Chereads / MY BITCH! AKU CINTA KAMU / Chapter 11 - MELARIKAN DIRI

Chapter 11 - MELARIKAN DIRI

"Apa!!! sudah cukup!! kamu belanja sendiri saja!! aku marah padamu bodoh!!" ucap Maya dengan wajah marah menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan Edgar.

"Maya!!! Heiiiii!! tunggu!!" teriak Edgar dengan tergesa-gesa membayar ikan yang sudah di belinya.

Sungguh Edgar tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran seorang wanita, kenapa wanita mudah sekali marah dengan hal yang kecil.

"Bagaimana dia bisa marah seperti itu?! dan kenapa dia suka sekali menyebutku bodoh?!" ucap Edgar sambil berjalan cepat mencari jejak Maya yang sudah menghilang di antara kerumunan orang banyak.

"Di mana dia? seharusnya aku marah saat ini. Dia selalu seenaknya sendiri membuat masalah." ucap Edgar lagi sambil mengusap tengkuk lehernya dengan pandangan matanya tak lepas mencari keberadaan Maya.

Sudah hampir setengah jam Edgar berkeliling pasar mencari keberadaan Maya namun tak juga menemukannya.

"Sial!! di mana dia? apa dia benar-benar tersesat?" tanya Edgar mulai cemas memikirkan keselamatan Maya.

Dengan salah satu tangan di pinggang Edgar mengedarkan pandangannya, tanpa sengaja Edgar melihat beberapa anak buah Amir sedang berkeliaran di sekitarnya.

"Ssstt! sialan!! kenapa mereka sampai di sini?! apa mereka mengetahui kalau aku tinggal di sekitar sini?" ucap Edgar dengan tatapan tak percaya melihat anak buah Amir sudah ada di sekitar pasar.

Dengan waspada Edgar bersembunyi di balik beberapa orang yang lalu lalang sambil mencari keberadaan Maya.

"Maya...di mana kamu??!! apa kamu tidak tahu sekarang kita dalam bahaya!" teriak Edgar dalam hati sambil berjalan cepat menghindari tabrakan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Namun naas, setelah agak jauh dari anak buah Amir tanpa sengaja kaki Edgar tersandung batu dan menabrak seorang penjual panci keliling. Suara panci yang berjatuhan menarik perhatian beberapa anak buah Amir yang ada di sekitarnya.

Tanpa menoleh ke kiri ke kanan lagi Edgar berlari cepat melarikan diri dari kejaran anak buah Amir yang sudah melihatnya.

Sambil mencari keberadaan Maya, Edgar masih berlari kencang di antara orang-orang yang lalu lalang ke arah luar pasar yang menuju ke tempat di mana motornya berada.

Kejar-kejaran terjadi, suasana semakin panas saat salah satu anak buah Amir mengeluarkan sebuah tembakan berniat menghentikan Edgar.

Suara tembakan terdengar sangat keras sampai ke telinga Maya yang sedang duduk di atas motor Edgar.

Sudah hampir satu jam Maya menunggu Edgar sambil menikmati es krim yang dia beli karena kehausan.

Melihat Edgar berlari dari kejaran beberapa polisi, Maya menjadi panik dan berpikir keras untuk menyelamatkan Edgar.

Untuk sesaat Maya terdiam di atas motornya sambil memandangi kunci yang tidak cabut Edgar.

Maya mengangkat wajahnya melihat Edgar semakin dalam bahaya, dengan nekat Maya memakai helm teropongnya dan menyalakan motor Edgar.

"Semoga saja aku tidak mati!!" ucap Maya menjalankan motor Edgar dan mencari jalan mendekati Edgar.

Du sela-sela banyaknya orang dan jalan sangat sempit Maya berusaha melewatinya walau beberapa kali menabrak jualan orang.

Tiba di hadapan Edgar, Maya menghentikan motornya dengan mendadak hingga motor bagian depan naik ke atas.

"Wuaaahh!!" teriak Maya berusaha tidak panik.

"Ayo!! cepat naik!!" teriak Maya pada Edgar yang masih berlari menghindari tembakan anak buah Amir.

Melihat Maya di atas motornya, membuat Edgar sedikit terkejut namun kemudian cepat naik ke atas motor dan memakai helm yang di beri Maya.

"Cepat jalan! ke arah kanan!!" teriak Edgar sambil menepuk bahu Maya dengan sangat keras hingga Maya menegakkan punggungnya.

