Chapter 20 - Pacar Pertama

Syam berjalan beriringan dengan Tatik, gadis itu selalu mepet ke arah Syam, walau awalnya Syam risih, tapi akhirnya Syam mulai terbiasa.

Saat sampai di rumah Syam, Syam tam meminta Tatik untuk mampir, Syam hanya mengatakan "makasih udah nemnin jalan" tanpa basa basi untuk mempersilahkannya masuk ke rumah.

Tatik heran dan kepo "Syam, apa kamu tak memintaku untuk mampir? " tanya Tatik

Syam menelan Ludahnya, bagaimana dia mengatakannya. ah biarlab cuwek aja.

"aku tak mempersilahkan kamu karena 1. kamu seorang gadis, aku menghargaimu, 2. kalok ada anak gadis masuk ke dalam rumah ku, maka bisa di pastikan dia fidak akan kembali pulang, dan akan menetap disini, 3. dalam agama kita gak baik anak gadis ke rumah cowo. " setelah menjelaskan Syam pub berlalu begitu saja kedalam rumahnya, Tatik yang kesal menghemtakkan kakinya ke tanah dan melanjutkan Perjalannanya. sampai datang tumpangan untuknya pulang.

Syam pun segera mandi dan beristirahat dikamarnya.

tidurnya malam ini terasa nyenyak, mungkin karena efek bermain volly, tapi untunglah besok hari minggu jadi Syam punya banyk waktu untuk tidur.

ke esokan paginya Syam bagun sholat subuh dan kembali melanjutkan tidurnya sampai jam 9 pagi.

jam 9 Syam pergi keluar bersama ke dua temannya mendaki gunung.dan pulang pada saat isya'menjelang.

Syam segera pergi mandi dan mengerjakan sholat isya'.

setelah itu Syam tidur.

pagi hari senin yang cerah, Syam sudah siap untuk berangkat sekolah, seperti biasa, Syam sarapan dan menyalami kedua orangtuanya.

"Le, nanti ummi minta tolong bisa? " Pinta ummi, "minta tolong apa mi?" tanya Syam.

"Nanti anterin Ummi kerumah Mbah gede. katanya mbak Hera mau memikah nak. jadi mereka mau minta kita bantu bantu disana." jelas ummi. "iya Mi. insya Allah nanti tak anterin." jawab Syam lalu berangkat.

Di sekolah Syam melihat seorang siswi yang cantik dan anggun, dia berjilbab, dari sekian banyak murid, gadis itu adalah satu satunya siswi yang berjilbab. Syam terpanah.

Syam mendekati gadis itu. dan menyapanya. "Hay. anak baru ya? " tanya Syam sambil menatap ke arah gadis itu.

"iya" jawab gadis itu sambil menunduk.

"pindahan dari mana? " Syam kepo.

"Pindahan dari jember, dari pondok pesantren alqodiri".

"ooooohh, siapa namanya? " Syam kembali bertanya.

"Aku humairoh kak"., jawab gadis itu yang menyangka Syam adalah seniornya.

"Kak? aku sama kok kayak kamu, baru juga kelas 1, aku syam" jawab Syam.

"ooooooh Maaf, sya kira kamu kakak kelas kita." jawab gadis itu masih menunduk.

"Kamu di kelas mana?" syam kembali berceloteh.

"Aku 1 B." jawab humairah. "sama dong, aku juga 1 B lho" syam penuh semangat.

dan akhirnya Bel berbunyi. mereka berjalan beriringan memasuki kelas, "Kamu duduk sama siapa?" tanya Syam, "sama Ajeng" jawab Humairah. "Dekat sama aku dong, di depanku berarti."

setelah duduk, pak guru sudah hadir di kelas, dan siap memualai kegiatan belajar mengajar.

pada jam istirahat, Syam berlari menyusul langkah Humairoh dan Ajeng, mereka pergi kekantin, setelah memesan makanan dan minuman, mereka bertiga duduk di tempat yang di sediakan oleh pihak kantin.

"Oh ya Aira, kamu kan di pondok ya? kenapa berhenti? gak kerasan ta?, di pondok itu enak nggak? " Syam kepo, begitu juga dengan Ajeng, dia senang saat Humairah memilih duduk bersamanya, karena dia juga ingin tahu temtang kehidupan di pondok.

"Di pondok itu ada seneng ada gak senengnya sich, senengnya tu, kita banyak teman. ngajj bareng, tidur bareng, sekolah bareng pokoknya dikerjain bareng bareng gitu. terus, kebersamaan dengan teman itu pasti seru kan ya? itu gak akn terlupakan, gak enaknya, kalok kangen rumah kita kadang nangis bareng 🤭🤭🤭, tapi lama lama, kita betah, dan gak pengen lagi balik kerumah kecuali liburan" jelas humairoh sambil menerawang, mengingat masa masa mondoknya.

"Kamu berapa tahun di pondok Ra? " kepo Ajeng

"3 tahun doang, kan SMAnya aku disini? aku pindah kesini karena aku ingin coba gimana sich rasanya sekola di luar, auah setuju dengan syarat aku tetap berjilbab gitu." terang humairah.

pesanan mereka sudah datang mereka menikmati makanan sambil terus berbincang bincang santai. dan setelah selesai malan mereka kembali kekelas.

mereka bertiga sangat akrab.

takterasa aktifnya sekolah mereka memasuki bulan ke 2 di smester 1 ini.

