Ketiga selir itu mendengarkannya, lalu saling memandang.
Saat itu juga, Selir Keenam Wu Rourou bertanya, "Adik ipar, bukankah kaki Tuan Ketujuh lumpuh? Bagaimana bisa beliau melakukan hal itu denganmu?"
Yu Yiren kembali menatap Wu Rourou, lalu berkata dengan suara yang tegas.
"Kedua pasang kaki Tuan Ketujuh memang lumpuh, tapi bukan berarti kaki ku juga lumpuh kan, Kakak ipar?"
Wajah Wu Rourou terlihat sangat kesal.
Selir Ketujuh Zhang Shuishui mengedipkan mata dan tersenyum. "Adik ipar, mari kita bermain mahjong untuk beberapa putaran. Kami kehilangan satu adik, kalau kamu ikut maka jumlah pemain akan lengkap."
Kemudian Yu Yiren berkata sambil tersenyum, "Bukankah masih ada Tuan Keenam? Kalian berempat kan sudah pas untuk bermain mahjong."
Selir Ketujuh Zhang Shuishui segera membual, "Aduh Adik Ipar, kamu tidak tahu apa-apa. Tuan Keenam pergi ke ibu kota provinsi selama dua hari, dan akan kembali besok. "
Yu Yiren mendengarkan itu lalu bertanya, "Tuan Keenam tidak ada disini selama dua hari ini?"
"Iya benar." Selir keenam, Wu rourou, mendekat dan meraih lengan Yu Yiren. "Ayo pergi dan bermain kartu bersama. Lagi pula, percakapan ini juga membosankan, kamu tidak akan menolak ajakan kami kan?"
Yui tersenyum, "Tentu saja tidak."
Sesaat kemudian.
Di Paviliun Zhuxuan.
Meja mahjong berderak.
Kemudian Yu Yiren mengocok kartunya.
"Adik ipar, kamu sudah kalah untuk ketiga kalinya, total 60 Yuan, apakah kamu masih mau bermain?"
"Kita lanjut bermain! Kakak-kakak ipar, cara bermain kalian sangat mengagumkan, tapi bagaimana bisa aku menyerah saat ini." Yu Yiren sangat mantap dengan perkataannya.
Di belakangnya, Xiao Taohong sangat khawatir. Ada apa dengan Yiren? Dia bermain mahjong dan kehilangan 60 Yuan, apakah nantinya Tuan Ketujuh tidak akan mempermasalahkan hal ini?
Selir Keenam Wu Rourou berkata sekali lagi, "Enam 60 yuan bukanlah uang yang sedikit. Adik ipar, berapa banyak uang yang kamu miliki bulan ini?"
Yu Yiren tersenyum, "Uang bulanan sebenarnya tidak cukup, tetapi aku memiliki Tuan Ketujuh yang telah menyerahkan mandat pemegang gudang Hanyuan kepadaku. Tuan Ketujuh berkata bahwa aku dapat menghabiskan sebanyak yang aku inginkan. Hal ini tidak membuatku khawatir akan uang, jika aku kalah maka tidak masalah, karena aku memiliki Tuan Ketujuh!"
Ketiga selir saling memandang, terlihat rasa iri di dalam mata mereka.
Yu Yiren menyentuh kartunya, melihatnya secara acak, kemudian melirik ketiga selir itu.
"Itu benar kakak-kakak ipar, ngomong-ngomong berapa banyak yang diberikan Tuan Keenam kepada kalian bertiga setiap bulannya?"
"Sangat sedikit, jumlah yang menyedihkan." Selir Kelima Wu Xiaoman berkata dengan dingin.
Saat itu juga, Selir Ketujuh dan Selir Keenam menatap Huang Xiaoman, mereka kesal karena dia mengatakan yang sejujurnya.
Yu Yiren diam-diam membalik kartu di tangannya dan menjatuhkannya! "Aku menang! Aku menang! Kakak-kakak ipar, sekarang giliran kalian bertiga yang memberikan uang padaku."
Seketika ketiga selir saling melihat, wajah mereka semua sangat jengkel karena masing-masing dari mereka harus memberi Yu Yiren enam yuan.
"Aku tidak bermain lagi, aku sudah selesai, saputangan ku belum selesai di sulam." Selir Kelima Huang Xiaoman seketika juga menggulingkan mahjongnya.
"Kalau begitu aku juga tidak bermain lagi."
"Aku juga sudah tidak ingin bermain lagi." Selir Keenam dan Selir Ketujuh ikut membalik mahjong mereka berdua.
Yu Yiren beranggapan bahwa ketiga wanita itu tidak mampu membayarnya. Sepertinya Huo Jincheng biasanya memberi mereka uang bulanan dengan jumlah sangat sedikit.
"Kakak-kakak ipar, karena kalian sudah tidak ingin bermain lagi, maka aku pergi dulu."
Yu Yiren mengucapkan selamat tinggal dan pergi bersama Xiao Taohong.
Sekarang ia dalam perjalanan kembali ke Hanyuan.
"Yiren, apakah Tuan Ketujuh dan kamu benar-benar saling membersihkan telinga setiap malam? Dan benar-benar hanya menginginkanmu seorang?" Xiao Taohong bertanya dengan rasa ingin tahu.
Yu Yiren terkekeh dan berkata, "Tidak. Aku berbohong kepada mereka, karena mereka hanya membual tentang kekuatan Tuan Keenam mereka. Jadi bagaimana bisa aku membiarkan Tuan Ketujuh kita direndahkan?"