Yu Yiren berusaha keras untuk melepaskan tangannya dari pria itu, "Lepaskan aku!"
Huo Jincheng tiba-tiba menarik tubuh wanita itu dan mendorongnya hingga punggungnya membentur batang pohon, kemudian ia mendekatkan wajahnya ke wajah Yu Yiren, dan berkata dengan nada suara yang serak.
"Apakah kamu ingin tahu siapa yang membakar rumah keluarga Yu? Apakah kamu ingin balas dendam?"
Yu Yiren seketika tertegun, kemudian berkata dengan suara yang bergetar, "Kamu tahu?"
"Oh~ aku tahu, aku tidak akan memberitahumu, kecuali kamu berjanji akan memberikan segalanya padaku." Ujar Huo Jincheng dengan nada suara yang dingin.
"Apa syaratnya?" Yu Yiren bertanya dengan rasa cemas.
Wajah Huo Jincheng semakin dekat, saking dekatnya ia bahkan bisa melihat bulu-bulu putih di sekitar telinga wanita itu.
"Aku ingin kamu memenuhi semua yang aku inginkan." Ucap Huo Jincheng.
Yu Yiren memalingkan wajahnya, namun tetap tidak bisa menggerakkan badannya karena tangannya dipegang dengan erat oleh pria itu, napasnya terlihat mengembun menjadi kabut putih di musim dingin.
"Apa yang sebenarnya Tuan inginkan? Tuan Keenam, aku adalah seorang gadis yatim, tidak ada yang bisa kamu ambil dariku. Jika kamu ingin merencanakan sesuatu yang buruk untuk Tuan Ketujuh, maka jangan berharap permintaanmu akan terkabul, karena aku tidak akan menghianati Tuan Ketujuh."
"Ha ha~" Huo Jincheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Adik ipar, kamu sungguh salah paham, aku sangat menyayangi Huo Liancheng, bagaimana bisa aku merencanakan hal yang buruk kepada nya? Ngomong-ngomong, aku sangat kasihan padamu, bukankah hidupmu sangat kesepian menjadi seorang gadis yatim?"
Yu Yiren terlihat sedikit lega, "Tuan Keenam tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Tuan Ketujuh memperlakukanku dengan sangat baik, aku tidak pernah merasa kesepian sama sekali."
Saat itu juga jari-jari Huo Jincheng menyentuh rambut wanita itu, kemudian membelai nya dengan lembut.
"Jangan sentuh aku!" Yu Yiren memberontak.
Tubuh Huo Jincheng semakin dekat pada tubuh Yu Yiren, sehingga ia tidak bisa bergerak sama sekali.
Mata Huo Jincheng memancarkan kesuraman, kemudian berkata dengan nada rendah, "Menurutmu, mengapa Nyonya rumah begitu tidak adil, ia telah memberikan Huo Liancheng calon istri bahkan sejak sepuluh tahun yang lalu, terus mengapa aku sebagai Tuan Keenam keluarga Huo tidak mendapatkan calon istri juga? Aku dilahirkan pada hari yang sama dengan Huo Liancheng, namun kenapa aku mendapatkan perlakuan yang berbeda?"
Setelah mendengarkan kata-kata itu, Yu Yiren seketika berkata, "Tuan Keenam, bukankah Tuan adalah kepala keluarga Huo? Lalu mengapa Tuan masih menginginkanku yang jelas-jelas adalah istri dari adik Tuan sendiri?"
"Adikku yang ketujuh adalah Tuan Ketujuh dari keluarga Huo, ketika ia menginginkan calon istri, mengapa begitu mudah untuk mendapatkanmu, tetapi aku tidak?" Kata Huo Jincheng dengan suara yang berat.
Saat itu juga Yu Yiren menjawabnya, "Tuan Keenam, semuanya sudah ditakdirkan oleh surga, tolong biarkan aku pergi."
Wajah Huo Jincheng menjadi lebih dekat dengan wajah Yu Yiren, dan bibirnya yang tipis terlihat menempel di wajah wanita itu.
Yu Yiren hanya tertegun.
"Yiren..." Suara pria itu menjadi lebih berat dan serak, sembari bibirnya yang tipis mencium wajah wanita itu, semakin lama bibirnya terasa semakin ke bawah.
Tubuh Yu Yiren bergetar, "Tuan Keenam.. Lepaskan aku, kita tidak bisa melakukan ini.. "
"Ah ..." Seketika badan Yu Yiren terasa ditarik oleh pria itu.
Huo Jincheng menundukkan kepalanya dan mencium bibir wanita itu dengan kuat, seakan menggigitnya.
"Ah... sakit ..." Yu Yiren berjuang dengan keras melepaskan kedua tangannya yang digenggam erat oleh telapak tangan pria itu.
Nafas berat pria itu masuk terasa di hidung Yu Yiren.
Nafas ini seakan sangat familiar namun tidak dapat dijelaskan.
Secara tidak sadar, tiba-tiba Yu Yiren membuka matanya dan menatap mata tajam Huo Jincheng.
Huo Jincheng pun menatap balik Yu Yiren, kemudian lanjut mencium bibir wanita itu dengan intens.