Chereads / MY BITCH! AKU CINTA KAMU / Chapter 10 - SEPERTI ANJING DAN KUCING

Chapter 10 - SEPERTI ANJING DAN KUCING

"Aaaahhhh!!! Edgarrrrrr!!" teriak Maya dengan tubuhnya terdorong maju ke punggung Edgar dengan keras, karena Edgar menjalankan motornya sebelum dia duduk dengan benar.

Dengan perasaan kesal dan marah, Maya memukul beberapa kali punggung Edgar dengan sangat keras.

Edgar hanya tertawa tanpa suara, saat tangan lembut Maya memukul punggungnya.

"Dasar kamu ya!! bagaimana kalau tadi aku terjatuh bodoh?!" ucap Maya masih dengan perasaan kesal.

"Kenapa kalau kamu terjatuh?! apa kamu takut tidak ada yang menolongmu? tentu saja aku pasti akan menolongmu." ucap Edgar dengan tenang sambil menjalankan motornya sedikit lambat tidak seperti di awal sebelum berangkat.

"Aku tidak suka dengan candamu Tuan Edgar!! sama sekali tidak lucu!" ucap Maya dengan bibit cemberut.

Edgar hanya tersenyum melihat wajah innocent Maya. Edgar sangat suka sekali menatap wajah Maya yang terlihat polos seperti wanita yang tak berdosa. ada beberapa kali melontarkan kata-kata pedas padanya Tapi tetap saja di mata Edgar, Maya adalah wanita yang terlihat sederhana dan tidak terlalu pandai bermanis kata.

Kebalikan dari dirinya yang mempunyai sifat introvert, Edgar sama tidak suka banyak bicara. Hanya bicara bila ada hal yang perlu di bicarakan. Edgar lebih suka menyendiri daripada berkumpul berlama-lama yang tidak membawa keuntungan baginya.

"Kenapa kamu diam dan tidak membalas ucapanku Tuan Edgar?!!" tanya Maya sedikit heran Edgar tidak membalas ucapannya.

"Bukankah kamu sendiri yang tidak suka dengan cara bercandaku?" ucap Edgar sambil melihat ke arah kaca spion untuk melihat reaksi wajah Maya.

"Apa masih jauh tempat pasarnya?" tanya Maya mengalihkan pembicaraan dengan bertanya di mana tempatnya pasar.

"Sebentar lagi kita sampai." ucap Edgar kembali tenang saat Maya bertanya padanya dengan nada pelan.

Tidak lama kemudian Edgar menghentikan motornya agak jauh dari pasar.

"Kenapa kita berhenti di sini? bukankah pasarnya ada di sana?" tanya Maya dengan kening berkerut.

"Kita tidak bisa seenaknya masuk ke dalam sana. Kalau semua kendaraan masuk ke sana, jalannya jadi macet. Dan itu bisa membuat para penjual dan pembeli yang jalan kaki jadi marah." ucap Edgar seraya melepas helmnya kemudian melepas helm Maya.

"Hem...kamu bisa bersikap manis juga. Tumben? tidak biasanya kamu bersikap manis padaku? pasti ada yang kamu inginkan dariku?" ucap Maya dengan tatapan curiga.

Edgar menahan nafas dalam, tanpa menjawab ucapan Maya segera Edgar menarik tangan Maya dan membawanya masuk ke dalam pasar.

Di dalam pasar Edgar sama sekali tidak melepas genggaman tangannya.

"Edgar, lepaskan tanganmu. Kita sekarang tidak lagi di tempat perkampungan penjahat kan? cepat lepaskan tanganmu." ucap Maya dengan kasar melepas genggaman tangan Edgar.

Edgar menatap wajah Maya dengan perasaan gemas. Ingin rasanya Edgar menggigit bibir Maya yang ringan bicara itu sampai bisa diam.

"Dengarkan aku Nona Maya, ini pasar besar banyak orang yang lalu lalang di sini. Bisa saja kita terpisah dan kamu bisa saja tersesat. Untuk itu aku menggenggam tanganmu." ucap Edgar kembali menarik tangan Maya dan menggenggamnya dengan kuat.

Kembali Maya melepas genggaman tangan Edgar dengan wajah innocentnya.

"Aku sudah dewasa Tuan Edgar, aku tidak akan tersesat. Kalaupun tersesat aku bisa bertanya pada orang. Masalah selesai!" ucap Maya sambil menutup kedua telinganya saat melihat Edgar mau bicara.

