Chereads / Misteri Bulan Purnama / Chapter 34 - Tidak Bisa Merasakan Rindumu

Chapter 34 - Tidak Bisa Merasakan Rindumu

"Kamu baru saja mengakui bahwa kamu ingin menciumku, kan?" Kata Huo Liancheng.

Yu Yiren sedikit mengangguk, seolah tidak mengakuinya.

Huo Liancheng tiba-tiba mengangkat tangannya.

Namun Yu Yiren belum merespons.

"Ahh~ Umm~" Bibirnya terasa ditekan oleh sesuatu.

Lengan panjang Huo Liancheng memegang leher wanita itu, dan bibirnya yang tipis mencium wanita itu, ciuman pria itu terasa sangat dalam.

"Umm~~" Pada ciuman pertamanya, Yu Yiren merasa gugup dan mulutnya tertutup rapat.

Huo Liancheng sedikit mengernyit dan sekali lagi melepaskan ciumannya, kemudian menatap mata wanita di hadapannya, "Kali ini, aku akan mencoba yang terbaik untuk mengabulkan permintaanmu."

Yu Yiren membuka matanya, ada aura mata yang terang dan indah dari dalam mata pria itu.

Wanita itu seolah merasakan adanya hembusan angin, dan kuda yang berlari kencang, serta pasukan yang sedang menyergap.

Bisakah ini disebut sebuah penyiksaan?

Jika tidak mengatakan ingin menciummu, kamu akan marah dan memberikan ekspresi yang menakutkan.

Tiba-tiba Huo Liancheng berkata dengan nada suara yang berat, "Ingat, mulai hari ini ketika kamu bertemu dengan Kakak Keenamku, maka menghindarlah jika kamu bisa, jangan membuat masalah dengannya."

Setelah Yu Yiren mendengar kata-kata itu, dia mengangguk dan tiba-tiba teringat sesuatu. "Tuan Ketujuh, aku lupa memberitahumu kalau Tuan Keenam berkata, jika kamu bersedia, dia berharap kamu bisa pergi ke Zhuxuan untuk berbicara dengannya."

Huo Liancheng kemudian berkata dengan dingin, "Kirim seseorang untuk memberitahunya bahwa aku tidak bisa, dan tidak mengizinkanmu menemuinya."

Yu Yiren merasa bingung ketika mendengar ini, tiba-tiba dia berkata, "Tuan Ketujuh, kenapa kamu tidak pernah keluar di siang hari?"

Huo Liancheng menoleh dan menatap wanita itu dengan tatapan mata yang dalam, "Apakah kamu ingin melihatku di siang hari?"

Yu Yi memikirkannya sejenak. Lagi pula, dia penasaran dan mengangguk berulang kali, "Ya, Tuan Ketujuh, keluar dan berjalan-jalan lah di siang hari."

"Oh~" Huo Liancheng tersenyum lembut sembari mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Yu Yiren, "Gadis kecil, aku tidak mengira ternyata kamu memiliki cinta yang begitu dalam untukku, sampai selalu ingin melihatku."

Yu Yiren merasa tertekan lagi, dia tiba-tiba merasa bahwa apapun yang ia katakan, Tuan Ketujuh pasti menginterpretasikan dengan pemikirannya yang aneh.

Yu Yiren tidak punya pilihan lain selain menyetujui nya, kemudian ia berkata sambil tersenyum, "Tuan Ketujuh, aku sarankan Anda pergi ke kebun belakang Hanyuan besok, bunga plum disana sedang mekar, terlihat begitu indah~"

"Tidak perlu." Kata Huo Liancheng dengan singkat, "Aku berencana membuat parfum, jangan ganggu aku di siang hari." 

Yu Yiren sedikit kecewa, kemudian dia mengangguk sambil berkata, "Baiklah kalau begitu."

Huo Liancheng melihat ekspresi Yu Yiren yang kecewa dan sedikit cemberut. "Jangan merasa sedih, meskipun aku tidak bisa merasakan rindumu yang tak tertahan, namun aku bisa memahamimu."

"Kamu bisa melihatku di malam hari untuk mengobati rasa rindumu, kamu bisa belajar menggambar muka ku di siang hari. Ketika kamu menggambar, maka kamu tidak akan terasa hari akan segera gelap dan akhirnya kamu dapat melihatku lagi."

Mata Yu Yiren melebar lagi sambil menatap Huo Liancheng. Untuk pertama kalinya, dia sangat merasa frustrasi sehingga tidak bisa menjelaskan apapun yang ingin ia sampaikan. Sepertinya ia hanya bisa membiarkan Tuan Ketujuh terus salah paham terhadap dirinya sendiri.

…...

Subuh di keesokan harinya.

Ketika Yu Yiren bangun, seperti biasa, dia sudah tidak bisa melihat batang hidung Huo Liancheng lagi.

Kemudian, seperti biasanya, dia bersiap untuk pergi ke rumah utama untuk menyajikan teh kepada Nyonya Rumah.

Terlihat Xiaoyun di halaman Hanyuan sedang yang berjalan ke arahnya dengan membawa 'Empat Harta Studi' di tangannya, kemudian berkata, "Nyonya, Tuan Ketujuh memintaku untuk memberikan 'Empat Harta Studi' ini kepadamu." 

(Empat harta studi adalah ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan kuas, tinta, kertas, dan batu tinta yang digunakan dalam tradisi kaligrafi Cina dan Asia Timur lainnya. Nama ini muncul sejak zaman Dinasti Selatan dan Utara.)

Yu Yiren segera melihatnya, kemudian berkata, "Xiaoyun, untuk apa Tuan Ketujuh memberikan ini padaku?"

Xiaoyun melirik Yu Yiren dan berkata dengan lembut, "Tuan Ketujuh berkata bahwa jika Nyonya benar-benar merindukannya di siang hari, maka Nyonya bisa menggambar wajahnya, sehingga ketika asik menggambar tanpa Nyonya sadari, langit akan segera gelap dan akhirnya bisa melihat Tuan lagi di malam hari."

Yu Yiren tercengang dan bergumam, "Ini tidak mungkin, kan? Tuan Ketujuh benar-benar ingin aku melukis wajahnya?"