Shamir hanya semakin jengkel melihat Dave yang langsung memutuskan panggilan tanpa mendengar jawaban nya... Di satu sisi Shamir juga kesal terhadap putri nya yang mengancam nya.. Di sisi lain Shamir juga terkejut bahwa Dave akan melamar Shirena untuk menjadi istri putranya...
Di rumah Tuan Tua Sharma, Shirena dan teman-teman nya tampak bahagia mengingat masa SMA mereka. Tapi tawa itu tiba-tiba terhenti karena Handphone Shirena berdering dengan sangat keras. Shirena melihat ID pemanggil dan ternyata itu dari papa nya. dan Shirena menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.
Daddy Is Calling...📞
"Sayang, kamu lagi di mana?" tanya seseorang di ujung telpon.
"Pa, Shirena lagi ngumpul sama teman-teman Shirena di rumah kakek."
"Kebetulan sekali, sekarang juga kamu pulang ke rumah dan bersiap-siap. Suruh kakek dan nenek untuk datang ke rumah kita dan ajak temen-temen kamu juga ke rumah kita."
"Enggak mau ah, Shirena pulang nya nanti malam aja pas mau makan malam." Tolak Shirena.
"Sayang, ngak ada tapi-tapi an pokok nya kamu harus pulang." perintah Shamir penuh penuntutan terhadap Shirena.
Bukan Shirena nama kalo tidak bisa menganalisa dan membaca situasi. "Apakah sedang terjadi sesuatu maka nya papa memintaku untuk pulang." gumam Shirena di dalam batin nya. Shirena kembali ke kesadaran nya dan bertanya kepada ayah nya yang ternyata panggilan itu masih tersambung.
"Pa, apakah terjadi sesuatu?" tanya Shirena penuh selidik.
Ada jeda panjang... Shamir menarik nafas dalam-dalam dan Shamir mulai berbicara kembali...
"Baiklah, kamu lagi-lagi menang. Kamu selalu bisa menganalisa dan membaca situasi. Barusan Tuan Dave menelpon papa katanya ia akan datang ke rumah jam 1. Karna Tuan Dave Khana ingin melamar kamu untuk menantu nya sekaligus menjadi istri putra nya Rahul Khana." jelas Shamir.
"What?. Pa, Shirena ngak mau jadi istri Rahul pa. Kenapa papa menerima lamaran mereka?" tanya Shirena beruntun.
"Sayang, pertanyaan mu terlalu banyak dan bikin pusing. Mana dulu yang akan papa jawab?" balas Shamir balik bertanya.
"Kenapa papa menerima lamaran mereka?" tanya Shirena.
"Sayang, yang pertama papa belum terima lamaran mereka, yang kedua papa juga terkejut tiba-tiba Tuan Dave telpon papa mau melamar kamu jam 1 siang ini."
"Baiklah, rupa nya mereka mau bermain-main dan bernostalgia dengan ku."
Tut... Tut... Tut... belum sempat Shamir bertanya apa maksud putri nya itu, Shirena sudah mengakhir panggilan tersebut. Membuat Shamir marah dan morang-maring ngak jelas karna ulah putri nya itu.
Setelah mengakhiri panggilan Shirena menghampiri teman-teman nya sambil berkata. "Kalian pergi lah terlebih dahulu ke rumahku, dan bawa semua bukti betapa brengsek nya Rahul. Seenak nya aja mau melamar orang, kayak nya akan ada pertunjukan di sana nanti. Dan kau Rohan kau harus datang ke rumahku tidak ada kata tapi dan aku tidak ingin ada alasan lagi. Aku ke dalam dulu memberi tahu kakek dan nenek ku untuk ke rumah juga." ucap Shirena tegas.
Pretty, Rhani ,Nandini dan Rohan menuju ke halaman rumah Tuan Tuan Sharma untuk mengambil mobil mereka yang terparkir di sana. Karna mereka mau melaksanakan perintah yang Shirena berikan.
"Sudah saat nya Shirena memberi pelajaran untuk pria brengsek seperti Rahul itu." umpat Pretty.
"Dasar pria tidak tahu malu, setelah mengkhianati Shirena sekarang malah se enaknya nya mau melamar." umpat Rhani.
"Astaga, Rhani semenjak kapan kamu jadi pintar begini?" tanya Nandini kagum.
Pretty dan Nandini saling memandang satu sama lain dan akhirnya pretty membuka suara lagi. "Nan, kayak nya otak Rhani cerdasnya jika keadaan mendesak." jelas Pretty.
"Iya, aku juga berpikiran seperti itu Pretty." sambil senyum.
"Sudahlah, jangan bicara terus kita harus bergegas sekarang." jawab Rhani.
