Nuris terbangun dari tidurnya saat temannya membangunkan untuk mengambil bantal, jam tidur sudah sampai pada waktunya, mereka menata tempat untuk tidur, di tempat biasanya mereka tidur.
Nuris menyeret kasur dan bantalnya malas kedepan kamar, membentangkan kasur lantai yang sudah menemaninya selama 4 tahun itu. Nuris masih belum berganti seragam. "Ris, kamu kok belum ganti baju?" tanya kak Imah, yang saat itu sudah hampir wisuda.
"Ah, kak imah, aku ngantuk, belum mandi, males mau mandi, nanti aja mandinya." Nuris mulai memejamkan matanya, kak imah menggoyang goyang tubuh Nuris agar Nuris bangun, "Anak perawan kok jorok sich Ris? ayo mandi dulu ntar gak laku kamu Ris" Nuris menatap malas ke arah pengurus yang mengurusnya selama 4 tahun itu, "Kak, aku gak di jual lho kak, enak aja mau di lakuin, au' ah kak, aku ngantuk nanti malem aku pasti mandi deh, tanya aja tu sama Yani dan Uli, tadi kami janjian mau mandi bareng." Nuris melanjutkan tidurnya tanpa menghiraukan kakak kesayangannya itu.
"Ris, kamu gak mau nemenin Kakak Ris? kakak Lusa di wisuda lho, habis itu kita gak akan bareng lagi" Kak imah mengelus rambut Nuris. Nuris pura pura terlelap, padahal dia sangat sedih mendengar itu semua.
Ya, dia aka berpisah dengan pengurus yang selalu menyayanginya seperti adik sendiri itu. bahkan sekarang mereka sudah beda kamar sejak Nuris dipindah kamarnya ke bagian ujung timur, sejak Nuris Aliyah. anak negeri baik MTs maupun Aliyah di pindah ke kakmar bagian ujung timur, bangunan baru selesai makanya mereka jarang bertemu. sekarang pengurus baru Nuris adalaH Kak zaitun. mahasiswi semester 4, beliau adalah orang madura. Kak Zaitun memiliki karakter yang tegas, tapi penyayang terhadap anak didik kesan pertama memang orangnya terlihat angkuh menurut teman teman Nuris, tapi Nuris adalah santri yang dekat dengan pengurus manapun, jadi Nuris tau karakter karakter para pengurus, mbak Zaitun salah satunya. menurut Nuris mbak Zaitun adalah pengurus yang baik, bijaksana, humoris dan bisa di jadikan tempat curhat. saat teman temannya merasakan di urus oleh kak Zaitun mereka mengakui apa yang di bilang Nuris benar. mereka akrab dengan Kaka Zaitun.
Tapi Nuris masih sedih karena Ima sebentar lagi akan berhenti dari pondok ini, dan akan meninggalakan Nuris.
membayangkannya Nuris ingin menangis, tapi karena dia pura pura terlelap maka dia menahannya.
"Ya udah deh, kalok kamu tidur Ris, kakak pulang dulu ya? besok kamu ke koprasi ya setelah ngaji kitab. kakak tunggu di sana" Ima mengelus Rambut Nuris. Lalu pergi dari kamar Nuris.
Nuris menangis sebentar, tapi tak bersuara. Akhirnya dia mengajak Yani dan Dita untuk segera mandi. saat mereka mencuci baju Bulu kuduk Nuris berdiri.
Nuris menoleh le ke dua temannya, Nuris merasa ada yang aneh berada di antara mereka.
Nuris melihat ke arah bayangan di badan masing masing yang terasa janggal untuk Nuris.
Mereka bertiga, tapi Nuris melihat 4 bayangan. yang 3 sesuai dengan gerakan mereka ,tapi yang satu tidak sama, bayangan itu bergerak tidak sama dengan salah satu diantara mereka bertiga. merasa ketakutan Nuris bergegas membilas cuciannya dan segera mandi. dia todak mengatakan apapun pada kedua temannya, hanya meminta mereka untuk segera menyelesaikan mandinya.
saat itu ada seorang santri yang menuju ke arah Nuris membawa gayung, Nuris merasa semakin horor, saat melihat ke mata santri itu, santriwati itu mengatakan ngin menumpang kencing di tempat kedua teman Nuris. "Kak, Numpang pipis ya?" santri wati itu bicara tanpa menatap Nuris, Nuris yang mulak horor hanya menangguk saja. Dia melihat ke arah santriwati itu, 'Kok dia gak pakek sandal sih?' Nuris membatin. ah sudah lah.
