Chereads / CINTA ?? / Chapter 2 - rapuh!

Chapter 2 - rapuh!

ayahku duduk diruang tamu dan ibu duduk diruang keluarga. aku berjalan sedikit cemas kearah ibu dan duduk disebelahnya. aku genggam tangannya sambil menangis.

" aku tidak apa-apa bu,aku siap. ibu tidak perlu cemas " aku meyakinkan ibu sebisaku.

ibu ku satu-satunya orang yang menentang perjodohan itu. dia bertengkar hebat dengan ayahku saat itu dan membuatnya mendapatkan tamparan di pipinya. aku menyesal saat ingin memberontak dan ibu ku menjadi korban.

aku mendekat ke arah ayahku,ku lihat dia sedang menghisap rokok sambil melihat kearah luar pintu. nafasnya tidak beraturan. aku tahan sedihku,aku harus bertanggung jawab atas keributan ini.

" aku siap,apapun yang ayah mau aku siap"

ayahku tidak menjawab sepatah katapun,dan sejak hari itu aku tidak pernah berdiskusi lagi dengan kedua orang tua ku.

***

" pulang cepat jangan telat "

sms dari ayahku sore itu,disela waktu kerjaku. hari itu aku tidak bisa fokus dengan pekerjaanku. lebih banyak melamun dan mendengar lagu galau.

baru kali ini aku merasakan galau meskipun bukan karena pacar selingkuh atau diputusin pacar,ini lebih sakit daripada itu.

pekerjaan selesai dan aku bersiap pulang,aku sempatkan diri mampir ke salon depan gang rumahku. aku akan bertemu jodohku,setidaknya aku harus mempersiapkan diri. rambut pendekku mungkin akan membuat calonku jijik,atau penampilanku dengan kaos dan celana pensil ini terkesan biasa saja. ditambah badan yang kecil dan kurus, hmmm memang tidak ada yang bisa membuat laki-laki tertarik padaku.

" aku pulang " sapaku ke sesisi rumah.

" nah ini Adien anakku roy " sambut ayahku sambil merangkulku ke tengah-tengah kerumunan.

" wah cocok hen, Adien tomboy, Jeremy sedikit lembut anaknya,cocok...cocok hahahaha " jawab seorang bapak-bapak yang sudah sedikit tua,berbadan gemuk,putih,matanya sipit.

suasana dirumah semakin ramai, bersorak-sorak menjadikan satu sama lain guyonan. mereka seperti bahagia sekali, kecuali aku yang berpura-pura bahagia. tapi aku belum melihat sosok "jodoh" itu. dan ibuku, aku tidak melihatnya sejauh ini. dimana dia??

****

kulihat lagi jam dinding, sudah jam 21.54 dan orang-orang belum juga bubar. aku berjalan pelan menuju kamar, aku lelah seharian pengen cepet istirahat.

aku mendengar suara dari dalam kamar ibuku, suaranya kecil hampir tidak terdengar tapi aku penasaran.

" Adien " panggil ibuku dari dalam. aku ketahuan menguping rupanya.

" ya bu " aku masuk, dan didalam ada seorang ibu-ibu dan nenek tua.

" mari nak kesini " nenek itu langsung menarikku duduk disebelahnya, dia memelukku dan mencium kepalaku.

" aku sedih lihat anak ini, kamu jangan gampang nangis ya nak, kamu harus kuat, semua sudah digariskan Tuhan, hidupmu tidak mudah, tapi rezeki memang milikmu nak,dimanapun kamu berada rezeki itu ada " ujar nenek itu lagi.

aku hanya diam antara mengerti dan tidak. baru setelah semua pulang ibu menjelaskan bahwa nenek itu adalah orang pintar yang menentukan tanggal baik pernikahanku.

dia bisa membaca kehidupan orang lain,garis hidup,dan rezeki orang lain.

woow dan dia tadi meramal aku???

***

hari ini bertepatan dengan ulang tahunku, dan acara perjodohanku. hari ini aku akan bertemu dengan "jodoh" ku, aku berdoa pada Tuhan semoga dia bukan orang yang menyebalkan seperti ayahku. huuffh!

aku didandani oleh beberapa asisten make up yang disewa oleh calon mertuaku. rambutku disambung dengan hair extention, jidat lebarku ditutupi poni. aku mengenakan gaun berwarna merah terang dan sepatu heels berwarna hitam.

" waaah cantik sekali dien,seperti perempuan kalau begini" celetuk bapak-bapak yang menuntun aku keluar mengahadap tamu undangan.

" mari mari...bawa duduk disini" seorang ibu-ibu mengarahkanku untuk duduk tepat disebelah laki-laki yang mengenakan jas hitam dan dasi merah.

' hahh..ini jodohku ' ujarku dalam hati.

oo Tuhan aku tidak sepadan dengannya. dia tampak serasi dalam berpakaian sedangkan aku, amburadul. dilihat dari atas sampai bawah, seperti Leonardo Dcaprio versi Tionghoa. aku minder! tapi aku tetap harus duduk disebelahnya.

" sini aku bantu " dia menawarkan tangannya padaku.

deggg.. jantungku terasa mau lepas, aku canggung. tapi dia meremas tanganku begitu kuat, seperti ada dendam diantara kami.

" sakit..." bisikku sambil menarik tanganku.

" salam perkenalan hehe " bisiknya.