Chapter 30 - Mimpi Buruk

Nuris terbangun dari tidurnya, terengah engah, lalu membaca ta'awudz dan meludah kekiri 3 kali. "Astaghfirullahal'adzim, aku harus gimana kalok mimpi itu ternyata kenyataan?" Nuris mulai Galau.

Nuris melihat kesekeliling. teman temannya masih dalam keadaan terlelap. untuk pertama kalinya Nuris terketuk melakukan tahajud. Nuris segera mengambil wudhu' dan menyiapkan mukenanya, jam menunjukkan pukul 2 saat itu. Nuris melakukan tahajud dengan husyu' meminta dengan sungguh sungguh pada Allah.

"Ya Allah, jika memang Kak Hardi adalah jodohku, maka persatukan kami dengan rasa cinta di hati kami masing masing, tapi jika dia bukan jodohku, maka jangan biarkan kami bersatu dalam keadaan saling menyakiti. aku tak pernah merasakan mencinta dan di cintai sebelumnya ya Allah, tapi ini pertama kalinga hamba hatus terpaksa takluk pada seorang laki laki, bukan demgan penyerahan hati. hanya secara jasmaniyah saja. ya Rabb, jika dia adalah yang terbaik untuk hamba maka lembutkan hati hamba dan hatinya, jangan biarkan mimpi hamba jadi nyata. Rabbana Adholamna anfusana wa inlam taghfirlana watarhamna lana kunanna minal khosirin". Kayla melipat mukenanya kembali dan melanjutkan tidurnya.

subuh Nuris di bangunin oleh kak zaitun, beraktifitas seperti biasa. tepat hari ini adalah hari rabu, pengajian kitab kuning di jam 8 adalah waktunya pak husni.

Nurispun bersemangat ke masjid untuk mengikuti pengajian kitab kuning. saat mengaji, nuris tidak berkonsentrasi dengan penjelasan ustadz Husni, dia sibuk melihat wajah tampan pak Husni, sampai pak Husni merasa jengah dengan tatapan Nuris.

malam hari di diniah, Nuris duduk sendiri di depan gedung diniyah. semua teman temannya tak ada yang pergi diniah. menunggu, teman sekelas lainnya datang Nuris duduk di depan gedung diniah. lalu satu persatu asadid dan asadidah sudah mulai tiba untuk mengisi jam pelajaran masing masing di diniah. tak terkecuali ustadz Husni sang idola Nuris. Nuris menyapa genit ke Pak Husni. "Ustadz Husniiiii... Duuuh ustadz, jenengan(anda) terbuat dari tanah mana sih ustadz? cakep banget." Dita yang baru sampai di tempat itu menmbulatkan netranya, melihat Nuris yang sok centil. "Ris kamu lupa? kamu dah punya tunangan lho" dita mengingatkan dengan berbisik.

"Aduuuuuh det, dia mana tau det. orang dia di madura juga." Nuris kembali menatap Ustadz Husni. entah apa yang ada di pikiran ustadz muda itu, dia menghiraukan Nuris. "Kamu Nuris kan? anak MAN, yang dari lumajang adeknya Ilham,Ifnur atau Khalil ya?" Ustadz husni menyebut sederet nama cowok yang memang kakak Nuris sekua kecuali si Ilham. Tapi Nuris mengangguk mantab menandakan dugaan Husni benar. "Itu kakak kamu apa mantan kamh Ris?" ledek pak Husni. sontak Dita tertawa, dan Nuris membulatkan matanya. "Iiiissss ustadz Na'idzubillah ya? aku masih waras ustadz, aku bukan sister compleks (penyakit yang menyukai saudara kandung), enak aja bilang mereka mantan aku, aku ni ustadz masih murni, gak pernah pacaran. hati aja belum terpauf kesiapapun kok." Nuris ngoceh mgoceh. "iissss ustad Husni nih, cakep cakep gak peka. aku gak jadi suka deh ma jenengan ustadz. padahal tadinya saya pikir karena kita tenmtanggaan makanya siapa tau jodoh. kalok gini mah, ustadz bukan jodoh saya, karena saya gak suka cowok nyebelin." Nuris menghentakkan kaki di depan ustadz Husni dan segera masuk kekelasnya di ikuti dita yang masih terbahak bahak. lalu di depan kelas Nuris dan dita berpisah karena Dita masih di kelas ula 1, sedangkan Nuris di kelas Ula e, sebentar lagi Nuris akan menyelesaikan diniah dasarnya.

pengajar pun masuk kekelas dan Nuris membulatkan mata sekali lagi, karena dia tak melihat ustadz baidhowi, tapi malah ustadz taufiq, 'ada apa ini, apa aku salah liat jadwal ya?' Nuris berpikir. lalu dia melihat jadwal kembali. 'mampus dah aku, beneran salah liat jadwal. sekarang aku harus gimana dong?' Nuris lemas, karena tak membawa buku sorrof. Kelalahan berfikir Nuris tertidur, entah berapa lama, hingga tiba tiba Nuros dikejutkan oleh benda dari langit yang menimpa kepalany, "PLETAK" benda itu sukses membuat kantuk Nuris minggat entah kemana, saat Nuris bangun, Nuris dengan bodohnya melempar balik benda yang melayang itu tadi kedepan. sontak Ustadz Taufiq terkejut. "NUUUUURRRRIIIIIIIIIISSSSSS, TASRIFKAN HALAMAN 5 RIS." Pak Taufik menggelegar dibtelinga Nuris sendiri. Nuris segera tersadar, "Maaf Ustadz, kirain tadi si melisa yang lempar ustadz. maaf ustadz." Nuris terkejut. "Gak mau tau, pokoknya ayo tasrif halaman 5." ulang pak Taufiq. "sekali lagi maaf ustadz, saya salah liat jadwal, gak bawa tasrifan ustadz." Nuris terlihat benar benar lelah. "Kenapa tidur di dalam kelas Ris? kamu ni, gak di masjid gak di diniah, kok suka tidur sich Ris? kenapa kamu?" cecar pak taufiq. "Habis ngeronda tadz" goda snatriwati lainnya. Nuris hanya nyengir kuda. dan menggaruk jilbabnya.Ustadz taufiq geleng geleng kepala.

bel pulang berbunyi "Yessss" Nuris berbisik Lirih. Ustadz taufiq melihat gelegat Nuris hanya geleng geleng kepala.

