Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 54 - 54. Masa Lalu Slayer

Chapter 54 - 54. Masa Lalu Slayer

Hari demi hari berlalu dengan cukup cepat. Shiro yang tadinya merasa tertekan pun mulai bisa menikmati perburuannya bersama dengan 107 anggota aliansi SweetSugar. Walaupun Shiro merupakan seorang pemain baru, akan tetapi dia memiliki kemampuan yang menarik dan mampu menaikkan levelnya dengan sangat cepat, sehingga membuatnya sangat populer di kalangan para gadis di aliansi SweetSugar.

Slayer yang tidak suka dengan sikap anggotanya yang terlalu akrab dengan Shiro menyuruh mereka untuk tetap menjaga jarak dengan Shiro. Akan tetapi beberapa dari mereka tidak memperdulikan peringatan dari Slayer dan masih tetap berhubungan dengan Shiro.

Di sore hari setelah selesai melakukan perburuan, Shiro dan aliansi SweetSugar beristirahat di tepi sungai yang berada di perbatasan barat laut hutan Rahtawu.

Disaat para gadis lain sedang sibuk mendirikan tenda, Shiro melihat Slayer yang sedang duduk seorang diri di tepi sungai.

"Hey, apa yang sedang kau lamunkan?" kata Shiro, menyapa Slayer yang termenung seorang diri.

"Bukankah sudah kubilang untuk tidak berbicara denganku." jawab Slayer dengan sinis.

"Kenapa kau begitu tidak mempercayaiku? Apa aku terlihat seperti seorang penjahat bagimu?"

"Bukan penjahat, hanya sampah." jawab Slayer.

Sembari menghela nafas, Shiro kemudian duduk disamping Slayer. Akan tetapi Slayer bergegas mendorong tubuh Shiro dan menghunuskan pedang kearah Shiro.

"Sudah kubilang jangan pernah dekati aku!!"

Shiro yang terkapar di tanah terkejut melihat Slayer yang terlihat sangat marah. "Kenapa? Aku hanya ingin berteman denganmu." Dengan perlahan Shiro mencoba untuk bangun. Tanpa memperdulikan pedang yang sedang diarahkan kepadanya, dia kembali berjalan menghampiri Slayer.

"Jika kau berani mendekatiku lagi, akan kubunuh kau!!" teriak Slayer, terlihat semakin emosi.

Mendengar suara teriakan Slayer, para anggota SweetSugar yang sedang sibuk melakukan tugas mereka masing-masing melihat kearah Shiro dan Slayer. Mereka terkejut melihat Slayer yang nampak serius menghunuskan pedang kearah Shiro.

"Pergilah! Apa kau ingin mati!!" kata Slayer dengan penuh emosi.

Shiro mengerutkan bibirnya dengan tatapan mata sedih. Tanpa memperdulikan pedang yang ada di hadapannya, Shiro terus berjalan menghampiri Slayer dan membiarkan tubuhnya tertusuk oleh pedang Slayer.

Mereka yang ada di sekitar tempat tersebut terbelalak melihat apa yang sedang terjadi. Bahkan Slayer sendiri pun tidak menyangka jika Shiro akan membiarkan tubuhnya tertusuk oleh pedangnya begitu saja.

Shiro mencoba menahan rasa sakit yang ia rasakan. Dengan raut wajah serius, Shiro menatap mata Slayer dan berkata, "Kenapa? Kenapa kau sangat membenciku?! Memangnya apa yang telah aku perbuat kepadamu?!! Bukan hanya di dunia nyata, bahkan di dalam dunia game pun, kenapa aku selalu saja salah!! Memangnya apa yang telah aku lakukan kepada kalian!!"

Melihat Shiro yang terlihat sangat marah, tanpa terlebih dahulu mencabut pedangnya yang masih menancap di tubuh Shiro, Slayer hanya bisa tertegun dengan mata terbelalak memandangi wajah Shiro.

Sofia yang baru saja datang dan melihat HP Shiro menurun dengan drastis bergegas berlari menghampiri mereka dan mencabut pedang Slayer dari tubuh Shiro.

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" Karena merasa kesal dengan apa yang mereka berdua lakukan, dengan tangan kirinya yang masih menggenggam erat pedang Slayer, Sofia menampar pipi Slayer.

Beberapa detik Slayer terdiam memandangi wajah Sofia. Tanpa mengatakan sepatah katapun, dia kemudian melepaskan pedangnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian Shiro juga mulai berjalan menjauh dan meninggalkan Sofia seorang diri.

