Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 53 - 53. Korban

Chapter 53 - 53. Korban

Skill Lust telah aktif, Kolor Ijo mencekik leher Nina dan terus memperkosanya dengan sangat brutal. Merasakan rasa sakit yang luar biasa di vaginanya, Nina terlihat lemas tak berdaya dengan tatapan mata kosong yang sesekali meneteskan air mata.

Sedangkan Melly yang masih belum mendapatkan giliran terus meronta mencoba untuk melepaskan diri dari genggaman Kolor Ijo. "Lepaskan aku!!" teriak Melly, memukuli kepala makhluk tersebut sambil menangis.

Sesaat setelah makhluk biadab itu puas melampiaskan nafsunya terhadap Nina, ia menggeser tubuh Nina kesamping dan kemudian membanting Melly ke hadapannya. Ia merobek gaun Melly dengan sangat kasar dan kemudian menciumi mulut Melly dengan paksa. Gadis muda tersebut meronta sekuat tenaga, akan tetapi kekuatannya tidak cukup kuat untuk bisa lolos dari dekapan makhluk besar yang sedang mendekapnya.

"Aku mohon.. Lepaskan aku.." kata Melly menangis.

"Ggrr!" Karena merasa kesal mendengar ocehan Melly, makhluk tersebut menampar pipi Melly dengan sangat keras, hingga membuat Melly pingsan seketika.

Kemudian Kolor Ijo membentangkan kaki Melly dengan lebar. Ia tertawa mesum melihat kemaluan Melly yang terlihat berwarna pink memukau. Ia mendengus kemaluan Melly beberapa kali dan kemudian bersiap untuk memperkosanya.

Makhluk besar itu mencelupkan senjatanya beberara kali untuk membuka jalan. Darah terus keluar dari kemaluan gadis muda tersebut. Kolor Ijo terkekeh dengan raut wajah mesum, menikmati keperawanan Melly yang terasa nikmat.

Kolor Ijo berniat untuk mencelupkan senjatanya lagi, akan tetapi sesaat sebelum ia sempat memasukkan kembali senjata besarnya ke dalam Melly, suara gebrakan pintu gubuk mengagetkan makhluk itu.

"Grr..?" Sesaat setelah Makhluk itu menoleh kebelakang, terlihat Sofia yang sedang membentangkan kakinya dan kemudian menendang Makhluk tersebut ke arah samping dengan sangat keras.

Makhluk besar tersebut terhempas ke samping, menjebol tembok gubuk yang terbuat dari susunan bambu.

Entah berapa jauh makhluk tersebut terlempar keluar, Sofia tidak terlalu yakin karena pandanganya terhalang oleh semak-semak yang ada di luar gubuk.

"Cepat bawa mereka pergi dari sini!" kata Sofia, bersiaga akan kedatangan Kolor Ijo.

"Melly! Nina!" teriak salah seorang gadis yang baru saja memasuki gubuk.

"Kejam sekali! Apa mereka masih hidup??" teriak gadis lainnya, terkejut melihat darah yang berlinang di sekitar mereka.

"Cih! Itu adalah darah keperawanan. Aku rasa luka mereka tidak terlalu fatal." kata Sofia, sedikit menoleh kebelakang.

"Tapi Sofia-san.. Apa Nina benar-benar tidak apa-apa?" kata Yin, memandangi Nina.

Yin merasa khawatir melihat kondisi Nina yang terlihat amat mengenaskan. Gadis muda tersebut nampak sekarat dengan wajah yang terlihat sangat pucat tak berdaya. Sedangkan tubuhnya sesekali kejang seperti sedang tersetrum aliran listrik.

"Aku rasa dia hanya kelelahan. Cepatlah bawa mereka berdua pergi dari sini!!" kata Sofia yang mulai tegang, melihat semak-semak di hadapannya bergerak.

"Ba-Baiklah." kata Yin, bergegas membopong tubuh Nina dan kemudian menggunakan kemampuannya untuk menghilang.

"Yin, itu curang!!" teriak kedua gadis yang berusaha untuk mengangkat tubuh Melly.

"Garrgh!!" Dengan sangat cepat Kolor Ijo melesat menuju ke hadapan Sofia.

"Cepat sekali!" keluh sofia, berusaha untuk menangkis pukulan Kolor Ijo.

"Sofia-san!!" teriak kedua gadis yang masih berusaha untuk mengangkat tubuh Melly.

