Hari ini terik panas lebih parah dari hari- hari sebelum nya. hawa sejuk hanya bualan jika berjalan di tengah terik . pohon pohon di tepi jalan seperti memanggil mu untuk mampir duduk di bawah dahannya .
Hawa panas yang terus meningkat juga sepertinya membuat emosi seseorang menjadi meningkat pula . beberapa kali ku dengar supir supir mengumpat , yang barang kali mungkin karena beberapa penumpang yang lelet berjalan ke arah angkutan .
penjual penjual minuman dingin di seberang jalan di kerubutin manusia manusia yang terserang virus dehidrasi akut .
beberapa mengantri tak sabaran, sesekali berteriak menyuruh penjual segera cepat membuatkan pesanan mereka .
ku tundukkan kepalaku dalam dalam . menghalau panas agar tidak membakar wajah ku . peluh membanjiri punggung dan wajah . beberapa tetes terasa mengalir di kulit . langkah kaki ku percepat, agar sampai di taman kampus lebih awal .
seseorang menepuk pundakku .
sepersekian detik aku menolehkan muka ku arah nya . rupanya andre, teman junior yang terlampau jenius . hingga bisa memasuki kelas angkatan ku .
dia juga terkenal akibat lesung pipinya yang menawan serta hidung kecil nya yang runcing .
"panas sekali, kulitku kayak di gigit semut" ujarnya sambil mensejajarkan langkah.
"saking panasnya, aku nggak bisa ngerasain lidah ku sendiri "
andre terkikik mendengar jawaban ku.
kami sampai di taman kampus setelah menyebrangi jembatan antara surga dan neraka . beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang juga bernasib sama dengan kami terlihat lega dengan angin sepoy sepoy yang di sajikan pohon pohon di sekitar taman .
"gila, kalau lima menit lagi aku masih di luar . aku udah lumer"
andre membuka cepat jaket bertudung yang dia gunakan . kemudian mengibaskan kaus yang sedang di pakainya .
"oh, jadi rupanya kamu ini manusia lilin ? kenalkan kalau begitu . aku alien" ku jawab candaanya .
andre tertawa lagi .
"kak alin, mau main batu gunting kertas?" dia sudah memajukan tanganya
"untuk?" ku tatap dia curiga
"siapa yang kalah, beli kan minum di depan" katanya dengan cengiran
ku lihat daerah kematian yang semakin panas saja . aku bergidik .
tapi membayangkan minuman segar yang mengalir di tonggrakan kering ku membuat aku menyanggupi tawarannya .
aku mengangguk , kemudian memajukan tangan .
saat kesempatan pertama . andre mengeluarkan gunting, yang juga sama dengan ku . kami seri , kemudian mengulang kembali .
andre menyengir karna aku kalah, dia tetap mengeluarkan gunting sementara aku kertas . hawa panas di belakang ku menguar horor .
"uhuyy, hayo kak alinn" katanya memanas manasi
ingin sekali ku colok matanya.
aku tidak mau kalah . kali ini aku keluarkan batu .
namun andre terkikik geli karna dia kembali menang . skor kami sudah dua kosong . habis lah aku kali ini .
aku melanjutkan taruhan ini dengan tidak niat karna andre yang semakin cengar cengir bangga akan kemenangan.
aneh nya malah justru
yang ku jalani dengan tidak niat membuahkan hasil yang bagus . aku mencetak skor . 2 - 1
kami langsung dengan cepat melanjutkan . sepertinya andre ingin memastikan kemenangan nya .
ajaib, aku mencetak skor lagi . kini skor kami seri . muka andre berubah serius . keringat jagung mengalir di sepanjang sisi wajahnya .
kami memulai lagi, andre sedikit memundurkan duduknya . kali ini aku tidak ingin berfikir lagi untuk mengeluarkan siasat ku . hanya bergantung pada keberuntungan saja
YANG JUSTRU MALAH MEMBUAT KU MENANG !!
aku tertawa sementra andre menunduk lesu . ku kibaskan tangan untuk menyuruh nya pergi membeli minuman seperti perjanjian awal .
"kak alin mau minum apa?" di pakainya lagi jaket bertudung nya
"yang ada rasa mangganya aja"
dia mengangguk . kemudian berlari kesetanan dengan kecepatan yang-
mampu membuatnya terbang seperti roket .
ku posisi kan badan ku senyaman mungkin . angin yang melambai seolah menyuruh ku untuk tidur . ku pejam kan mata sekaligus menarik nafas panjang . aku hampir saja tertidur , tetapi otak ku tiba tiba mengingatkan ku akan masalah serangan yang ada di kepala .
ku tarik tas yang menjadi sandaran punggung ku ke atas meja untuk mengeluarkan note lusuh yang selalu ku bawa bawa. membuka isinya dan mencari halaman yang bertuliskan "PENTING" disana
ku baca lagi point point yang telah ku catat dari jauh jauh hari sejak serangan pertama . berharap kali ini aku bisa mendapatkan petunjuk . namun setelah lima menit tak kunjung menemukan jawaban .
ku hela nafas panjang untuk yang ke sekian kali . tak selera , ku dorong note lusuh sedikit menjauh dari hadapan . aku kesal dan bosan, karena aku tak mendapatkan jawaban. padahal seharusnya, aku bisa mendapatkan jawaban atas ini semua mengingat point yang sudah cukup banyak ku kumpulkan .
hawa dingin tiba tiba mengerayap di pipi ku . ku buka mata dan menyadari bahwa andre sudah berada di samping ku . nafasnya ngos ngosan dengan bulir keringat yang lebih banyak dari sebelumnya .
di sodorkan nya minuman yang telah ku pesan . kening ku berkerut karna bukan minuman rasa mangga yang ada di hadapan ku melainkan rasa apel .