"Bodoh!! Kenapa kamu memukulku?!!" teriak Maya dengan marah sambil menjalankan motornya ke arah kanan keluar dari area pasar.

Anak buah Amir sedikit kerepotan karena mengejar dengan memakai mobil.

"Kenapa kamu selalu memanggilku bodoh?!Aku tidak memukulmu!! kamu tahu itu!!" ucap Edgar dengan suara keras sambil melihat ke arah belakang di mana anak buah Amir masih mengejarnya dengan beberapa kali melepas tembakan.

Maya hanya menatap Edgar kemudian menjalankan motornya semakin menjauh dari pasar.

"Bisa lebih cepat tidak?!! kita harus mengecoh mereka! cepat belok ke kiri ke arah hutan." ucap Edgar dengan suara keras memberi perintah pada Maya.

Edgar merasa cemas kalau anak buah Amir akan mengetahui keberadaannya di tengah-tengah desa yang sudah aman di bawah lindungannya.

Tanpa bicara Maya menjalankan motornya dengan kecepatan paling tinggi ke arah hutan seperti yang di perintahkan Edgar.

Tubuh Edgar terguncang-guncang di belakang Maya yang menjalankan motornya dengan ugal-ugalan tanpa memperhatikan jalan yang tidak rata.

"Cukup!! berhenti!! berhenti!!" teriak Edgar sudah tidak sanggup menahan tulang-tulangnya yang terasa patah.

"Aku sudah menghentikannya Bodoh!! tapi tidak bisa!! aku belum pernah naik motor!!" teriak Maya beberapa kali menghentikan motornya tapi tidak bisa.

"Apa yang kamu katakan!!! cepat menunduk!!" teriak Edgar sangat terkejut segera mengambil alih motornya dengan sedikit maju ke depan hingga tubuh Maya sedikit tertekan.

"Sepertinya remnya ada masalah, pejamkan matamu dan pegang erat stang motor." ucap Edgar sambil mengurangi kecepatan motor melewati jalan setapak yang tidak banyak batu dan akar-akar pohon.

Melihat rumput-rumput liar di depan jalan, terpaksa Edgar menghentikan motornya dengan menjatuhkan motor bersamaan dia meloncat dengan memeluk pinggang dan melindungi kepala Maya dengan tangannya.

"BRUKKKK"

Tubuh Edgar dan Maya terjatuh cukup keras di rerumputan liar. Posisi Maya berada di atas tubuh Edgar yang masih memeluk pinggangnya.

"Bodoh!! lepaskan pelukanmu!" ucap Maya sambil melepas pelukan Edgar dan berdiri setelah merasa dirinya tidak apa-apa.

Sambil menepuk-nepuk celananya yang kotor Maya berjalan ke tempat motor Edgar yang tergeletak tidak terlalu jauh darinya.

"Motor butut!! hampir saja kamu membunuh kita berdua!" ucap Maya sambil menendang motor Edgar dengan kesal kemudian melihat ke arah sekelilingnya.

"Sepertinya di sana ada sungai? Edgar cepat kemari!" teriak Maya memanggil Edgar yang tidak bersuara sama sekali.

Merasa tidak ada jawaban dari Edgar, Maya menoleh ke belakang melihat ke arah Edgar yang masih tergeletak di tempatnya.

Segera Maya mendekati Edgar untuk melihatnya. Maya melihat tubuh Edgar tidak bergerak dan tidak membuka matanya.

"Ada apa dengannya?!" tanya Maya merasa curiga dan sedikit cemas melihat wajah Edgar yang pucat.

"Bodoh!! Edgar!! ada apa denganmu?" tanya Maya dengan perasaan takut menepuk pipi Edgar, namun Edgar masih terdiam tak bergerak.

"Cckkk!! kamu jangan bercanda bodoh!! aku serius sekarang!!" ucap Maya dengan pikiran mulai cemas mendekatkan telunjuk jarinya di lubang hidung Edgar.

Maya menghela nafas lega masih merasakan hembusan nafas Edgar dan melihat dada Edgar masih turun naik.

"Edgar!! cepat bangun!! kamu jangan membuatku marah, atau aku akan meninggalkan kamu sendirian di sini!" Ucap Maya dengan perasaan kesal mengangkat kedua bahu Edgar kemudian menahan punggung bagian atas dengan salah satu tangannya.

Maya menghentikan gerakannya saat merasakan telapak tangannya basah dan sedikit lengket.