Mikado Resto adalah makanan sajian berbagai macam sayuran. Karena Mawar penyuka sayuran maka Arka mengajak dirinya tempat sajian penuh sayuran. Seorang wanita menyukai hal itu kewajiban menjaga tubuh ideal dan cantik.
Pada saat Arka membuka pintu untuk kekasihnya, dia melirik wanita depan itu masih dalam posisi di pengemudi. Arka pun dengan cara baik menawarkan kepada sopir pribadinya bukan tetapi Velda.
"Kamu tidak ingin masuk juga? Biar bisa makan bersama?" Arka menawarkan dirinya.
"Tidak perlu, saya hanya seorang sopir tidak pantas makan bersama dengan orang kepentingan seperti anda. Saya sudah memesan makanan di sekitar sini, jadi selamat siang." Velda menolak secara halus dia pun memutuskan untuk keluar dari mobil lalu meninggalkan parkiran tidak menghiraukan lelaki tengah memperhatikan dirinya dari jauh.
Velda mengeluarkan HP dari saku jaket merah maron kemudian menempelkan ke telinganya.
"Halo, lo ada di mana?" Velda seperti menelepon seseorang.
"Gua ada di tempat biasa?" Jawab seseorang dari seberang
"Oke, gua kesana ya," Ucapnya
"Memang lo ada dimana?"
"Gua ada di palangkaraya dekat restoran Mikado. Lo ada di MCDonal, kan?" Masih bercakap-cakap di telepon sambil melirik kiri - kanan untuk menyeberang.
"Oh... Ya sudah gua tunggu lo, mau makan apa? Biar gua pesan."
"Biasa saja, tapi, jangan pakai mayones ya!"
"Okay!"
Setelah selesai telepon, Velda pun memasukan HP nya ke jaket merah maron lalu dia pun menyeberang dengan mengangkat satu tangan kiri sebagai menyetop mobil laju kecepatan sedang.
Di restoran Mikado, Mawar tengah memilih sajian makanan ada di buku menu, sementara Arka malah sibuk memikirkan wanita yang pekerjakan dirinya menjadi sopir. Dia terheran baru kali ini bukan telah beberapa kali wanita itu menolak ajakannya.
Pertama, Arka menawarkan dirinya berkenalan dan memintanya menumpang di mobil karena cuaca hujan deras beberapa minggu yang lalu. Kedua, Arka pernah menawarkan jasa baik meminta satpamnya perbaiki ban bocor sepeda miliknya ketika mengantar paket dari nya. Ketiga, Arka menawarkan untuk makan bersama di restoran ini dengan penolakan secara halus pun terjadi lagi.
Benar sangat berbeda apalagi setiap dia menawarkan seseorang tidak ada satu penolakan dari wanita-wanita yang dia kenal. Segala jurus yang di pakai oleh Arka selalu berhasil buktinya dia bertemu dengan wanita yang cantik dan manja tentu itu adalah Mawar. Walau pun Arka tahu Mawar telah janda.
"Sayang." Mawar menyentuh tangan lelaki didepan yang dari tadi mendiami nya.
"Ya, sudah memilih makanan yang kamu suka?" Respons Arka langsung bertanya ke intinya.
Mawar mencibir, "sedang melamun apa sih? Dari tadi aku sudah pesan sama pelayannya. Kamu saja mata tertuju kemana? Memang apa yang kamu lihat sih di depan?"
Mawar pun ikut menoleh arah depan pintu keluar. Karena dia juga penasaran. Bukan karena dia merasa curiga atau bagaimana hanya saja dia tidak suka kalau kekasihnya cuek seperti ini.
"Tidak ada apa-apa, tidak perlu dicurigai begitu lihat jelek kan mukanya kalau lagi ngambek," Ucap Arka mengusili kekasihnya kalau terdapat kecurigaan tentang dirinya.
"Habis, kamu aneh. Tadi tidak secuek ini di mobil, apa karena sopir wanita itu? Ah... Aku mau tanya dari tadi, kenapa kamu bisa menyewa sopir pribadi wanita? Kenapa tidak lelaki? Jangan-jangan kamu mau coba selingkuh dan..."
"Ssttt... Itu mulutnya, aku tidak akan selingkuh sudah aku bilang tadi dimobil hanya kamu seorang, jadi, jangan katakan seperti itu lagi, aku tidak suka, mengerti!" Sambung Arka memotong ucapan kekasihnya.
