Keempat gadis cantik itu langsung membeli karcis masuk area wahana tersebut, saat mereka berempat memikirkan mau main wahanana apa terlebih dahulu. Lalu Rani berkata "kita mau main apa dulu ni?" tanya Rani bingung.
"Kita akan mencoba semua permainan yang ada di wahana ini."balas Shirena.
"Apa loe yakin?" tanya Pretty sambil mengerutkan kening nya.
"Iya, setahu gue loe paling takut sama permainan yang berhubungan dengan ketinggiankan?" tanya Nandini lebih lanjut.
Mendengar pertanyaan ketiga sahabat nya, Shirena menatap ketiga nya dengan sinis dan tajam, lalu Shirena tertawa mencemooh ketiga sahabat nya. Berkata dengan nada dingin dan tajam, kata-kata nya bagaikan pisau yang mampu menembus dan mencabik-cabik seluruh hati orang yang mendengar nya. "Gue bukan lah Shirena yang dulu, takut dan selalu berhati-hati dalam segala hal". "Takut melukai perasaan orang lain". "Selalu mengalah saat di hina dan di tindas". "Shirena yang dulu hanya bisa di temui oleh keluarga dan sahabat gue."
Mendengar perkataan Shirena membuat ketiga sahabat nya itu kaget bukan main, hanya Nandini dan Pretty yang dengan cekatan memahami perkataan Shirena sedang kan Rani masih terkejut dan bingung dengan perkataan Shirena. Tanpa aba-aba Pretty langsung bertanya ke Shirena dengan lembut dari yang sebelum nya. Dia memegang bahu Shirena dan mengelus bahu Shirena dengan lembut dan prihatin.
"Na, loe berubah seperti ini bukan karna dia kan?" tanya Pretty sambil memeluk nya.
"Na, kejadian itu udah 7 tahun yang lalu seharus nya loe udah lupa?" lanjut Nandini sambil memeluk Shirena.
Karna pertanyaan sahabat nya membuat ia melamun dan pikiran Shirena menjadi liar, ia mengingat bagaimana masa lalu nya bersama Rahul Khana di waktu masa SMA. Seketika pemikiran nya yang liar menjadi buyar karna pertanyaan Rani. "Apa loe belum move on Na?" tanya Rani polos.
"Tenang aja gue udah move on kok dari dia, cuma coretan luka yang dia tinggalkan di hati gue belum sepenuh nya hilang."jawab Shirena.
"Beli aja penghapus biar bisa di hilangin coretan luka nya." saran Rani polos.
Mendengar saran Rani membuat ketiga sahabat nya itu tertawa terbahak-bahak dan Rani ikutan tertawa juga karna ngak tahu harus gimana. Karna perkataan nya ngak ada sama sekali yang bikin lucu. Shiren, Pretty dan Nandini memukul kepala Rani sambil berkata serentak "Dasar Bodoh".
"Kita akan main apa dulu nih?"tanya Shirena kepada ketiga sahabat nya.
"Gimana kalo kita mulai dari permainan Ali Baba?"lanjut Nandini.
"Oke, gimana kalo di tambah dengan taruhan?" tanya Pretty bersemangat.
"Setuju" balas Rani.
"Taruhan apa an? Loe jangan aneh-aneh deh." tanya Shirena sedikit curiga pada Pretty.
"Tenang aja ngak aneh-aneh kok, siapa yang terlihat lemas setelah habis permainan Ali Baba ini. Orang tersebut lah yang akan membayar karcis permainan yang akan kita mainkan." jelas Pretty.
"Deal." jawab Shirena, Nandini, dan Rani.
Setelah mencoba wahana Ali Baba dan mereka turun Rani lah yang terlihat lemas, seketika Rani mencari tempat yang aman untuk muntah.
"Hoek.. Hoek.. Hoek." suara Rani
"Hamil buk?" tanya Nandini dengan nada genit.
Hamil palelu!!" jawab Rani sambil muntah.
"Berarti wahana berikut nya, loe yang bayar. tegas Pretty.
"Gue ngak bakalan jatuh miskin hanya karena membayar karcis doang, oke?." kata Rani.