Saat santri itu keluar Nuris segera menggertak ke dua temannya untuk segera menyelasaikan mandinya, Yani yang memang lelet selesai paling akhir, sambil menunggu Yani, Dita dan Nuris berdiri saling berdekatan, "Ris kamu merasa merinding nggak, kayak ada sesuatu gitu di sekitar kita" Dita mengusap beberapa kali sekujur tubuhnya yang merinding.
"Nggak kok, nggak ada rasa apa apa, orang yang barusan numpang kencing itu kan anak MTs Swasta Det."Nuros menghibur Dita. Sontak Dita membulatkan mata dan meremas tangan Nuris "Kamu sejak kapan tertarik ke aku Det? tapi maaf Det, aku masih normal, jadi aku malah merinding liat kamu gini" Nuris melucu, tapi Dita pucat,"Ris, aku serius, mana ada orang numpang ken..." belum selesai Dita ngomong Nuris membekap mulutnya, wajah Nuris pun mulai pucat, "Yani, ayo cepetan. aku ngantuk nih" Nuris mulai kesal dengan temannya yang lelet itu, Yani pun leluar menenteng timba yang berisi cucian, tapi Nuris dan Dita pucat, dan segera berjalan cepat mendahului yani, karena merela melihat sesuatu yang menyeramkan di belakang Yani.
"udah Det, gak usah bilang ke Yani, yang ada nanti dia pingsan, kita bisa apa coba?" Nuris berusaha memberanikan dirinya, untuk tetap bersikap tenang,mereka berjalan dengan cepat seakan ingin berlari, tapi karena Yani yang lelet akhirnya mereka hanya terpaksa melebarkan langkah kaki mereka.
mereka kembali ke kamar tanpa menjemur cucian mereka.
cucian mereka di lettakan di atas rak sepatu.
saat di dalam kamar, Nuris dan Dita lemas di tempat tidurnya masing masing beda dengan Yani yang memang tak merasa ada sesuatu yang aneh. melihat kedua temannya kempos Yani bertanya, "Kalian kok habis mandi pada kempos gitu, bukannya seger kek" Tapi dita dan Nuris hanya diam dan segera tidur.
ke esokan harinya, "Ris, kamu sebenernya liat apa aja semalem?" tanya Dita.
"bener kamu mau tau det?". Nuris balik tanya, saat ini merela sedang perjalanan ke wilayah azzainiyah, untuk pengajian kitab rutin setiap hari kecuali selasa dan jum'at.
"Saat kita lagi di dalam kamar mandi, kta kan bertiga Det? tapi aneh bayangan kita ada 4, 3 bayangan memang sama dengan gerakan kita, lha yang 1 kok beda Det? bukan itu aja yang aneh, kamu kan liat kan, lampu itu posisi di mana? di utara kan Det? seharusnya bayangan kita dimana det?" Nuris memperhatikan Dita.
"Di selatan dong Ris." jawab Dita.
"Lha bayangan yang ke 4 itu ada di sebelah utara kamu det, kan gak ada cahaya di situ Det? jadi aku segera menyelesaikan kegiatan mandi ku Det tanpa ngomkng ke kamu ma yani, saat aku makek baju, ada Anak gang D aku tau banget itu anak MTSnya, aku liat dia jelas Det, dia masuk ke jeding kalian berdua, tanpa menggunakan sandal. pipis di tengaj tengah kalian. tapi dia biasa aja gak minta kalian berhentiin siraman mandi kalian. setelah dia pergi aku bilang ke kamu kalok ada anak numpang pis kamu malah ketakutan, emag kenapa?" Nuris menggantung ceritanya dengan pertanyaan.
"Aku emang gak liat orang masuk ke jeding kita Nuris, kalom gak percaya kamu tanya Yani. ohya kamu liat orang di belakang yani kan?" Dita memastikan.
"Liat anak perempuan tinggi kan? rambutnya panjang?" Nuris memastikan "iya." jawab dita.
