Chereads / SANG RAJA PENAKLUK / Chapter 3 - Makan Malam yang Canggung

Chapter 3 - Makan Malam yang Canggung

Selah mengibgat kan para sahabat nya, mereka langsung menuju masuk ke dalam rumah. Saat mereka sampai ke ruang meja makan, mereka berempat sudah di sambut dengan keduo orang tua Sherina.

Ayah dan ibu nya memperhatikan Sherina yang saat itu hanya bersikap diam dan dingin, ibu nya kehilangan ketenangan nya dan bertanya ke Sherina. "Sayang, kamu kenapa?"

Sherina hanya menggangkat tangannya, pertanda bahwa ia tak ingin ibu nya bertanya lagi kepada nya. "Sherina, kamu tidak boleh seperti itu kepada mama mu sendiri." bentak papa Sherina. "Aku sangat lelah hari ini, kini aku hanya ingin menikmati makan malam dengan tenang!! Apa aku salah?" 😏jawab Sherina dingin.

Semua yang ada di meja makan kaget bukan main dengan sikap Shirena yang dingin, bahkan para pelayan pun juga kaget tidak biasanya nyonya muda mereka seperti itu. Sherina yang di kenal ramah dan periang kini tiba-tiba menjadi dingin terhadap semua orang. "Apa yang terjadi kepada nyonya muda? Tadi pagi nyonya muda tampak ceria kini menjadi sangat dingin?." gumam salah satu pelayan dalam hati nya. Pelayan yang lain tak berani untuk memikirkan hal itu jdi mereka hanya diam saja.

Ruang meja makan itu menjadi sunyi dan perasaan canggung nampak menyelimuti semua perasaan yang ada di meja makan. Shirena sudah selesaikan dia berdiri hendak meninggalkan meja makan sambil bicara. "Pa, ma aku hari ini ngak ngumpul di ruang keluara. Aku ingin istirahat di kamar." sambil melirik tajam ke arah ketiga sahabat nya. Pretty, Nandini dan Rani melihat lirikan tajam dan dingin itu langsung mengerti maksud Shirena. "Selasaikan makan malam kalian, setelah itu langsung pulang haru sudah malam."😶 perintah Sherina dingin. Ketiga sahabatnya hanya bisa mengganguk pasrah.

Shirena mengambil langkah besar agar bisa sampai ke kamar nya. Dan segera mengunci pintu kamar nya selama ini ia tak pernah mengunci kamar nya, ia membiarkan nya agar orang tua dan para pelayan agar mudah masuk tanpa hambatan. Melihat putrinya memjadi dingin seperti itu membuat orang tua Shirena ingin tahu apa yang terjadi kepada putri nya sehingga menjadi sedingin es seperti itu. "Pretty, apa yang terjadi dengan Shirena. Kenapa bisa sedingin itu?." tanya ayah Shirena.

Pretty menghela nafas nya sambil menjawab. "Om, tadi Shirena bertemu denga Rahul Khana mantan pacar Shirena saat kami semua bermain di Wahana Permainan tadi om."

"Saat itu Rahul datang dengan kekasih baru nya Shalu Phandei." tambah Nandi.

"Rahul Khana, maksud kalian Rahul Khana anak nya Dave Khana?" tanya Shamir untuk memastikan sekali lagi.

Ketiga gadis itu mengganguk dengan cepat yang arti nya "iya". Lalu apa yang terjadi ketika mereka bertemu di wahana permainan itu? Tanya Kharmila ingi tahu. Mendengar pertanyaan ini mereka teringat akan lirikan tajam Shiren. Mereka bertiga tak menjawab hanya saja mereka makan sangat cepat dan langsung pamit untuk pulang dan berlari secepat angin. Kalau mereka menjawab pertanyaan ibu Sherina habislah mereka. Ketiga nya langsung menaiki mobil dan Pretty menginjak pedal gas itu dengan keras supaya meninggalkan rumah Sherina dengan cepat...

"Jika kita tidak pergi dengan cepat... Habislah kita akan di mangsa oleh Shirena habis-habisan..." Keluh Rani.

"Untung saja..." lirih Nandini.

Handphone ketiga berbunyi secara bersamaan menandakan semua pesan masuk...