Setelah ustadz Taufiq mengucap salam anak anak segera berhamburan ,beda dengan Nuris dia lebih milih paling akhir. bukan apa apa, dirinya sangat ngantuk, kalo berebut pasti dia akan roboh, dan itu bahaya 😁😁😁😁. saat Nuris keluar dari kelas Ustaz taufiq memanggil. "Ris, kamu sebenernya kenapa sih?"

"Ngantuk ustadz. ni saya mau pulang mau bobok, nanti malem harus cuci baju ustadz. maaf permisi" Nuris bemar benar tak lagi bisa menahan kantuknya.

sampai di kamar Nuris langsung tertidur di atas Kasurnya yang biasa dia pakai, entah siapa yang memghampar, Nuris segera tertidur lelap.

Di sekolah Nuris sedang beristirahat ketika seorang gurunya di MTs dulu menyapa Nuris. "Bing Nuris."

"Saya Pak, ada apa pak?" Nuris sopan."Kamu tunangan ya?" tanya pak Hari guru fisika di Mts dulu."Waaaaah bapak cenayang ya? kok tau?" Nuris sok lucu, padahal dia tau gurunya itu tau karena ada di jari manis kirinya.

"Kamu suka sama tunangan kamu ris?" Pak heribsmeakin kepo. Nuris terkesiap, "emang kenapa pak? mungkin sekarang nggak sich, gak tau besok besok pak hehehehehe" Nuris tertawa.

"Saran saya ni ya Ris? jangan di terusin ini, kalok bisa kamu jangan nerusin Ya Ris?" pak Hari mewanti wanti Nuris. "Kenapa pak?" "Bukannya saya mau mendahului Allah, tapi saya liat cincin tunangan kamu auranya negatif Ris, aku rasa kalian gak saling tertarik, karena itu sebaiknya jangan di lanjutkan. itu kalon bisa lho ris, hanya saran ini." pak hari mewanti wanti Nuris.

Nuris pun merasa galau. berusaha membuang pikiran buruknya Nuris menemui bibinya, sepupu abi yang selalu menjaga Nuris selama 5 tahun belakangan ini, "Bi, aku pengen sowan dong ke nyai fir" pinta Nuris pada bibi jamilah.

"mau ngapain nak?" tanya bibi. "Aku mau konsultasi ni bi. lagi dilema aku bik" jawab Nuris jujur.

akhirnya sang bibi pun menemaninya sowan.

"Assalamualaikum bunyai." Nuris menciun ta'dzim tangan pengasuhnya itu.

"waalaikum salam. paserah nikah bik jamilah (ini siapa bi jamilah)?" tanya bu nyai pada bibi jamilah.

"panikah penakan abdinah nyai. caepon tero konsultasi sareng panjhenengan(ini keponakan saya bunyai, katanya mau konsultasi ke anda)" bibi jamila menjelaskan keperluan Nuris sekilas.

"ooo mari nak, ceritakan keluhanmu" perintah bunyai.

Nuris menceritakan mimpinya yang terasa sanagt nyata. dimana dia bermain ke tempat kak hardi. tapi bukan perhatian yag dia dapatkan, malah di cuwekin, di tinggalin, parahnya Hardi tak menerima Nuros sebagai tunangannya, dan mendorong Nuris kedalam laut.

"Kamu tunangan ma cowom di mimpimu nak?" tanya bunyai, Nuris mengangguk. "Hemmmmmmm, baiklah. melaui mimpimu aku mengira calonmu memang tak menyukaimu. larena itu mumpung kalian belum menikah sebaiknya kalian putus baik baik, nanti dari pada yang tadinya saudara malah menjauh, belum lagi resiko kalian. jadi sebaikny kalian batalkan pertunangan kalian." Bunyai memberi saran hal yang sama.

setelah berpamitan pulang Nuris kembali ke sekolah, dan belajar.

suatu hari Nuris mengalami dismenorea (sakit di bagian perut saat sedang haid). Nuris meminta seorang tukang pijat. tukang pijat ini sangat nyaman.

"Neng Kamu namanya siapa? dari mana?" iseng tukang pijet itu ngajak Nuris ngobrol. "Saya namamya Nuris bu, saya dari lumajang"

"Kamu tunangan ya?" tanya si ibu lagi.

"kok ibu tau?" Nuris sedikit terkejut. "itu cincinmu, nenga kamu berapa se saudaraan? kamu nomer berapa, terus tunanganmu juga nomer barapa dalam bersaudara." kepo si ibu tukang pijet. "kami sma sama bungsu bul kata ku.

"hemmmm bing, kalok bisa jangan di teruskan. bungsu ketenu bungsu itu kebanyakan pisahnya.

"Deg" Nuris, merasa ini adalah peringatan, tapi bagaimana caranya bilang ke abi nanti? Nuros kelimpungan, pusing, hingga akahirnya terlelap, apa lagi memang Nuris kelelahan.