Sampai di kantor penerbitan media surat kabar, mobil itu berhenti ditempat yang telah sedia tersebut. Dua orang manusia itu keluar dari mobil dan para orang-orang ada di sana memperhatikan sosok yang tidak biasanya.
"Hai!" sapa wanita itu dengan senyumnya yang merekah itu.
Para kru satu tim dikantor itu menghampiri wanita jaket baseball biru putih itu. Yang paling kepo pastinya si Andra. Seorang Marketing paling akrab dengan wanita ini.
"Ada gerangan apa elo bisa nebeng sama si playboy cap gayung super?" Andra mulai curiga dengan Velda dan juga Nando.
"Ada deh!" Senyum Velda sambil melirik Nando, Nando malahan mengedik bahu dan dia masuk ke dalam gedung itu untuk absensi terlebih dahulu.
Andra melirik satu krunya itu bersikap sok acuh tak acuh. Dan dia kembali menyusul teman cantik itu menuju pos satpam.
"Itu anak kenapa? Kok cuek banget, benar elo sama dia ada hubungan kedekatan?" Andra masih kepo dengan pembahasan ini.
Velda sibuk dengan sepeda yang memang semalam tidak dia bawa pulang karena acara pertemuan di hari perjodohan kemarin. Di gantungkan bungkusan tas di gagang sepedanya.
"Tidak ada apa-apa, kok, Pak Andra! Memang kelihatan banget gua pacaran sama Nando?" Velda kembali bertanya pada Andra.
"Iya bisa saja kan? Soalnya elo sama dia kenapa bisa datang berbarengan apalagi elo diantar sama Nando pakai mobil?"
Velda menarik napas dalam-dalam kemudian dibuang secara perlahan-lahan. "Begini, Pak ..."
Velda pun mulai menceritakan sebenarnya soal dia diantar oleh Nando di depan rumahnya. Andra mendengar sangat baik dari cerita wanita cantik dan manis itu. Bukan Andra saja tapi ada yang lain juga mendengar cerita dari mulut manis itu.
"Ohh ... Begitu gua kira elo benar-benar pacaran sama playboy cap gayung super, apa kata gedung ini tiba-tiba elo menerima perasaan darinya," cicit Johan bersuara lebih dulu.
"Rencananya memang gua mau pacaran sama dia, kok," ucap Velda menatap serius pada Johan.
Johan mendelik kaget, "eh? Yang benar, elo serius?"
"Iya, nggak ada salahnya, kan? Dia baik sama gua, dia care sama gua, dia selalu ada untuk gua.. Saat gua lagi sedih, galau, bete, bahagia de-el-el. Pokoknya dia terbaik untuk gua. Tapi gua bahagia bukan karena sesuatu yang terpaksa. Gua hanya mencoba, jika gua sama Nando memang di takdirkan untuk berjodoh pastinya gua akan menjaga dan menemani semasa hidup selamanya, kalian tidak setuju gua pacaran sama dia?" terang Velda sesungguhnya.
Andra dan Johan saling menatap bergantian, bukan karena mereka tidak menyetujui hubungan wanita ini dengan satu tim krunya.
"Setuju sih, kalau itu terbaik. Tapi apa elo yakin itu akan bisa melupakan semua dari perjodohan orang tuamu? Tapi, kalau dipikir-pikir ada baiknya sih coba, ya, siapa tau calon jodohmu itu menyesal," kata Andra akhir menyetujui rencana teman kerjanya.
Tak lama kemudian Nando muncul dan menghampiri tiga manusia berkumpul duduk di pos satpam itu.
"Kayaknya serius banget apa sih yang dibicarakan?" tegur nya si Nando pengin tau juga.
"Kagak ada apa-apa sudah lewat, ya sudah semoga langgeng saja, ya! Dan elo, Nando, ikut gua ada yang mau ku tanyain." Andra menepuk pundak Nando setelah percakapan mereka dibubarkan.
Nando semakin bingung dengan ketuanya dan dia menatap wanita itu bersiap untuk mengantar paket dari pabrik pakan ternak ayam tersebut.
"Nanti siang, elo mau makan apa?" Nando bertanya pada Velda.
"Seperti biasa saja," jawab Velda senyum menarik sepedanya untuk berangkat.
"Ya sudah, nanti sudah selesai bilang saja, Hati-hati, ya!" Nando melambaikan tangan pada Velda yang telah beranjak pergi dari tempat kerjanya.
Dua puluh menit kemudian Velda pun sampai di pakan ternak ayam seperti biasa mengantar paket dan tentu menunggu pria menyebalkan itu datang ke kantornya sendiri.
Menunggu yang begitu lama adalah kebosanan bagi Velda. Beberapa jam akhirnya mobil fortuner itu pun masuk ke pabriknya sendiri. Velda asyik main gadgetnya sambil mengunyah permen.
Terdengar langkah kaki masuk ke gedung utama. Velda menghentikan permainan gamenya, namun suasana berubah ketika Arka menanyakan paket.
"Paketku sudah datang?" Arka bertanya pada karyawannya.
"Sudah, Pak." Sahut karyawannya menyerahkan pada atasannya.
Velda pun bangun dari duduknya dan menghampiri pria menyebalkan itu. Arka tentu bahagia bisa kembali bertemu dengan calon jodohnya tapi suasana berubah seseorang tiba-tiba datang ke pabrik ini.
"Sayang!" Suara manja memanggil pria itu. Pria itu menoleh arah suara.
Seorang wanita berpenampilan arrogant dan langsung menempelkan lengannya pria itu dengan manja. Arka terdiam melirik wanita depannya.
"Maaf, aku keluar dulu, ah, ini ada pemberian dari seseorang terus ada dua tiket film mungkin dari anda. Jadi kalian bisa menonton secara gratis." Velda menyerahkan bungkusan tas kepada Arka.
Arka masih mencerna kata-kata dari wanita itu beranjak meninggalkan tempat pabriknya. Dia memperhatikan bungkusan tas tersebut dan wanita cantik itu pun meraih dari tangan Arka.
"Apa ini? Kamu benar ajak aku nonton film romantis ini? Kenapa tidak bilang sih, sayang. Ya sudah nanti kita nonton, ya!" ucap wanita itu tak lain adalah Mawar.
"Iya, sayang. Ya sudah kita masuk. Ada yang ingin aku bicarakan," ujar Arka senyum pada kekasihnya.
Sedangkan Velda malah menatap langit yang sangat cerah dia tengah berada di salah satu kantin tempat pakan ternak ayam tersebut. Getaran HP nya berdering di rogoh kemudian melihat siapa mengirim pesan kepadanya.
+62 8577724xxx
Kamu ada dimana?
Velda
Siapa?
+62 8577724xxx
Nando
Velda
Ganti nomor lagi?
+62 8577724xxx
Gk, yg satu hbis paket.
Ada dimana?
Velda
Biasa, kantin tempt kerja pakan ternak.
Kenapa?
+62 8577724xxx
Gak, kngen saja! :)
Velda
Dasar!
Menunggu balasan dari sahabatnya itu, dia pun kembali melihat atas langit yang sangat cerah sekali. Dia merasa sesuatu yang tidak pernah dia rasakan ketika melihat sosok wanita kekasih dari calon jodohnya itu.
Sampai kapan dia akan menyembunyikan kepada orang tua tentang kebenaran dari calon jodoh mereka pilih itu. Pastinya itu akan seru kalau sampai mereka tau kebenarannya.
****