Skill Lust masih aktif, membuat kekuatan Kolor Ijo mengungguli pertahanan Sofia. Dengan sekuat tenaga, sofia berusaha untuk menahan pukulan Kolor Ijo yang terasa sangat berat.

Kolor Ijo menggeram dengan wajah mesum, menguatkan tinjunya ke muka Sofia. Sedangkan Sofia yang terlihat kesulitan untuk menahan serangan makhluk itu merasa kesal karena penis Kolor Ijo yang membesar menusuk-nusuk dan menggoyangkan payudaranya.

Dengan perasaan yang sangat kesal, Sofia mengaktifkan skill spesialnya. Ia memukul Kolor Ijo seraya berkata, "Jauhkan tongkat jelekmu dariku!!!"

Dengan penuh amarah, Sofia menghajar Kolor Ijo dengan brutal, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama baginya untuk dapat menguras habis HP dari Undead tersebut.

Walaupun efek dari Skill Lust masih aktif, akan tetapi hal tersebut tidak banyak membantu, karena Lust adalah tipe skill yang hanya meningkatkan kemampuan serang saja. Lagipula pada dasarnya Kolor Ijo memanglah bukan lawan yang sepadan bagi Sofia yang mempunyai CP asli sebesar 160.800 Poin. Apalagi saat Sofia sedang mengaktifkan Skill Rage dan membuat statusnya meningkat pesat, Kolor Ijo tidak akan mampu bertahan lebih dari 10 detik menghadapi keganasan dari kelas Berserker.

Biasanya para pemain menyembunyikan status asli mereka dengan menggunakan Hidden Potion agar pemain lain tidak dapat mengetahui seberapa besar kekuatan mereka. Akan tetapi hal tersebut tidak berguna bagi para pemain yang berada di peringkat 100 besar, karena kekuatan mereka terpampang jelas di papan peringkat kekuatan yang bisa dilihat oleh setiap pemain.

Oleh sebab itu para pemain mengakali hal tersebut dengan menonaktifkan beberapa peralatan tempur mereka agar kekuatan mereka terlihat sedikit lebih rendah. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir adanya ancaman serangan dari para pemain lain yang biasanya menyerang para top player secara berkelompok untuk merampok item dan peralatan mereka.

Sofia berdiri tegak tepat di hadapan mayat Kolorijo. Walaupun Kolorijo sudah benar-benar mati, akan tetapi penisnya masih bergerak naik turun karena ereksi.

Melihat hal itu, Sofia teringat dengan kejadian tadi, saat Kolorijo menggodanya dengan menusukkan penisnya ke payudaranya.

Dengan raut wajah kesal, Sofia menginjak penis Kolorijo dengan sekuat tenaga dan membuat selangkangan Kolorijo hancur berantakan.

"Sofia!" seru Slayer yang baru saja datang bersama dengan Shiro dan yang lainnya.

"Apa!!" kata Sofia yang masih terlihat kesal.

"A-Apa ini?? Apa ini Undead yang menculik para gadis?" sentak Shiro yang terkejut melihat mayat Kolor Ijo. "Eh, kenapa penisnya hancur?" imbuhnya.

"Jangan tanya, atau kuhajar kau!" kata Sofia dengan raut wajah menyeramkan.

"Ba-Baiklah." jawab Shiro.

Setelah itu mereka kembali ke tenda untuk melihat Nina dan Melly yang sedang dirawat oleh para Healer.

Nichole menjadi salah satu Healer yang telah mengobati mereka. Karena ia tidak tahan melihat keadaan kedua gadis tersebut, Nichole pun keluar tenda dan duduk di samping Shiro dan yang lainnya.

"Vagina mereka robek parah. Walaupun mereka masih bisa diselamatkan.. Aku tidak yakin jika mereka masih mempunyai keinginan untuk hidup." kata Nichole, yang terlihat sangat sedih.

"Sial!! Kenapa aku tidak menyadarinya! Padahal mereka ada di dekatku! Andai saja waktu itu aku tidak tidur..." kata Shiro, yang sangat menyesali kelengahannya.

Melihat Shiro yang terlihat sangat menyesal karena tidak dapat menyelamatkan kedua gadis tersebut, Slayer hanya termenung memandanginya. Sejak Slayer tahu jika Nina dan Melly telah diperkosa secara paksa oleh Kolor Ijo, Sifatnya yang dingin tiba-tiba berubah, ia terlihat sangat ketakutan, dan belum mengatakan sepatah katapun sampai sekarang.

Chapter Selanjutnya : 54. Masa Lalu Slayer