"Siap komandan." balas Pretty dan Nandini.
Setelah teman-teman nya pergi Shirena yang dari taman belakang rumah sekarang hendak menuju ke rumah kakek nya. "Gadis nakal kau sudah kembali, mana teman-teman mu?" tanya Tuan Tua Sharma.
"Kakek mereka sudah pergi pulang."
"Kenapa mereka pergi? Gadis nakal apa kau mengancam mereka? tanya Tuan Tua Sharma lagi.
"Kakek, Shirena tidak mengancam mereka. Aku memang menyuruh mereka pulang karna ada satu hal yang harus mereka kerjakan." jelas Shirena.
"Kerja apa?" tanya Nyonya Tua Sharma.
"Ada seseorang yang ingin melamar ku, mereka ingin pulang karna harus bersiap-siap meraka ingin menyaksikan Prosesi lamaranku saja, nenek."
Mendengar kata Lamaran membuat pasangan Suami dan Istri itu kaget, karna anak nya tidak memberi tahu nya tentang ada orang yang ingin melamar cucu satu-satu nya itu.
"Kurang ajar, kenapa anak brengsek itu tidak memberi tahu aku tentang acara Lamaran ini." umpatan Tuan Tua Sharma.
"Benar-benar anak tidak tahu diri." umpat Nyonya Tua Sharma.
"Kakek, Nenek jangan salahin Papa. Papa juga baru di beri tahu hari ini oleh Tuan Dave Khana melalu via Telepon kalo mereka akan melamar jam 1 Siang ini. Papa juga nitip pesan ke Shirena agar memberi tahu kakek dan nenek tentang hal ini. Bahkan papa menyuruh Shirena untuk memberi tahu kakek dan nenek agar bersiap-siap dan datang ke rumah." terang Shirena panjang lebar.
Usai menyampaikan pesan dari papa nya kepada kakek dan nenek nya. Sherina meninggalkan kediaman Tetua Sharma itu dengan ekspresi yang sulit di artikan. Shirena menuju halaman depan rumah kakek nya untuk mengambil mobil Sport nya yang terparkir di sana.
Mobil mewah itu langsung melajuu dengan kencang nya membelah jalan kota Delhi yang masih padat ketika jam menunjukkan jam 10 WSI.
Shirena menyambungkan ponsel nya ke monitor Head unit di mobil Sport tersebut melalui MirrorLink dan Bluetooth. Ia segera menelpon 2 orang kepercayaan nya Pooja dan Angeli. Pooja adalah merupakan Assistant Pribadi Shirena dan Angeli adalah Sekretaris Pribadi Shirena.
Nyonya Muda Is Calling...📞
"Hallo" jawab Pooja.
"Pooja kau datang lah kerumah Orang Tuaku. Ajak Angeli dan yang lain nya!!.Perintah orang di seberang panggilan.
"Ada apa ini Boss? Kau tampak nya sangat marah sekali dan bahkan kau seperti ingin menelanku, Angeli dan yang lainnya hidup-hidup." tanya Pooja penuh ketakutan.
"Hahaha🤣... Jika kau masih banyak bicara aku akan menelanmu nanti. Bawa yang lainnya ke rumah Orang Tuaku sesegera mungkin."
"Pasang CCTV dan Penyadap Suara di setiap ruangan yang ada di rumah Orang Tuaku sekarang juga. Masalah Orang Tuaku dan Kakek beserta Nenekku nanti Teman-temanku akan mengalihkan semua pandangan mereka."
"Sehingga kau dan yang lainnya akan leluasa mengerjakan perintahku. Untuk memasuki rumah secara leluasa aku akan memerintahkan keamanan agar kau dan yang lain nya bisa masuk sesuka hatimu. kau dan Angeli tunggu aku di rumah dan yang lain suruh mereka kembali ke Perusahaan setelah menyelesaikan yang aku perintahkan." Terang Shirena panjang lebar.
"Baiklah Boss, akan kami laksanakan semua perintahmu Nyonya Muda." pungkas Pooja.
Shirena langsung mengakhiri panggilan dan ia langsung menelpon kepala keamanan rumah Orang Tua nya. Kepala keamanan tersebut bernama Daksa itu langsung mengiyakan perintah Shirena.
Nyonya Muda Is Calling...📞
"Hallo..." Jawab Daksa.
"Hallo... Paman Daksa, sebentar lagi ada Assistant dan Sekretaris beserta yang lain nya akan datang ke rumah."
"Baiklah Nyonya muda, saya mengerti." balas Daksa.
Shirena memutuskan panggilan, kini ia menelpon Pretty yang sedang menyetir mobil menjalankan perintah Shirena.
