Kursi roda menimbulkan suara berderit.
Yu Yiren membuka matanya dengan rasa panik, jantungnya berdetak dengan kencang.
Dia menatap sepasang mata indah Huo Liancheng.
"Tuan Ketujuh..." Suara Yu Yiren sedikit bergetar, dia duduk di pangkuan pria itu, dan merasa linglung untuk beberapa waktu.
"Dengarkan aku, apakah benar tadi siang kamu dan Kakak Keenam mengobrol di gerbang barat? Katakan sejujurnya itu berita benar atau bohong?" Suara Huo Liancheng yang lembut membuat Yu Yiren tidak tahu suaminya sedang marah atau hanya sekedar bertanya.
Yu Yiren tiba-tiba tersadar akan sesuatu, ini pasti ulah dari pelayan rumah Huo. Mereka sungguh dapat menyebarkan omongan, tidak butuh waktu yang lama sampai berita itu terdengar ke telinga Tuan Ketujuh.
"Tuan Ketujuh, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, sebenarnya tadi Tuan Keenam ingin memberiku sebuah hadiah, tapi aku menolaknya, lalu Tuan Keenam memaksaku untuk menerimanya, kami berdua tidak mengobrol."
Yu Yiren menjelaskan dalam satu napas sambil menatap mata Huo Liancheng, ini adalah pertama kalinya dia begitu dekat dengan tubuh pria itu.
Dekat dengan suaminya sendiri.
Mata indah Huo Liancheng menatap wajah cantik Yu Yiren.
Pria itu mengulurkan tangan dan mengelus rambut Yiren.
"Hadiah apa yang dia berikan padamu?"
"Kalung mutiara."
Kemudian pria itu berkata dengan nada suara yang berat, "Saat kamu ada waktu, berikan kalung itu ke pelayannya, jangan di simpan."
Yu Yiren mengangguk, "Baik, aku akan melakukannya."
Sambil memainkan rambut wanita itu, Huo Liancheng berkata, "Apakah kamu suka kalung?"
Yu Yiren menjawabnya dengan sedikit ragu, "Dibilang suka ya suka, tapi tidak terlalu."
"Ah ~" Huo Liancheng mengangguk puas, "besok aku akan menyuruh Xiaoyun membelikanmu perhiasan. Jika kamu menginginkan sesuatu, katakan saja kepada Xiaoyun untuk membelikannya untukmu."
Setelah mendengarkan kata-kata itu, Yu Yiren melambaikan tangannya berulang kali, "Tidak, tidak, tidak, Tuan Ketujuh, aku tidak membutuhkannya, perhiasanku yang sekarang sudah cukup untukku."
"Jangan menolak, biarkan aku memberimu hadiah." Kata Huo Liancheng.
"Baiklah, terima kasih Tuan Ketujuh." Yu Yiren tentu saja tidak akan menolak perhiasan yang akan diberikan oleh suaminya berulang kali.
Beberapa saat kemudian, dia baru tersadar kalau ia masih berada di pangkuan lelaki itu. Kemudian dia berkata, "Tuan Ketujuh, maaf, aku akan bangun."
"Duduk." Huo Liancheng mengulurkan tangannya dan memegang bahu wanita itu, kemudian berkata dengan lembut, "Jangan khawatir, kakiku lumpuh, aku tidak akan merasakan apa-apa ketika kamu duduk."
Yu Yiren menurutinya, dia sedikit rileks kali ini, kemudian duduk kembali di pangkuan pria itu, tetapi dia masih bisa merasakan suhu dari pahanya.
Yu Yiren menundukkan kepalanya, dia sepertinya bisa mendengar suara napas lelaki itu, sebuah napas yang panjang.
"Apa yang kamu pikirkan?" Huo Liancheng melihat ekspresi wajah wanita itu dan menatap matanya.
Yu Yiren membuka matanya yang sejernih kristal.
"Tuan Ketujuh, Tuan Keenam menyuruhku bertanya kepadamu, parfum macam apa yang akan kamu tunjukkan pada konferensi wewangian tahun ini?"
Huo Liancheng tersenyum tipis, "Parfum 'Terjaga sepanjang malam'."
Yu Yiren tertegun sesaat, dia tidak bisa menahan senyum nya, "Tuan Ketujuh, ternyata 'Terjaga Sepanjang Malam'."
Seketika mata Huo Liancheng terpaku menatap mata Yu Yiren.
"Kamu cantik ketika tersenyum, setelah ini sering-seringlah tersenyum kepadaku."
Seketika wajah dan kedua telinga Yu Yiren memerah.
Lalu ujung jari kasar pria itu menyentuh bibir halus Yu Yiren.
Wajah Huo Liancheng semakin lama semakin dekat, kemudian berkata dengan suaranya yang serak, "Kamu hanya boleh tersenyum padaku, mengerti?"
Yu Yiren mengedipkan matanya, saat ini pria itu benar-benar semakin dekat, dia bisa melihat jakun pria itu bergerak ke atas dan ke bawah.
"Mengerti…."
Wajah pria itu semakin dekat, nafasnya semakin kuat, bahkan bibir tipisnya juga mendekat….
Jantung Yu Yiren berdetak sangat kencang saat sepasang mata besar Huo Liancheng menatapnya.
Mata Huo Liancheng terlihat sangat indah, alis matanya berkerut, kemudian berkata dengan sedikit berbisik, "Tutup matamu…."