"💌 Shirena"

"Dimasa yang akan datang jangan menggajak gue lagi pergi jalan-jalan ke Wahana Permainan itu lagi... Jika tidak akan gue pastikan kalian menyesal telah mengajakku ke sana, PAHAM!!."😠

Membaca pesan itu mereka menjadi takut akan kata-kata yang ada di dalam pesan itu, mereka tak berani membalas pesan itu.. Mereka mengabaikan nya, jika mereka balas takut Shirena akan bertambah marah.

Di ruang meja makan ayah dan ibu Shirena tampak panik dan penasaran apa terjadi saat mereka bermaim di wahana permainan itu.. Saat Kharmila ingin menemui putri nya yang berada di kamar nya lantai 2, Shamir menahan istrinya itu agar tidak menemui Shirena dulu. Karena saat ini putrinya itu sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Mendengar perkataan suaminya itu, akhir nya Kharmila tidak jadi ingin menemui putrinya itu.

Di dalam kamar Shirena hanya termenung, mengingat lagi apa yang terjadi di wahan permainan saat dia bertemu dengan Rahul dan Shalu. Betapa bahagia nya pasangan itu bergandengan tangan, dan kata-kata penghinaaan Rahul masih tergiang di telinga nya. Saat pria brengseng itu menghina dia dan keluarga nya. Mengingat itu semua wajah Shirena menjadi suram dan gelap. Bahkan lebih gelap dari bagian bawah panci. Sekita dia mengepalkan tangan nya menjadi tinju dan menahan seluruh amarahnya.

"Gue berharap semoga di masa yang akan datang..."

"Gue tidak akan pernah lagi bertemu dengan mu... Jika gue bertemu dengan loe lagi..."

"Akan gue pastika loe bakalan menyesal karna udah ketemu sama gue lagi... "Gumam Shirena.

Pikiran Shirena semakin liar entah kemana-mana. Semakin ia memikirkan nya semakin sakit kepalanya saat mengingat itu semua. Hari sudah sangat larut malam tapi Shirena ngak bisa tidur, jam 4 pagi baru ia bisa tertidur dengan pulas.

Sudah pukul 10 pagi tapi Shirena belom keluar kamar, ayah dan ibu nya ingin melihat keadaan nya di kamar. Saat ingin membuka pintu ternyata pintu terkunci dari dalam, ibu nya langsung panik takut terjadi apa-apa terhadap putri nya. Sebab tak biasa nya ia mengunci pintu kamar saat ia di dalam kamar dan itu membuat orang tua nya takut bukan main, karena kejadian kemarin di wahana.

Pa, ayo kita ke balkon untuk melihat apa yang terjadi di dalam?". Suaminya langsung menggangukkan kepala nya. Saat melihat ke jendela untuk melihat apa yang terjadi di dalam, suami istri itu bernafas lega ternyata putrinya sedang tertidur pulas sambil memeluk bantal guling dengan posisi telungkup. "Ma, ayho kita pergi, biarkan anak itu tidur dengan pulas. Mungkin tadi malam Shirena ngak bisa tidur."

"Iya pa, mama juga ngak tega bangunin anak itu buat sarapan. Nanti kalo Shirena bangun mama akan minta para pelayan untuk memanaskan kembali semua yang ada di meja makan buat ia sarapan nanti."

Setelah meninggalkan kamar anaknya, 30 menit kemudian Shirena bangun dari tidurnya hari sudah menunjukkan jam 10.30.

Shirena bangun dan langsung menuju kamar mandi, setelah mandi dan berpakaian ia lagsung turun ke bawah untuk sarapan.

"Dasar bodoh."

"Hari ini aku kesiangan bangun nya." umpat Shirena sambul menuruni anak tangga.

"Nona muda silahkan sarapan dulu." kata pelayan itu.

"Oke." sambil melahap semua makanan itu dengan cepat.

"Sayang, kamu kenapa makan nya cepat-cepat gitu?" tanya mamanya.

"Ma, hari ini aku sudah janji untuk ke rumah kakek dan nenek karna setelah pulang dari Amerika aku ngak pernah menemui nya. Aku janji hari ini untuk ke sana ma."jelas Shirena.