Shirena yang melihat Rani yang muntah merasa geli dan jijik sekaligus. Mereka mulai ke permainan berikut nya Double Shot, mendengar permainan itu dengan ketinggian nya mebuat Rani merasa takut dan menggigil.
"Ogah ah, gue stop main nya biar gua yang bayar semua nya." kata Rani memohon.
"Oppsss tidak bisa, semua nya harus ikut main karena kita udah lama enggak keluar berempat." tegas Pretty.
Rani hanya bisa mengumpat diri nya sendiri, kenapa sedari awal ia harus setuju dengan ide gila Pretty. Shirena, Pretty dan Nandini melihat Rani mengumpat diri nya sendiri hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Setiap mencoba wahana yang exstrim hanya Rani dan Nandini yang muntah-muntah dan mereka berdua lah yang harus membayar karcis yang mau di mainkan selanjut nya. Sedangkan Shirena dan Pretty hanya terlihat biasa saja.
Setelah mencoba permainan Ali Baba, Double Shot, Fireball, Kincir Ria, Freefall, Frisbee dan Alpine Slide. Dan hari pun sudah mulai senja dan saat itu Shirena ingin melihat Sunset atau Sunrise, seketika langkah empat sekawan itu terhenti mendengar suara yang akrab memanggil nama Shirena.
Yang tak lain itu adalah suara Rahul Khana. "Shirena." panggil Rahul.
Seketika mereka berempat membalikkan tubuh nya, ingin memastikan siapa pemilik suara yang terdengar akrab ini. Shirena yang melihat Rahul berjalan mendekati nya dengan seorang wanita yang di gandeng nya mulai bersikap acuh tak acuh.
"Sudah lama kita engak ketemu, kamu apa kabar?"
"Hahaha๐, jangan sok manis loe!!." jawab Pretty dengan ketus.
"Iya, SKSD banget loe!!." sambung Rani.
"Oon๐ , dia kan emang kenal sama kita."jawab Nandini kesal.
Seketika Rahul sangat takjub melihat perubahan Sherina dari ujung rambut sampai ujung kaki, Shirena yang memperhatikan gerak-gerik mata Rahul yang melihatnya dari atas sampai bawah merasa risih. Shirena dengan dingin berkata: "ngapain loe lihat gue kayak gitu?"
Loe cantik banget, setelah 7 tahun enggap ketemua." puji Rahul.
"Wah.. Wah.. Wah.. Ternyata loe masih orang yang sama enggak puas dengan satu cewek, gue akui loe itu emang seorang cowok playboy kelas kakap." ucap Shirena sinis.
Shirena sengaja mengucapkan kata "wah" tiga kali dengan nada sinis agar pria itu merasa terhina dan tidak peting lagi di hidup nya. Kata "playboy" agar pri itu merasa bahwa di bukanlah lelaki sejati. Mendengar hinaan dari Shirena yang begitu tajam, ia malah balik menghina Shirena.
"Loe emang cantik sekarang, tapi gue ragu barang mewah yang loe dapatkan ini. Apakah loe beli? Apa loe jadi simpanan Om-Om? Atau loe udah nikah dengan pria kaya agar bisa hidupin loe, hah?" tanya Rahul penuh penghinaan.
"Tolong jaga bicara dan sikap loe!!" teriak Pretty.
"Bukan nya itu kalung berlian, keluaran desainer terkenal asal Amerika itu?" Tanya Shalu Pandei wanita yang di gandeng Rahul.
Shirena mendekat ke arah Rahul satu tamparan mendarat di pipi Rahul yang tampan itu. Dan tampak sidik lima jari bekas tamparan Shirena, di dalam hati nya Shirena kecewa bukan karena dia masih mencintai Rahul tapi sikap nya yang selalu memandang rendah orang lain.
"Kau!!! berani sekali loe menampar gue, hah? Teriak Rahul dengan nada marah.
"Kenapa? Apa loe ngak terima gue tampar? Atau loe mau gue tampar lagi?" tanya Shirena acuh tak acuh.
"Loe siapa berani Banget tampar pacar gue?" tanya Shalu ke Shirena.
"Hahaha๐, dasar perempuan bodoh loe kenapa tanya ke Shirena, hah? Kenapa ngak loe tanya aja ke pria brengsek ini?" perintah Rani dengan suara meninggi.
