wanita termasuk semua Pramugari wanita ingin melemparkan tubuh mereka kepada Dheven agar mendapatkan cinta nya tapi tidak dengan Shirena. Shirena justru yang membuang Dheven terlebih dahulu sebelum Dheven menggapai nya. "Sudah ku bilang Shirena bukan lah gadis sembarangan yang bisa di dekati."

"Shirena tidak akan memberikan siapapun kesempatan untuk mendekati nya. Aku tahu bagai mana perasaan mu saat ini. Bahkan aku sudah mengalami nya juga." jelas Albert panjang lebar.

"Aku tidak akan menyerah begitu saja. Bahkan aku belum mencoba untuk mengejar nya. Aku akan mengejar nya dan aku akan menerima segala resiko apapun nanti." jawab Dheven tegas.

"Kalo kau sudah berbicara seperti itu aku tidak bisa berbicara banyak lagi. Jangan sesali apa yang telah kau lakukan nanti. Yang jelas aku sudah memperingati mu." ucap Albert dan berlalu meninggalkan Dheven sendiri.