"nggak ada minuman rasa mangga, adanya tinggal itu . yang lain nggak dingin"
mungkin andre melihat ekspresi di wajah ku. dia kemudian menjelaskan cepat, dan meminum isi minumanya dengan sekali tarikan nafas .
aku pun ikut meminum minuman ku .
di samping ku, andre mendekati note yang sejak tadi ku biarkan terbuka .
"ini catatan apa ? kenapa judulnya PENTING?" tanya nya penasaran .
ku ceritakan kepadanya singkat tentang apa yang ku alami mengingat andre adalah salah satu mahasiswa yang jenius , barang kali dia menemukan masalah nya .
sambil ku jelaskan perihal serangan di kepalaku .sesekali andre membaca point yang sudah ku tulis .
ceritaku telah selesai namun andre masih diam dengan muka tanpa ekspresi . dia mungkin mengira kalau aku ini sudah gila .
"aku nggak tau masalah apa yang ada di otak mu sekarang kak . karna ini bukan perihal yang ringan"
keningnya berkerut dan wajahnya berfikir
"tapi aku bisa membantu mu "
lanjutnya
dia kemudian menutup note ku dan menyimpan nya kedalam tas kembali
"beberapa hari yang lalu aku dengar kalau ada seorang dokter-"
"aku nggak mau ke dokter" kilah ku cepat
dia mendecak . kemudian melototi ku . memang dasar junior kurang ajar
"dengar dulu , jangan membantah kalau aku belum selesai-"
aku menyeringai , kemudian mengangguk untuk menyuruhnya kembali berbicara
"dia seorang dokter spesialis kejiwaan , atau bisa di sebut dengan psikiatri . dia bukan sembarang dokter jiwa . dia bahkan lebih jenius dari ku . kakak baca koran dua hari yang lalu?" tanya nya
aku menggeleng . dia mencebik
"dia mendapatkan gelar psikiatri nya di jerman " jelasnya
"kita juga punya yang kayak gitu dikampus ini"
"profesor zepra?"
aku mengangguk
"dia bahkan lebih jenius dari profesor" aku terdiam . tatapan Andre mulai serius
"ini masalah serius kak, kamu gak boleh diam dan keras kepala. kamu harus segera memeriksanya"
aku masih diam dan dia terus berbicara
"kalau kamu nggak mau periksa aku nggak bisa jamin kalau kamu masih bisa hidup lebih lama . bisa aja serangan mu itu membunuh kamu nantinya . dan kamu akan menyesal pada akhirnya . tapi untuk apa kan menyesel setelah kam-"
"hahh iyaaa!!" ku balas dia dengan sedikit teriakan .
dia kemudian mengangguk senang dan memberikan jempol ke arahku
"nah besok jam sepuluh pagi aku temenin deh kerumah sakit tempat dia sekarang kerja"
esoknya, saat aku masih tidur bergelung dibawah selimut . anak tengil itu sudah membuat keributan di luar kontrakan dengan menekan klakson tidak berhenti . mira yang juga masih tidur terlompat kaget dan meneriaki nya.
dia masih saja tidak berhenti, terus meng-klakson sampai aku menampakkan muka . tapi malah justru mira yang keluar dengan membawa sebelah sepatu untuk menimpuknya .
ku dengar mira berteriak marah, dan andre yang tertawa keras . setelahnya mira masuk dan menendangku agar segera berangkat dengan andre .
lima belas menit berkendara, kami sampai . andre kemudian menyerahkan secarik kertas yang berisi nama lengkap dokter yang akan menangani ku . dia kemudian bersiap pergi lagi . katanya ada urusan, dia tidak menemaniku hingga selesai .dia menjemputku pagi ini hanya ingin memastikan bahwa aku benar benar pergi ke tempat ini.
ku langkah kan kaki ogah ogahan ke arah ruangan yang sudah di beritahu perawat di depan . ku baca kertas pemberian andre sebelum masuk .
dr.Surya gema Sp. Kj
sedikit aneh karna namanya terdengar tidak asing di telinga ku .
ku ketuk pintu ruangan yang ada di hadapan ku , kemudian membukanya pelan .
seorang laki laki berjas putih yang sedang menulis tengah duduk di belakang meja . dia yang awalnya menunduk kemudian melihat ke arah ku dan tersenyum .
"hallo, selamat pagi . saya dokter gema . ada yang bisa saya bantu?" ucapnya ramah.
aku tertegun, bukan karena kacamata hitam yang menggantung di atas hidung mancungnya . bukan karena dagu belahnya , bukan karena alisnya yang tebal dan bukan karna kulit putih sehat miliknya .
karna dia , laki laki yang tengah tersenyum menunggu ku masuk MIRIP SEKALI dengan laki laki yang sering muncul di serangan kepalaku .
walaupun aku tidak bisa menjamin apakah dia benar benar mirip karena ini hanya dugaan ku saja . dan karna laki laki yang ada di ingatan ku itu hanya terlihat buram .
"silahkan masuk, saya sudah menunggu anda dari sepuluh menit yang lalu"
dan dia tersenyum lagi