Sambil menahan emosinya, Sofia menghela nafas dan kemudian berkata, "Kenapa aku malah ikut-ikutan marah.."

Beberapa waktu kemudian setelah Shiro kembali ke tendanya, Niken datang menghampiri Shiro dan langsung memarahinya. "Aku tidak tahu jika kau sebodoh itu. Kenapa kau mencoba untuk bunuh diri jika di dunia ini masih ada banyak sekali gadis cantik sepertiku?!"

"Mma.. Mma.. Tenanglah Niken-san.." sahut Putri Cindy, yang baru saja tiba bersama Yin dan Nichole.

"Shiro-san.. Bagaimana keadaanmu?" kata Nichole, memberikan sebuah HP potion kepada Shiro.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Shiro merebut HP potion tersebut dan langsung meminumnya.

"Maafkan kakakku.. Dia memang selalu seperti itu. Tidak ada yang salah denganmu, hanya saja dia memang membenci semua pria.. Karena dari dulu, dia sering sekali disakiti oleh mereka." kata Nichole, yang kemudian duduk di samping Shiro.

"Tapi tidak seharusnya dia sampai seperti itu."

Nichole tersenyum tipis dan berkata, "Aku rasa apa yang dilakukannya adalah hal yang wajar, karena dia adalah korban kekerasan seksual."

Shiro terkejut mendengar penjelasan Nichole. Dia tidak menyangka jika Slayer memiliki masa lalu yang kelam sama seperti dirinya. "Pacarnya?" tanya Shiro lirih.

"Bukan. Dia sama sekali tidak pernah berpacaran. Pria-pria yang aku maksud adalah ayah dan saudara kami."

"A-Apa maksudmu??" kata Shiro yang terlihat tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

Nichole mendongakkan kepalanya melihat kearah langit dan kemudian berkata, "Alice dan aku adalah saudara tiri, satu ibu. Ayahku menikah dengan ibu saat Alice masih berumur 1 tahun. Tidak lama kemudian, ibu mengandung anak laki-laki yang nantinya akan membuat hidup Alice menderita."

Nichole memandangi kalung berhias batu Topaz yang ia kenakan. "Walaupun diluar kami terlihat seperti keluarga normal, akan tetapi ada sesuatu yang mengenaskan terjadi di keluarga kami. Sejak ibu meninggal 8 tahun yang lalu, Alice mulai menjadi pelampiasan seksual untuk ayahku. seiring waktu berlalu, saudara laki-laki kami juga melakukan hal yang sama kepadanya. Walaupun ayah dan saudaraku telah membuat hidupnya hancur, dia masih tetap menyayangiku sebagai adiknya."

Shiro hanya termenung mendengarkan cerita Nichole. Dia sangat paham dengan perasaan Slayer, karena mereka berdua memang merupakan korban kekerasan seksual yang diakibatkan oleh retaknya hubungan di dalam keluarga.

"Argh.. Itu tidaklah penting! Kenapa kau menghiraukan pertanyaanku tadi?? Seharusnya kau merasa beruntung karena seorang idol sepertiku telah mengkhawatirkanmu! Apa kau bodoh? Kenapa kau bisa sebodoh itu!" teriak Niken mengacaukan suasana.

Dengan raut wajah malas, Shiro mengorek telinganya yang terasa sangat gatal karena mendengarkan ocehan dari Niken. Sedangkan Niken yang terlihat semakin kesal mencoba untuk memukul Shiro, akan tetapi Cindy dan Yin mencoba untuk menenangkannya dengan menahan tubuh Niken.

Selama beberapa hari ini Shiro sudah sangat akrab sekali dengan para anggota aliansi SweetSugar, terutama dengan beberapa gadis yang pertama kali bertemu dengannya 2 minggu yang lalu.

Shiro yang pada awalnya bersikap malu-malu saat berbicara dengan mereka pun kini mulai terbiasa untuk menggoda mereka. Apalagi saat bersama dengan Niken dan Putri Cindy, ia bisa merasakan suatu kebahagiaan yang biasanya orang normal dapatkan saat sedang bercanda dengan sahabat mereka.

Daripada di dunia nyata yang baginya terasa sangat kelam, di dunia ini, Shiro merasa jauh lebih hidup. Oleh sebab itu, dia tidak pernah mengkhawatirkan kenyataan jika saat ini mereka sedang terjebak di sebuah dunia game dan terus berusaha untuk menikmati kehidupan barunya.