Yu Yiren tidak lagi melanjutkan topik ini dengan Huo Liancheng, topik ciuman bodoh ini membuatnya menjadi sangat malu.
"Tuan Ketujuh." Panggil Yu Yiren sambil memegang botol parfum dan bertanya, "Ini aroma yang kucium setiap kali aku tertidur."
Huo Liancheng mengangguk, "Tapi aku menambahkan lebih banyak rempah, kali ini baunya akan lebih istimewa."
"Oh ya?" Yu Yiren menampakkan ekspresi takjub, "Aku akan coba menciumnya."
Yu Yiren hampir membuka tutup botolnya.
"Jangan dicium." Huo Liancheng mengulurkan tangannya dan menghentikan Yu Yiren, "Kamu baru bisa mencium baunya saat mempertunjukkannya pada hari konferensi parfum itu."
Yu Yiren tersenyum manis, "Tuan Ketujuh, parfum yang Tuan persembahkan pasti yang terbaik di dunia."
"Ah~" Huo Liancheng terkekeh, "Kamu sudah belajar menyanjungku sekarang, lumayan, sepertinya kamu benar-benar ingin mengambil hatiku."
"Um..." Yu Yiren tertegun, ia berpikir apakah ia benar-benar ingin mengambil hati Tuan Ketujuh ketika ada kesempatan.
Tiba-tiba bibirnya terasa hangat.
Mata Yu Yiren melebar, ia menatap wajah tampan yang tiba-tiba berada di depannya, dan menyipitkan matanya sedikit. Kini pria itu tengah mencium bibirnya.
Huo Liancheng mencium bibir Yiren….
Jantung Yu Yiren lagi-lagi hampir berhenti berdetak.
Pria itu melakukannya hanya sekejap.
Huo Liancheng tiba-tiba menarik bibirnya dan bersandar di sandaran kursi roda, kemudian ia menatap wanita itu dengan senyum tipis.
"Melihatmu berusaha mengambil hatiku sampai seperti itu, maka aku akan mengabulkan keinginanmu untuk menciumku."
Yu Yiren tersadar kembali setelah tertegun beberapa saat, lalu menatap wajah angkuh Huo Liancheng yang barusan menciumnya.
"Tuan Ketujuh, sebenarnya aku tidak ingin menciummu, kamu mungkin salah paham." Ujar Yu Yiren.
Seketika mata Huo Liancheng menjadi lebih gelap, dan mata indahnya itu seolah-olah menjadi dua bilah pisau tajam yang sedang menusuk Yu Yiren, suaranya pun menjadi agak dingin.
"Katakan sekali lagi!"
Yu Yiren sangat ketakutan ketika melihat sepasang mata pria itu, kemudian ia berkata, "Tuan Ketujuh, Yiren telah mengatakan sesuatu yang salah, tolong lupakan saja apa yang baru Tuan dengar."
Ekspresi wajah Huo Liancheng masih terlihat menakutkan, auranya bahkan semakin gelap.
"Sekarang coba kamu tanya dirimu sendiri, apakah kamu ingin menciumku?"
Ketika ditanya seperti itu, perasaan Yu Yiren bercampur antara depresi dan malu. Sebaiknya ia harus menjawab ya atau tidak? Namun jika mengatakan tidak, pria itu sepertinya akan marah.
Jika membuat Tuan Ketujuh marah, apakah konsekuensinya akan sangat serius?
Lagi pula, sekarang Yu Yiren sudah menjadi istrinya, hidup di bawah atap rumahnya, makan dari dia, tinggal di tempatnya dan menggunakan semua miliknya. Namun haruskah menurutinya dalam segala hal?
Huo Liancheng menunggu respon wanita itu cukup lama, tapi tidak ada jawaban. Kemudian ia berkata dengan suaranya yang dingin, "Bangun! Jangan duduk di pangkuanku, kakiku lumpuh, bagaimana bisa kamu duduk di sini?"
Setelah mendengarkan hal itu, Yu Yiren tiba-tiba berkata, "Tuan Ketujuh, aku minta maaf, aku salah, sebenarnya aku memang ingin menciummu."
Setelah mengatakannya, wajah Yu Yiren berubah menjadi sangat merah, seperti bunga begonia yang sedang mekar.
Setelah mendengar ini, wajah menakutkan Huo Liancheng perlahan kembali seperti semula.
Yu Yiren menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat menjadi lebih memerah. Di saat yang bersamaan, jantungnya juga berdebar-debar. Kemudian ia berkata dalam hati, 'Apa-apaan ini? Bagaimana bisa aku mengatakan ingin mencium Tuan Ketujuh?'
Yu Yiren tiba-tiba teringat apa yang barusan dikatakan oleh Tuan Ketujuh,sehingga dia segera bangun dari duduknya.
"Duduk!" Huo Liancheng sekali lagi memegang bahu Yu Yiren, lalu berkata, "Meskipun kakiku patah, kamu masih bisa duduk di pangkuanku."
Yu Yiren langsung mengernyitkan alisnya, saat ini ia mengetahui bahwa emosi Tuan Ketujuh itu sangat cepat berubah.