Edgar mengambil nafas panjang merasa percuma saja mengingatkan Maya yang punya sifat keras kepala.

"Baiklah terserah kamu! yang penting aku sudah mengingatkan kamu." ucap Edgar dengan kedua tangan terkepal.

Melihat wajah Edgar yang terlihat suram dan mengalah padanya sebuah senyuman tampak di kedua sudut bibir Maya.

"Sekarang kita mau belanja apa?" tanya Maya sambil melihat ke sekeliling orang jualan.

"Kita beli ayam dulu saja." ucap Edgar berjalan ke penjual Ayam, namun tangan Maya menghentikannya.

"Jangan makan Ayam. Kita beli sayuran dan ikan saja. Itu lebih sehat." ucap Maya sambil menarik tangan Edgar dan membawanya ke tempat penjual ikan laut.

"Maya, dengarkan aku. Aku lebih suka Ayam daripada ikan. Aku alergi pada ikan." ucap Edgar memberi penjelasan.

"Tidak Edgar! aku tahu itu alasan kamu saja. Ingat, biar aku yang belanja dan memasaknya. Kamu tinggal makan saja! jadi kamu jangan cerewet!" ucap Maya sambil memilih ikan yang terlihat segar.

Kedua tangan Edgar terkepal, kedua matanya tak berkedip menatap Maya yang sedang sibuk memilih beberapa ikan yang akan di beli .

"Edgar bagaimana dengan ikan tuna atau tengiri ini? ikan ini sangat bagus di makan dengan sayuran." ucap Maya berniat untuk diet lagi setelah beberapa bulan tidak sempat melakukan diet.

"Apa kamu mau aku makan ikan dan sayur saja?" tanya Edgar sambil menelan salivanya.

"Bila perlu." ucap Maya dengan tersenyum dan sebuah kerlingan di matanya.

"Kamu!! kamu!! ya sudah! terserah kamu!" ucap Edgar dengan wajah terlihat kesal sudah tidak bisa menahan kesabarannya untuk menghadapi seorang Maya.

Dengan sebuah senyuman penuh kemenangan Maya mengambil beberapa ikan tuna dan tengiri kemudian di berikan pada penjual ikan.

"Aku mau ikan tuna tiga kilo Bu. Satu kilonya berapa?" tanya Maya pada penjual ikan.

"Ikan tuna sebesar ini, satu kilonya sembilan puluh ribu." ucap Penjual ikan sambil melihat ke arah Edgar yang mengeluarkan dompetnya.

"Satu kilo sembilan puluh ribu ya Bu? aku ambil satu kilo saja." ucap Edgar sambil mengeluarkan uang seratus ribu.

"Edgar!!! tunggu!! jangan membayar dulu! aku masih belum menawarnya." ucap Maya dengan wajah terlihat kesal kemudian beralihlah ke penjual ikan dengan tersenyum.

"Bu, boleh aku menawarnya lima puluh ribu?" tanya Maya dengan tersenyum.

"Maya!! apa yang kamu lakukan? ibu itu menjual sembilan puluh ribu dan kamu menawar jadi lima puluh ribu? yang benar saja?!" ucap Edgar dengan tatapan tak percaya.

Mendengar ucapan Edgar segera Maya menarik tengkuk leher Edgar dan sedikit berjinjit mendekatkan mulutnya di telinga Edgar.

"Dengar Edgar, semua penjual itu biasanya menjual dagangannya dengan harga dua sampai tiga kali lipat! kamu tidak diam saja! biar aku yang menawar harga ikan itu." ucap Maya dengan tatapan penuh dan tersenyum gemas pada Edgar.

"Bu, bagaiman kalau aku menawar lima...." sebelum Maya melanjutkan ucapannya tangan kekar Edgar sudah menutup mulutnya dengan kuat.

"Bungkus saja Bu, ikan tuna dan Tengiri satu kilo. Total jadi berapa?" ucap Edgar pada penjual ikan sambil tangannya masih menutup mulut Maya.

Dengan kesal Maya menarik lengan Edgar dan menggigit keras tangan Edgar.

"Auhhhh!!! Maya!! apa yang kamu lakukan?!!" ucap Edgar dengan wajah merah padam sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Maya padanya.

"Apa!!! sudah cukup!! kamu belanja sendiri saja!! aku marah padamu bodoh!!" ucap Maya dengan wajah marah menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan Edgar.

"Maya!!! Heiiiii!! tunggu!!" teriak Edgar dengan tergesa-gesa membayar ikan yang sudah di belinya.