"Jadi kita semalem emang di hantui dong" Dita dan Nuris bersamaan.
"Kalian baru tadi malem doang di ajak kenalan sama tu hantu, aku dulu sama ratna hampir tiap mandi malem Ris" tiba tiba evi muncul.
"ah masak sih vi?" Nuris tak percaya.
"sayang Ratna dah keluar, gak papalah, selama mereka gak nakutin kita, intinya jangan bikin kesalahan aja wes" Evi menjelaskan. Nuris dan Dita saling pandang tak mengerti. karena sudah sampai di tempat pengajian Nuris dan yang lain mengikuti pengajian kitab kuning dengan sedikit kendor.
mereka kurang fokus pada materi yang di sampaikan oleh pengasuh, karena sibuk dengan pikirannha masing masing.
Nuris teringat pesan kak Imah, jika pulang dari ngaji dia di suruh menemui kak Imah di koprasi barat. maka saat Nuris pulang dari ngaji Nuris mampir ke koprasi barat.
menemui kak Ima, kak ima memberikan sebuah jam tangan, "Ris besok kakak di wisuda, setelah acara kakak akan lansung pulang, khawatir gak bisa ketemu kamu lagi nak, kamu pakek jam ini ya? untuk ngingetin kamu, kapan jamnya bangun, sekolah, kegiayan dan intinya untuk kamu di siplin, setelah ini kakak gak bisa jaga kamu terus dek. makanya kamu kudu bisa mengatur kegiatanmu sendiri, berhenti mandi malem dek.
toh sekarang kan kamu pulangnya jam 5? jadi mandinya kan bisa serelah maghrib kan?" Kak ima berpesan. Nuris hanya terdiam.
yaaa, selama 4 tahun ini Nuris selalu bergantung pada kak ima, dari bangun tidur, mempersiapkan sekolah belajar dan sebagainya, namun saat Alaiyah, Nuris sedikit berubah, namun untuk bangun tidurnya Nuris belum berubah. pernah dulu saat Mts Nuris susah sekali dibangunin untuk sekolah...
<
"Ris..... Nuris, bangun Ris, sekolah Ris" Arin teman Nuris di Mts membangunkan Nuris dari tidurnya karena harus mengambil bantal yang di pakai Nuris.
Nuris memberikan bantalnya dengan tak rela. lalu kembali lelap. "Ris bangun udah jam 12 Ris." kata teman teman Nuris. yang di bangunin tak bergeming.
"udah biarin aja, nanti kalok dah bangun juga bakal kelabakan sendiri" kak ima menjawab akhirnya teman teman Nuris membiarkan Nuris.
"Ris..... kamu kok gak sekolah Ris?" kak imah membangunkan, Nuris melihat suasana kamarnya sudah sepi, dan dia melihat ke arah jam dinding, "Aaaaaaaaaagggghhhh kok sudah jam 2. 30 kak? lha aku gak sekolah dong" Nuris panik, 'aaaah harus masuk jam ke 4 deh' Nuris membatin. Tapi saat dia Mandi dia melihat teman temannya masih saling becanda di kamar mandi, "Lho kok kalian belum berangkat sekolah?" Tanya Nuris pada Atun, "Lha emang ke sekolah gak mandi dulu Ris? Bau dong Ris" Atun menjawab, Nuris merasa dikerjain oleh Imah.
saat dia kembali ke kamar dia kembali melihat teman temannya yang baru selesai mandi dan bersiap sekolah, saat melihat jam, dia kesal pada imah, yang merubah jamnya tadi sementara, padahal saat ini jam masih menunjukkan pukul 12.30.
saat akan berangkat sekolah farida tersenyum lucu ke arah Nuris, ya Faridalah yang meminta Ima untuk membangunkan Nuris.
"Mukamu kok jutek gitu Ris?" Farida pura pura tidak tau, padahal tadi dia menyaksikan Nuris kalang kabut sambil tertawa terpingkal pingkal bersama ima.
"Au wes ah," Nuris menjawab kesal.
Ima yang tau nuris kesal tak memperlihatkan batang hidungnya sampak besok harinya saat sem'an Alquran, Tapi Nuris sudah sadar akan kesalahannya, jadi Nuris tak marah pada imah.
<