Shirena, Pretty, Nandini, dan Rahul terkejut๐ฒ melihat Rani bicara dengan nada yang setinggu itu, padahal yang mereka tahu gadis satu ini adalah orang yang polos, konyol, genit dan lemah lembut.
"Sayang, wanita ini siapa sebenar nya?" tanya Shalu sambil menatap Rahul. Dan tak di beri jawaban sama sekali oleh rahul.
Wajah rahul tampak memucat, dan itu terlihat oleh Pretty. Pretty yang melihat Rahul pucat pasi bibir nya langsung melengkung ke atas karena puas, dan bibir nya membentuk senyum lebar untuk semua orang yang ada di sana.
"Oke, karena Rahul enggak jawab biar gue yang jawab. Kenalkan ini Shirena mantan pacar Rahul waktu di SMA." Kata pretty sambil memperkenal kan Shirena.
"Jangan bohong loe!! Rahul enggak pernah cerita sama gue tentang dia." kata Shalu dengan rasa tak percaya.
"Berarti loe enggak penting bagi Rahul maka nya enggak cerita tentang Sherina." sambung Nandini.
"Maka nya jadi cewek jangan mau di bodohin sam cowok seperti Rahul, dasar cewek bodoh!!." timpal Rani.
Shirena: "...."
Pretty: "...."
Nandini: "...."
Rahul: "...."
Kenapa cewek ini tiba-tiba menjadi gadis pintar, dan seketika berubah menjadi idiot pada waktu berikut nya.
"Ran, nyokap loe waktu hamil ngidam apa an ya?" tanya Pretty sambil nyengir.
"Mana gue tahu, loe tanya aja sendiri sama nyokap gue." jawab Rani ketus.
"Astaga Rani, loe bisa marah juga ya? Kalo gitu besok gue ke rumah loe nanya sama nyokap loe ngidam apa waktu hamil loe." kata Pretty senyum sendiri.
"Pretty, kenapa loe sekarang ikutan idiot seperti Rani?" tanya Nandini.
Sherina yang melihat ketiga sahabat nya heboh enggak karuan dia berteriak "DIAM!!". "Biar gue jelasin nama gue Sherina mantan pacar Rahul, oh ya gue pun juga engak merasa sama sekali kalo dia mantan gue bahkan gue juga enggak merasa pernah jadian sama dia." jelas Sherina acuh tak acuh. "Di sini gue juga mau jawab pertanyaan kotor loe Rahul yg loe tujukan buat gue dan udah saat nya loe tahu siapa gue yang sebenar nya." Ujar Sherina balik.
"Barang merah ini satu set perhiasan Berlian, Baju, Tas dan Sepatu ini. Semua nya di belikan oleh orang tua gue karena gue anak tunggal di keluarga gue di tambah lagi gue lulus kuliah dengan nilai terbaik di kampus gue di Amerika.
Seketika Rahul tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Sherina, ia langsung Berkata dengan penuh penghinaan ke Shirena. "Kalo loe dapat nilai terbaik gue percaya, karena gue tahu loe murid paling pintar di sekolah. Tapi kalo semua barang mewah yang loe peroleh ini gue ngak percaya kalo loe dapat dari orang tua loe."
"Mana mungkin Orang tua loe mampu membeli barang mewah seperti ini, bahkan jika menjual rumah pun orang tua loe ngak bakalan sanggup." Hinaan Rahul bertubi-tubi.
Sherina mengepalkan tangan nya membentuk sebuah tinju, dan tangan nya bahkan siap untuk meninju lawan yang ada di depan mata nya tapi itu ia tahan. Sambil berkata: "Tuan Rahul Khana yang Terhormat perkenalkan nama saya Sherina Sharma, Putri Tunggal Pengusaha sukses di New Delhi Shamir Sharma dan Kharmila Sharma." Berbicara elegan dan lembut dengan bahasa formal.
"Tapi waktu itu loe bilang... Belum selesai dengan perkataa nya Shirena langsung memotong perkataan Rahul.
"Itu karena gue mau lihat kayak apa perilaku loe kalo gue anak orang miskin!!"
Rahul dan Shalu yang mendengar perkataan Shirena dan penjelasan nya, membuat kedua nya kaget bukan main.
