Chapter 5 - sebuah rencana

Di malam hari, aku datang ke mansion sendirian. dan Samaras hanya berkata kepadaku.

"Jika ada masalah silahkan bertanya pada kami"

Dia hanya mengatakan itu, dan tidak datang karena ketakutan pada mansion ini.

Menggunakan kunci yang ia berikan padaku, aku menbuka kunci pagar dan melewati taman mansion itu,lalu

aku membuka pintu mansion dan masuk ke dalam.

Didalam gelap gulita tak ada penerangan sedikit pun, untuk aku menggunakan senter yang ia berikan padaku sebelum aku datang kesini. Lalu aku mencoba berkeliling mansion itu.

Ruang tamu dan ruang penerimaan yang biasa dilakukan oleh para pedagang untuk menerima pelanggannya, kamar tidur, dan kamar lainnya yang memiliki fasilitas tersendiri.

Setelah melihat-lihat isi mansion ini, menurutku tidak ada perbedaan pada mansion yang kulihat komik-komik yang pernah kubaca.

Aku naik ke lantai dua. Disana ada balkon, jadi aku mancoba untuk melihat ke arah luar. Ternyata rumah ini sedikit jauh dari kota, tapi dari sini, aku dapat melihat indohnya kota pada malam hari.

Aku merasa sedikit baikan.

Malam ini, setelah melihat pemandangan kota, aku beristirahat

dan tidur di kamar tidur yang mewah.

Karena tempat tidurnya terlalu lebar, aku kesulitan untuk tidur... Yah...karena aku terbiasa di kamar kost yang kecil.

===== besoknya ========

Setelah aku melakukan tugas sehari-hari berburu sapi

gunung, aku berjalan dikota untuk melihat barang-barang yang

kubutuhkan dirumah.

Misalnya,bantal dan selimut aku ingin menggantinya dengan yang baru. Ada hal-hal sepele, tapi ada juga sesuatu yang sangat penting.

Aku datang ke Perusahaan Pedagang Samaras, dan mengatakan "Aku ingin menyewa seorang maid"

kepada

Samaras tetapi kelihatannya dia sangat cemas ketika aku mengatakan itu.

[Seorang maid, ya](Samaras)

[Yup, pembantu. Tidak mungkin juga aku sendirian menjaga mansion itu ya-kan makanya aku ingin menyewa seorang maid](Kakeru)

[Memang sih gak mungkin juga Anda menjaga mansion itu sendirian](Samaras)

Samaras sedikit panik untuk sesaat, tapi setelah itu, ia berkata kepadaku.

[Baiklah, sebagai kebijakan perusahaan pedagang, kami akan menerima permintaan pelanggan terhormat](Samaras)

[Apakah kau menangani maid juga?](Kakeru)

[Tentu saja, sebagai seorang pedagang kami melayani semua yang berhubungan dangan kebutuhan hidup yang diperlukan seorang pelanggan ](Samaras)

Ujar Samaras sedikit rasa syukur.

Jadi itu sedikit lucu dengan tampangnya yang sangat berbeda dari sebelumnya,

jadi aku mencoba untuk mengolok-olok dia sedikit.

[Apakah ada seorang pembantu yang mau berkerja dirumah berhantu?](Kakeru)

[Tentang itu, tak perlu anda khawatirkan

](Samaras)

Kata Samaras dengan tatapan serius, dan itu bukan reaksi yang kuharapkan.

[Ohhh...](Kakeru)

[Apapun rumahnya... misalnya, kalaupun itu rumah pembunuh.

Selama bayarannya sesuai yang ia harapkan, maka akan ada seseorang yang akan datang untuk

bekerja](Samaras)

[ Begitu yah, aku senang mendengarnya](Kakeru)

[Terima kasih atas perhatiannya. Lalu, seperti apa maid seperti apa yang anda inginkan](Samaras)

[Seperti apa yah... hmm](Kakeru)

Kata-ku kepadanya berharap agar dia kebingungan.

"Setelah mendapatkan mansion, hal penting berikutnya adalah maid!!"

Pikir-ku.

aku memutuskan datang ke Perusahaan Samaras, tetapi aku lupa untuk memutuskan seperti apa jenis maid itu.

...

Aku berpikir maid seperti apa yang aku inginkan.

[... Apakah anda ingin Seorang maid yang bisa melakukan pekerjaan apa aja dengan baik, ya ? ](Samaras)

[Yahh..Begitulah dan aku juga ingin dia melakukan pekerjaan sebagai pemimpin maid ](Kakeru)

Aku membayangkan, dan bersemangat untuk sesaat.

Seorang pemimpin maid yang memerintahkan maid lainnya. Dan

Aku, yang memerintahkan pemimpin maid itu,

Aku benar-benar bersemangat.

