Yu Yiren berdiri sambil memegang si rubah kecil, "Rubah kecil ada di sini bersamaku."
Xiaoyun melangkah maju, lalu melihat rubah kecil di lengan Yiren, "Apakah anda mengganti balutan lukanya dengan yang baru?"
"Iya." Yu Yiren mengangguk, "Apa yang membuatnya terluka seperti ini?"
"Tidak apa-apa, dia memang sering terluka, sebentar lagi juga akan sembuh." Xiaoyun mengatakannya tanpa ada keraguan, kemudian dia mengulurkan tangannya, "Tolong berikan rubah itu padaku."
Seketika Yu Yiren terperanjat, "Sering terluka? Kenapa?"
Xiaoyun mengangkat alis matanya dengan ringan, lalu menjawabnya dengan suaranya yang dingin, "Rubah ini sangat nakal, dia suka melompat-lompat, tentu saja dia sering terluka. Sekarang tolong berikan rubah itu, Tuan Ketujuh memintaku untuk menjaganya."
Xiaoyun lalu mengulurkan tangannya.
Yu Yiren memegang rubah kecil itu sambil mengelus kepalanya, "Rubah kecil yang pintar~~"
"Citt~~ Citt~" rubah itu meringkuk di lengan Yu Yiren dan menolak untuk diambil oleh Xiaoyun.
Melihat hal itu, Xiao Taohong berkata, "Nyonya, rubah kecil ini menyukaimu, dia tidak ingin dibawa pergi."
Xiaoyun sedikit mengernyit, dan segera mengambil rubah itu.
Rubah kecil itu tiba-tiba mencakar tangan Xiaoyun.
"Ah~" Xiaoyun berteriak kesakitan, terlihat ada tiga goresan di tangannya.
"Xiao Yun, tanganmu terluka, cepat balut dengan kasa." Ujar Yu Yiren dengan rasa cemas.
Xiaoyun melirik Yu Yiren dan si rubah kecil itu, kemudian berkata dengan dingin, "Tidak, aku akan kembali dan membalutnya sendiri, tolong jaga rubah itu. Nanti ketika Tuan Ketujuh datang ke sini, baru kamu berikan kepadanya. "
"Oh, baiklah," jawab Yu Yiren.
Kemudian Xiaoyun pergi dengan ekspresi wajah yang dingin.
Melihat Xiaoyun pergi, Xiao Taohong segera mendekati Yu Yiren lalu berkata, "Yiren, hei, sepertinya Xiaoyun terlihat marah."
"Aku rasa begitu," Yu Yiren berkata dengan ringan.
"Ketika ada dia dan Jinlian, pasti ada berita yang tidak baik, terutama Jinlian, orang itu selalu mempermalukanmu kapan pun dan di mana pun. Dia tidak pernah memandangmu sebagai seorang Nyonya, padahal dia hanyalah seorang pelayan." Xiao Taohong berkata dengan emosi.
Yu Yiren memegang rubah itu, kemudian duduk dan berkata sambil tersenyum, "Mereka memang seorang pelayan, tetapi mereka menganggap diri mereka sebagai wanita dari Tuan Ketujuh, karena mereka telah berada di Hanyuan lebih awal dariku. Sejujurnya aku tidak menyukai hal itu. "
"Apakah ada yang bisa kita lakukan?" Tanya Xiao Taohong.
"Mereka tidak benar-benar menyinggungku, tidak apa-apa. Xiao Taohong, kamu harus ingat, jika orang tidak menyinggungku maka aku tidak akan memberi mereka pelajaran. Tapi jika ada orang yang menyinggungku, aku akan menghukumnya tujuh kali lipat lebih berat!" Kata Yu Yiren sambil menatap Xiao Taohong.
Xiao Taohong mengangguk, "Aku mengerti, Yiren."
…....
Di malam hari.
Yu Yiren duduk di kursi dan menunggu dengan sabar, dia tahu bahwa Huo Liancheng akan datang malam ini.
Pintu pun terbuka.
Sinar bulan yang terang masuk ke dalam ruangan dari sela-sela pintu yang terbuka.
Kursi roda perlahan-lahan masuk ke dalam ruangan, terlihat Huo Liancheng yang mengenakan kemeja berwarna putih seperti biasanya, dengan mantel bulu berwarna putih yang terbalut di atas bahunya.
Wajah yang tampan, namun ekspresinya terlihat sangat dingin.
Dibandingkan dengan Huo Jincheng, dia memiliki kulit yang sedikit gelap, tentu saja dengan aura yang dengan berbeda juga.
Membuat seseorang yang berada di hadapannya merasa ketakutan.
Tiba-tiba muncul sebuah gambaran dari benak Yu Yiren, jika Tuan Ketujuh dan Tuan Keenam berdiri bersama, yang satu memberikan aura hitam dan yang satu putih, bukankah terlihat sangat kontras?
Lalu Huo Liancheng menoleh dan melihat ke atas.
Di bawah cahaya, tatapan matanya terlihat lembut.
"Apakah kamu sedang menatapku?" Seketika terdengar suara Huo Liancheng.
"Tuan Ketujuh." Yu Yiren tersenyum, "selamat malam~"
"Selamat malam~" Terdengar suara Huo Liancheng dengan nada rendah, kemudian dia tersenyum, dan tiba-tiba mengulurkan lengannya yang panjang untuk menarik Yu Yiren.
"Ah!" Yu Yiren berteriak karena tangannya ditarik tiba-tiba, ternyata lelaki itu membiarkan Yu Yiren duduk di pangkuannya.