Shirena Ia Calling...📞
"Hallo, iya Na ada apa?". Jawab Pretty di seberang panggilan.
"Setelah mengambil bukti tentang betapa brengsek nya Rahul. Segera secepat mungkin datang lebih awal ke rumah orang tua ku. Tolong alihkan pandangan papa dan mama beserta kakek dan nenek ke arah yang lain."
"Soal nya sebentar lagi Pooja dan Angeli beserta yang lainnya akan memasang CCTV dan Penyadap suara di setiap ruangan di rumahku."
"Ya... ya... ya... oke, baiklah."
Setelah memberi perintah ke Pretty, Shirena mengakhiri panggilan. Lalu ia memutar nomor pribadi Druf Phandei dan memanggil nya. Druf melihat ID Pemanggil itu Druf terkejut dan kening nya mengerut melihat bahwa ID itu adalah nomor yang tidak ada di kontak Handphone nya selama ini tidak banyak yang mengetahui nomor Pribadi nya. Akhir nya Druf menekan tombol Hijau agar tersambung dengan si ID pemanggil.
Unknown Number Is Calling...📞
"Hallo... ini siapa?" tanya Druf.
"Hallo, Om Druf ini Shirena Om anaknya Tuan Shamir Sharma." jawab Shirena sopan.
"Oh Shirena ,ada perlu apa?" tanya Druf kembali.
"Ini Om Druf, papa nyuruh Shirena ngundang Om Druf beserta keluarga untuk makan siang nanti di rumah. Untuk membahas Proyek sekaligus merayakan kembali nya Shirena ke India. Soalnya papa ngak sempat merayakan nya kemarin baru sekarang papa bisa nya."
"Nanti juga ada keluarga Om Dave juga kok Om Druf." Jelas Shirena.
"Baiklah, kalo begitu om akan beri tahu keluarga Om agar bersiap-siap sekarang."
Druf mengakhiri panggilan tersebut dan memberi tahu keluarga nya agar bersiap-siap untuk makan siang di rumah Rekan Bisnis nya, semua keluarga Phandei tampak bersemangat termasuk Shalu. Shalu tidak mengetahui kalo Rekan Bisnis yang di makasud papa nya itu adalah keluarga Sharma. Shalu bergegas ke kamar nya untuk menganti pakaian nya. Di sisi lain seutas senyuman yang melengkung lebar menghiasi wajah nya yang sangat cantik itu.
Mumpung hari masih jam 11 siang itu ia pergi ke salon kecantikan untuk mengubah penampilan agar terlihat seperti anak Bangsawan masih sisa 2 jam lagi maka pertunjukkan akan di mulai. Hahaha🤣🤣 tawa Shirena bagaikan Petir yang menyambar di siang hari. Pretty ,Nandini ,Rhani dan melaju ke rumah Pretty untuk mengambil barang yang di perintahkan Shirena.
Sedangkan Rohan mengambil Rekaman suara percakapan antara ia dengan Rahul. Kali ini Rohan sangat marah saat mengetahui Rahul akan melamar wanita yang di cintai nya itu. Dan ini saat nya untuk memberi Rahul pelajaran yang sedikit berharga yang tak akan di lupakan nya. Rohan sangat membenci Rahul karna Rahul mempermainkan Shirena sewaktu menjadi kekasih Rahul. Kini di hati Rohan hanya ada kebencian dan dendam yang membara terhadap Rahul.
Pretty, Nandini ,Rhani dan Rohan telah selesai mengambil barang sesuai yang di inginkan oleh Shirena dan mereka sekarang menuju rumah orang tua Shirena. Pretty ,Nandini dan Rhani pada dasar nya memang satu mobil dari awal mereka ke rumah Tuan Tua Sharma. Sedangkan Rohan mengendarai mobil nya sendiri ke Rumah Tuan Tua Sharma. Mobil yang ia beli dari hasil menabung selama bekerja di Corporation Sharma.
Ketiga sahabat perempuan itu tiba di rumah orang tua Shirena, dan tak lama kemudian di susul oleh Rohan. Setelah Shirena menelpon Pretty tadi bahwa Shirena menyuruh mengalihkan perhatian ke empat orang tua yang ada di rumah tersebut. Pretty, Nandini, Rhani dan Rohan menyusun Strategi setelah selesai mengatur Strategi dan siasat tak butuh waktu lama Pooja ,Angeli beserta yang lain tiba di rumah Shirena.
Pretty, Nandini, Rhani dan Rohan masuk ke dalam rumah mengalihkan pandangan ke empat orang tua itu dengan membuat mereka berempat Sesibuk mungkin sehingga Pooja, Angeli beserta yang lain bisa memasang CCTV dan Penyadap suara tanpa di ketahui oleh ke empat orang tua tersebut. Nandini dan Rhani menahan Nyonya Tua Sharma dan Nyonya Kharmila di Dapur untuk memasak menu yang di sarankan oleh mereka berdua. Karna nanti akan ada tambahan keluarga yang datang ke sini.