[Sebagai pemimpin maid ya, Baiklah, kami akan mencarinya segera mencari maid yang seperti anda harapkan ] (Samaras)

[Terima-kasih ya ](Kakeru)

[Tidak , seharusnya kami yang berterima-kasih karena anda mau menjadi pelanggan setia kami](Samaras)

[Baiklah aku pergi dulu](Kakeru]

[Hati-Hati dijalan](Samaras)

Aku pergi untuk mencari tempat makan,dan berjalan tanpa tujuan di dalam kota. Aku memilih secara acak dan memasuki toko terdekat.

Aku melihat rumah makan di satu sudut jalan, dan itu aku disambut oleh seorang wanita muda yang memakai celemek.

"Halo, Selamat Datang di Rumah Makan Purosu"

Pelayan toko ini, terlihat sopan dan baik kepadaku.

[Permisi, Tuan, Anda ingin memesan hidangan apa?](Wanita masih perawan)

[Ah ー, Uhm](Kakeru)

Aku melihat menu yang terpapar didinding toko itu tapi aku tak tahu mau memesan apa.

[Ahh.. benar-benar tidak tahu, tapi ada sesuatu yang bisa kau

rekomendasikan?](Kakeru)

[Apa Anda seorang wisatawan?](Wanita ini masih perawan)

[Ahh.. Aku baru datang ke sini, dan berpikir untuk

tinggal di sini sementara]

(Kakeru)

[Jadi begitu. Lalu, bagaimana dengan nasi goreng sapi gunung? Produk

spesial dikota ini, Ini menu

kami yang paling terkenal. Biasanya kami batasi hanya lima makanan, tapi

kami bisa melayani lebih banyak hari ini](Wanita ini masih perawan belum diapa-apain)

[Kenapa bisa melayani lebih banyak hari ini?](Kakeru)

[Aku mendengar bahwa tampaknya seorang pemburu yang hebat telah

muncul dan juga bahwa

harganya akan lebih rendah. Ini sangat membantu kami ](Wanita ini belum tahu kalo pemburu ada didepannya)

[begitu ya]

(Kakeru)

Aku sedikit merinding. Karena itu seperti tentangku.

Aku memesan apa yang direkomendasikan.

Ketika aku memikirkan tentang itu, aku telah banyak berburu sapi

gunung, tapi aku belum pernah memakan sapi gunung itu.

[Baiklah, Tuan tolong tunggu sebentar kami akan segera menghidangkannya](Wanita pakai celemek tapi gak telanjang)

Wanita itu meninggalkan senyum cerah, dan masuk ke dapur.

Setelah beberapa saat, dia kembali dengan piring yang penuh nasi goreng

sapi gunung.

[Maaf sudah menunggu](Wanita ini...)

[Oh! Kelihatan lezat Ah! Harganya berapa ?](Kakeru)

[10 koin tembaga](Wanita pakai celemek)

[Uhm, ini?](Kakeru)

Aku tidak koin tembaga, jadi aku mengambil satu

koin perak, dan meletakkannya di atas meja.

Dan kemudian, wanita itu sedikit kebingungan dan aku tak tahu mengapa ia kebingungan.

[Apa tidak ini cukup?](Kakeru)

[Tidak, tidak. Ini berlawanan. Ini cukup, tapi aku tak tahu apa kami memiliki kembaliannya](Wanita)

[Bila kau tak memiliki kembaliannya ? Uhm, kembaliannya bisa kau tukar dengan membawa hidangan lainnya

yang kau rekomendasikan](Kakeru)

[Bolehkah?](Wanita)

[Tentu](Kakeru)

Setelah aku mengatakan itu, wanita itu tersenyum cerah lagi, mengambil

koin perak, dan kembali dapur.

Aku makan nasi goreng.

"Ohh! Enaknya!!"

Sama seperti yang direkomendasikan, ini sangat lezat.

Entah bagaimana rasanya nostalgia seperti masakan yang dibuat ibuku.

Di sisi lain saat aku memakan daging sapi gunung itu sangat lembut dan berair,

rasa resapan soup daging yang meledak.

Aku memakan dengan lahap. Ini sangat lezat, nasi goreng yang

kumakan habis dalam hitungan detik.

Beristirahat sejenak, aku penasaran makanan apa yang disajikan nanti, seperti aku harus memesan hidangan daging yang lezat lainnya.

Ketika aku memikirkan tentang itu.

"Ini terlalu berbahaya untuk mengumpulkan koin tembaga di kota ini

lagi"

Aku mendengar kata-kata yang

mencurigakan.

Dan aku penasaran apa yang mereka katakan.