"Loe enggak bercanda kan na?" tanya Rahul lembut.
"Kenapa semangat 45 lo jadi hilang setelah mendengar nama orang tua Sherina." tanya Nandini sinis.
"Karena setahu gue Sharma Corporation dan Khana Corporation sedang menjalin kerja sama dengan sebuah Proyek Milyaran Rupee." jelas Pretty selengkap mungkin."
"Na, apa yang di katakan Pretty itu benar?" Tanya Rani dengan wajah polosnya.
"Mmm." jawah Shirena seadanya.
Rahul: "...."
Shalu: "...."
Nandini: ".... "
Rani: "Na ini saat nya loe buat balas dendam ke Rahul biar dia tahu Rasa."
Nandini dan Pretty: "Iya na, ini saat nya untuk membalas semua nya."
Shirena melirik sekilas wajah Rahul dan Shalu, wajah kedua nya tampak pucat pasi kemudian menjadi biru karena mereka takut akan terjadi sesuatu dengan kerja sama Proyek itu. Kalau-kalau Shirena mengadu kepada orang tua nya, bakalan di telan hidup-hidup mereka berdua sama orang tua nya sendiri.
Shirena: "Gue tahu bahwa Khana Corporation dan Phandei Corporation sedang menjalin kerja sama dengan Sharma Corporation, dan gue juga tahu bahwa Khana Corporation dan Phandei Corporayion nggak bisa menandingi Sharma Corporation." sambil berjalan mengelilingi Rahul dan Shalu.
"Tenang aja gue enggak bakalan kasih tahu ke orang tua gue, asalkan di masa yang akan datang jangan pernah menampakkan wajah kalian berdua di hadapan gue, PAHAM!!."
Rahul dan Shalu mengganguk pelan, keduanya langsung pergi meninggalkan wahana permainan itu. Shirena tidak ingin melihat Sunset lagi karena Rahul dan Shalu yang sudah membuat nya marah besar. Di tambah hari sudah gelap. Ia memutuskan untuk pulang tiba-tiba Rani berkata: "Na, gue laper banget." sambil memegang perut nya.
"Iya Na kita makan malam dulu, baru pulang." saran Pretty.
"DIAM." Kalo gue pulang ya pulang, jangan ada yang membantah." jawab Shirena yang sudah lepas kendali karena emosi.
Nandini yang melihat emosi dan kemarahan Shirena yang tadi nya ingin berbicara mengurungkan niat nya kembali. Saat mobil yang tengah melaju menuju pulang ke rumah Shirena, suasana di dalam mobil berubah dingin dan mencekam tiba-tiba Handphone Shirena berbunyi di dalam Tas nya. Shirena mengambil Handphone nya di dalam Tas dan melihat ID yang menelpon ternyata itu adalah ibu nya. Sahabat nya menghela nafas lega akhirnya suasana di dalam mobil engak dingin lagi. Dan Shirena mengangkat telpon itu "Hallo Mom" sapa Shirena.
"Hei anak bodoh, jangan panggil mama dengan bahasa asing itu. Mama lebih suka jika kamu kamu menggunakan bahasa India kita tercinta." pinta Kharmila di ujung telpon.
"Oke, ada apa ma?" tanya Shirena.
"Mama menunggu mu untuk makan malam, ajak ketiga sahabat mu itu untuk ikut makan malam bersama keluarga kita." jelas Kharmila.
"Oke, ma." jawab Shirena sambil mengakhiri panggilan tersebut.
Saat panggilan itu berakhir ketiga sahabat yang tadi nya takut akan emosi Shirena kini bersorak gembira karena akan makan malam di rumah Shirena. Melihat sahabatnya bergembira ria seperti itu hati nya mulai tenang kembali dan sudut mulut nya melengkung tipis samar yang tak nampak oleh siapapun jika melihat nya.
Saat mobil sudah sampai di depan halaman rumah Shirena. Shirena berbicara kepada ketiga sahabatnya dengan suara dingin. "Jangan bilang apapun yang terjadi hari ini kepada orang tua gue, PAHAM!!."
Pretty, Nandini, dan Rani: "Paham, na."
"Bagus." jawab Shirena.
Salam hangat dari Phipin ๐๐๐
Maaf tulisan nya masih berantakan ๐๐