Untung nya Otak Rhani hari ini cerdas dan bisa bekerja sama hari ini untuk membantu Shirena. Gimana ngak cerdas coba!! ,hari ini keadaan nya mendesak sekali. Papa Rahul akan Melamar Shirena jam 1 siang ini ,kalo otak nya ngak bisa bekerja sama hari ini. Shirena akan menghajar nya habis-habisan, apalagi ketika membayangkan wajah dingin dan datar Shirena. Membayangkan itu semua membuat Rhani takut dan bergidik ngeri...
Sementara Pretty dan Rohan menahan Tuan Tua Sharma dan Tuan Shamir. Pretty dan Rohan mengajak kedua orang tua itu bermain Catur. Sementara mereka mengalihkan pandangan ke empat orang tua tersebut. Pooja ,Angeli dan beserta yang lain nya segera memasang CCTV dan Penyadap suara ke sebuah Komputer yang berada di sebuah Ruang Kerja Rahasia Shirena. Ruang Rahasia itu berada di dalam kamar Shirena, yang selama ini ia buat saat Shirena mengetahui bahwa ia Pemilik Saham tertinggi di Corporation Sharma...
Pintu Ruang Kerja Rahasia Shirena itu adalah dinding kamar Shirena sendiri, hanya ada dua cara untuk membuka pintu Ruang Kerja Rahasia itu. Yang pertama dengan suara kata 'Buka' yang berarti hanya Shirena seorang yang bisa membuka Ruang Kerja Rahasia itu dengan cara tersebut. Yang kedua dengan 'Remote Control' siapapun bisa membuka nya dengan Remote tersebut.
Sebelum nya Shirena sudah memberitahu Pooja kalo Remote itu berada di dalam sebuah kotak besar yang berada di bawah lemari pakaian nya. Tanpa menunggu waktu lagi Pooja mencari kotak tersebut dan mengambil Remote itu. Pooja dan Angeli berhasil membuka Pintu Ruang Kerja Rahasia tersebut. Pooja dan Angeli memasuki Ruang Kerja Rahasia dan berhasil menghubungkan CCTV dan Penyadap suara tersebut ke Komputer yang tersedia di sana.
"Wow... Ruang Kerja Rahasia ini sangat bagus sekali. barang-barang dan peralatan yang ada di sini semua nya barang mewah dan mahal." celetuk Angeli.
"DIAM!!! kau!! jika Nyonya Muda Shirena mendengarkan omongan mu. HABISLAH KAU!!." ucap Pooja memperingati Angeli.
Angeli bergidik ngeri mendengar nama Nyonya Muda Shirena itu. Ya, hanya Pooja dan Angeli yang mengetahui sifat asli Majikan nya itu. Majikan nya itu kadang ceria, lemah lembut dan sopan santun. Kadang sifat Majikan nya itu mengerikan dalam bertindak. Shirena mampu melawan semua musuh Perusahaan nya semudah membalikkan telapak tangan nya. Membayangkan itu Pooja dan Angeli merasa sangat takut sekali.
Setelah semua nya beres Pooja dan Angeli keluar dari Ruang Kerja Rahasia tersebut. Pooja menekan salah satu tombol Remote untuk menutup Pintu Ruang Kerja Rahasia sesuai yang di ajarkan oleh Shirena. Pooja meletakkan kembali Remote tersebut ke dalam kotak besar tadi di mana ia mengambil Remote. Setelah merapikan semua nya Pooja menari Angeli keluar dari kamar dan menutup pintu kamar Shirena.
Pooja dan Angeli turun ke bawah nan menyuruh yang lain kembali ke Perusahaan. Sedangkan Pooja dan Angeli tetap di rumah ini menunggu Shirena sesuai perintah Shirena tadi kepada mereka berdua. Ketika Pretty, Nandini, Rhani dan Rohan melihat Pooja dan Angeli tengah duduk di ruang tamu. Keempat nya merasa sangat lega sekali karena Pooja dan Angeli telah menyelesaikan tugas dari Shirena. Mereka berempat tanpa aba-aba langsung menghentikan panggalihan pandangan yang membosankan itu dan langsung menuju ruang tamu tempat dimana Pooja dan Angeli tengah duduk santai...
Tuan Tua Sharma ,Shamir ,Nyonya Tua Sharma beserta Kharmila terkejut dan menautkan alis mereka masing-masing melihat tingkah laku teman-teman Shirena itu.
Salam hangat dari Phipin 😍😍😍