"Apa mau papa sama mama temani ke rumah kakek." saran papa Shirena.

"Ngak usah pa, soal nya kakek hanya ingin ketemu Shirena doang. Karna kakek udah bosan lihat wajah papa sama mama." provokasi Shirena.

"Kamu ya, dasar anak nakal."umpat papanya.

Shamir dan Kharmila bukannya tidak mengetahui kalo putrinya itu sedang mencoba memprovokasi mereka berdua. Keduanya hanya tersenyum melihat Shirena seperti itu, mereka tak ingin putrinya seperti tadi malam. Kasar dan dingin benar-benar menggerikan bagi siapapun yang melihat nya.

Setelah keluar dari rumah dia langsung menuju ke Bagasi untuk mengeluarkan mobil Sport Lamborgini Aventador Limited edition nya yang berwarna Red Marrone. Dan berhenti di sebuah Supermarket yang besar untuk membelikan kakek nya buah-buahan. Tanpa ia ketahui bahwa penampilan nya kini telah menarik seluruh perhatian pengunjung Supermarket yang besar itu.

"Wah.. Itu siapa?." tanya kasir laki-laki.

"Apakah ia seorang Artis?" Tanya kasir perempuan.

"Wanita ini luar biasa sekali." kata pembeli wanita itu.

"Aku ingin berkenalan dengan nya, dia pasti orang kaya raya." jelas lelaki A.

"Dari mana kau tahu?"tanya lelaki B.

"Apa kau tak melihat mobil yang ia kendarai tadi dan penampilan nya?" Mobil Sport Lamborgini Aventador Limited Edition bro." jelasnya bangga.

Shirena yang mendengar kerumanan laki-laki yang sedang membeli Softdrink itu membicarakan dirinya dengan heboh, lalu ia baru memperhatikan Style nya. ia pun tak heran sama sekali karna hari ini ia berdandan Glamour dan Elegan layak nya seorang Princess dari sebuah dongeng Animasi. Rambut nya yang lurus nan panjang dan hitam legam dengan Style belah tengah layak nya Style rambut gadis india pada umumnya di biarkan terurai, gaun tanpa lengan berwarna biru dongker panjangnya sampai di atah paha keluaran terbaru musin panas CHANEl limited edition. Memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus membuat semua orang tergiur akan ke indahan kaki tersebut. Dengan Tas CHANEL 19 WAIST BAG berwarna hitam

Di padukan dengan satu set Perhiasan Berlian yang kecil dan halus berwarna Biru Safhir yang tak ternilai harga nya. Di tambah dengan sepatu KATS CHANEL berwarna senada dengan kalung Berlian yang di pakai Shirena menambahkan kesan Elegan dan Glamour. Siapa yang tak akan tertarik dengan nya plus nya lagi dia adalah gadis berparas cantik.

"Hei, nona cantik bolehkah aku berkenalan dengan mu." tanya cowok A sambil mengulurkan tangan nya.

"Oh, tentu. Nama saya Sherina Sharma putri tunggal Pengusaha Shamir Sharma dan Kharmila Sharma." menjabat tangan laki-laki itu sambil mngeluarkan kartu nama Ayah nya dan Kartu nama nya dari dalam Tas nya untuk di berikan ke lelaki tersebut.

Daddy is calling...

Shirena sengaja memasang Speaker saat ayahnya menelpon agar ia bisa memberi lelaki itu pelajaran. Shamir yang mengatahui putri nya memakai Speaker dengan nada bicara Shirena yang keras dan agak menekan. Ia sudah mengetahui kalo ada yang sedang merayu putrinya dan putrinya ingin memberi pelajaran terhadap para pria tu.

"Hallo pa." sambil di mengunakan speaker.

"Sayang, kamu di mana?" tanya ujung telepon.

"Pa, aku berhenti di sebuah Supermarket dulu sebentar untuk membelikan kakek dan nenek buah-buahan pa."

"Apa ada pria yang merayu putriku di sana?"

"Of course pa."

"Apa perlu papa kirim pengawal kesana buat menghajar pria yang telah merayu putriku?"

Mendengar itu para lelaki tadi yang sudah memegang Softdrink nya masing-masing, langsung menuju meja kasir untuk membayar Softdrink mereka masing-masing.