Syam semakin dekat dengan humairoh, entah sejak kapan dan entah siapa yang memulai, panggilan mereka menjadi 'Say! dan 'Yang'.

"Say ke kantin yuk, lapar nih" suara manja Humairah.

"sebentar yang aku selesein ini dulu, sabar ya? dikit lagi kok. " jawab Syam.

Ajeng yang mendengar panggilan masing masing jadi sedikit eneg, "Kalian pacaran?" tanya Ajeng kepo.

"nggak, iya" jawaban mereka serempak tapi tak kompak.

Ajeng semakin bingung.

"Kalian ini yang bener yang mana sich? " tanya ajeng lagi.

"yang bener kamu jangan kepo deh" jawab Syam sambil menoyor kepala ajeng. melihat tingkah temennya Humairah tertawa.

"udah ah, kekantin yuk nanti aku jelasin." kata Humairah.

mereka pun pergi kekantin bersama.

"sekarang jelasin Ra, kamu sama Syam pacaran ta?" tanya Ajeng saat Syam pergi memesan makanan mereka

"Aku ma Syam gak pacaran, tapi kami sudah tau prasaan masing masing." jawab humairah. "maksudnya? "

<< FLASH BACK ON>>

satu bulan setelah pertemuan humairah dan Syam, mereka semakin dekat, Syam merasa nyaman berada di dekat Humairah.

gadis ayu berperawakan tinggi sama dengan Syam. Humairah berjilbab. hal itu memberi kesan unik pada Syam. sampai Akhirnya Syam mengutarakan isi hatinya pada Humairah.

"Aira, aku suka kamu, kamu mau jadi pacar aku nggak? jujur Ra aku gak pernah pacaran, ini pertama kalinya aku tertari pada wanita untuk berpacaran" Syam mengutarakan isi hatinya.

Humairah yang juga menyukai Syam tertunduk, Dia masih ragu, apa yang dirasakannya memang senang, tapi dia takut akan omongan tentang dirinya jika berpacaran. dia gadis berjilbab, lulusan pesantren walau hanya 3 tahun, apa jadinya nanti jika dia ketahuam pacaran?. tapi jika dia menolak, maka dia akan melewatkan kesempatan masa mudanya berpacaran dengan laki laki tampan idola wanita di SMA tempat dia belajar. Humairah mulai ragu.

Syam melihat keraguan di wajah Humairah, diapun sedikit mengerti bahwa Humairah sebenarnya menyukai Syam, tapi dia ada rasa takut, "Kamu ragu? kamu takut aku menyakiti kamu?" tanya Syam, "Nggak Syam, bukan itu, aku takut nantinya jika hubungan kita menjadi beban untuk keadaan ku yang berjilbab. kamu taukan? aku lulusan pesantre, jadi aku takut jika nantinya kita pacaran maka akan menimbulkan fitnah pada pesanyren ku Syam. " yaaah waktu itu santri sangat tabu untuk berpacaran, (bahkan sampai saat ini pun masih tabu, hanya saja banyak santri yang melanggar aturan untuk tidak berpacaran). bahkan Syam pun tau bahwa di dalam agama pacaran adalah hal yang mendekati Zinah. tapi entah kenapa saat ini Syam seperti ingin memberontak pada aturan itu.

"Kalo begitu kita gak usah pacaran, kita jalani saja apa adanya, tapi aku mohon padamu, kamu sudah tau perasaan ku, kumohon jaga hati ku, jangan sampai terluka" pinta Syam, Humairah yang mendengar hal itu pun sumringah, mereka akan saling menjaga hati orang yang di cintai walau tanpa ikatan,menurut mereka.

"Baiklah Syam, aku janji, aku harap kaupun sama akan menjaga hati yang aku titipkan padamu"jawab Humairah.

dan akhirnya mereka pun jadi semakin merasa saling memiliki.

>

"gitu ceritanya, mkanya aku bilang kamu gak pacaran." Humairah mengakhiri ceritanya. tepat saat itu Syam datang membawa pesanan mereka.

selesai makan bertiga mereka kembali ke kelas, dan disana sudah ada seseorang yang sedang menunggu Humairah.

Seorang siswa yang sudah lama mendamba pada Humairah, saat ini siswa laki laki itu menatap cemburu pada Syam.

"Hai Ra, bisakah kita ngobrol berdua Ra? " kata laki laki itu.

Maira menatap ke arah Syam, Syam balas menatap Maira, seakan mengatakan, 'Aku tak mengijinkanmu untuk pergi dengannya!' begitulah kira kira jika di ungkap dengan kalimat.

tapi Maira seakan tak mengindahkan tatapan cemburu dari Syam dia pun mengangguk dan menyetujui ajakan Cowok itu.

Syam menatap marah pada kedua punggung yang meninggalkannya bersama Ajeng.

"Sudahlah Syam, Maira gak akan berhianat sama kamu. kamu lihatlah, dia menyukaimu sangat, jadi tak mungkin hatinya dengan mudah akan goyah oleh rayuan play boy seperti Arman. "Ajeng seakan tau isi hati Syam.

"semoga saja dia bisa seperti yang di ucapakannya pada ku Jeng" jawab syam, berusaha meredam emosinya.