Padahal Mawar hanya curiga bukan karena tidak percaya kepada kekasihnya ini. Aneh saja baginya kenapa bisa Arka memperkerjakan Velda sebagai sopir kalau bukan untuk kedekatannya.
"Benar, kamu tidak akan selingkuh, kalau terjadi?" Mawar memastikan sekali lagi dia tidak ingin terjadi untuk kedua ketika suaminya meninggalkan karena selingkuhan.
"Kalau terjadi aku siap dipermalukan depan umum," Janjinya, "baiklah," Lanjut Mawar.
Tak lama kemudian makanan yang dipesan pun datang, Arka dan Mawar pun saling suap menyuap.
Sementara di McDonald Velda bersama seseorang penuh dengan makanan kesukaannya, burger adalah ciri khas untuk Velda selain itu beberapa cemilan seperti kentang goreng dan spagetti original.
"Jadi bagaimana acara makan malam semalam, lancar?" Seseorang bertanya kepada Velda.
Velda hanya bisa mendengus pendek, "menurutmu?"
"Batal lagi?" Tebaknya, Velda mengangguk kepala karena mulutnya saat ini dipenuhi oleh burger.
"Sebenarnya perjodohan itu bagaimana sih? Mama dan Papamu itu kenal baik sama pihak keluarga lelaki itu?" Tanyanya lagi.
"Gua juga tidak tahu, yang pasti mereka itu sahabat baik, Papa sama Mama sangat mengenal mereka sehingga tanpa dasar apa pun perjodohan itu sudah direncanakan secara matang," Jawab Velda menyeruput minuman pepsi dingin.
"Jadi lo sudah pernah ketemu sama anaknya?" Tanya lagi makin kepo itu orang.
"Kayak mana mau ketemu, dari awal pertama dan kedua makan malam alasan cuma sederhana "Maaf, putra Kami bernama Damian tidak bisa datang karena sibuk dengan pekerjaan di kantor." Itu saja kata-kata dari orang tuanya," Jawab Velda membersihkan mulutnya yang penuh saus sambal.
Orang itu pun melenguh kemudian dapat bisa ditebak dengan cerdas. "Bisa saja anaknya sudah punya kekasih makanya alasan dia sibuk terus dan mencoba menghindar."
"Bisa jadi, gua juga tidak ada niat menerima perjodohan ini. Bagi gua sebuah perjodohan atau pernikahan itu bukan untuk di ajak main-main, apalagi datang permasalahan bertubi-tubi bukan namanya itu buat pikiran egois semakin mebludak? Lo pasti tahu kenapa gua tidak ingin menikah di usia sekarang?" Velda mulai menceritakan pengalaman pahit kepada temannya.
"Karena lo takut akan adanya perceraian," Tebak orang itu.
"Begitulah, gua masih belum siap untuk itu, apalagi lo lihat teman-teman kita menikah di usia muda semua terjadi karena perselisihan salah pahaman. Apalagi egois, emosional, orang ketiga. Pertengkaran datang lalu terjadi perceraian ketika terjadi barulah menyesal di kemudian hari. Bagi gua, wanita paling dirugikan daripada pria. Pria kapan saja bisa menikah sementara wanita hanya satu tujuan menikah selamanya, bahagia dan tidak untuk memberi harapan kepada siapa pun." Kata Velda menceritakan semua yang dia alami.
"Mungkin Mama dan Papa lo memilih adalah jalan terbaik agar lo tidak memikirkan trauma ini. Tidak semuanya memiliki hal yang sama. Ada sebagian orang lain bahagia karena mereka percaya dan keyakinan untuk saling terbuka, jika salah satu tidak saling mengerti keadaan tentu hubungan itu tidak seimbang. Bagi gua orang tua lo lakukan karena mereka ingin lo bahagia dan menikmati kebahagiaan sesungguhnya." Lanjut temannya itu.
"Entahlah, Ndo, gua pusing. Ya sudah gua balik dulu ya, thanks sekali lagi untuk makanannya. Titip rindu sama yang lain ya," Ujar Velda beranjak pergi dari tempat McDonald.
Orang yang Velda jumpai adalah Nando, dia sangat dekat dengannya walau playboy cap gayung super bagi Nando, Velda sudah dia anggap adiknya sendiri.