Chapter 9 - seorang maid

[Apakah Anda yakin dengan pilihan anda, ya karena dia itu ーー](Samaras)

[Aku sudah yakin dengan pilihanku](Kakeru)

Pernyataanku kepada Samaras.

[Baiklah, jika Anda sudah yakin dengan itu](Samaras)

Samaras terdiam, dan sedikit mengubah ekspresinya.

[Sekarang maid yang anda pilih, Silahkan anda bawa pulang. Untuk rinciannya akan segera kami proses. Dan tagihannya akan

disampaikan nanti, jadi pembayarannya kapanpun](Samaras)

[Baiklah! Terima kasih, ya!!](Kakeru)

Aku sangat senang sekali, dan membawa maid itu pulang.

Saat sampai kerumah kami ke ruang tamu ia duduk disofa.

Aku selalu memperhatikannya dia sangat imut, sumpah imut banget, bagaikan idola para pria.

Aku mencoba untuk melihat bagian telinga dan ekor, itu menbuatku ingin menyentuhnya dan mengelusnya.

*Elus-Elus-Elus-Elus* ーー.

[U-Uhm...](Maid)

*Ha!!! rasanya ada bidadari didepan*

Saat aku mendengar suara gadis itu, itu membuatku tersadar.

Aku kembali menatapnya.

Gadis itu tampak sedikit ketakutan, menatapku.

Ini sangat buruk, aku membuatnya bidadari itu takut padaku.

Dengam senyuman lembut aku berkata kepadanya.

[Eto...Pertama-tama, mari kita memperkenalkan diri. Aku Yuuki Kakeru,

dan kamu](Kakeru)

[Ehmm...Namaku Miu Mi Myuu](Miu)

[Miu ya, un, itu nama yang bagus.Aku akan memanggilmu Miu, dan kamu

harus memanggilku tuan](Kakeru)

[Ba-baiklah S-saya mengerti ](Miu)

Miu mengangguk malu-malu.

[Baiklah Tuan, apa yang harus saya lakukan](Miu)

[Un? Apa maksudmu dengan melakukan?](Kakeru)

[Anu.. Seperti pekerjaan apa yang akan anda berikan](Miu)

pekerjaan..., dia tampak sedikit takut, dia berusaha untuk membuatku

dalam suasana hati yang baik.

[Un, Kalau begitu...](Kakeru)

Ada banyak hal yang ingin seorang Maid lakukan untukku, kalo begitu berarti dia bisa

melakukan beberapa hal.

Seperti membersihkan telingaku, memijat, dan hal-hal yang kuimpikan di dunia Sebelumnya.

Tapi ada sangat kuinginkan dari dirinya.

[Aku ingin membelaimu](Kakeru)

[M-membelaiku](Miu)

[Yah...benar, Membelaimu](Kakeru)

Aku mengatakan itu. sambil menahan nafsuku.

Miyu menutupi telinganya ー ー menyembunyikannya telinga

binatangnya, dan menempatkan tangannya pada telinganya.

Ka - wa - i - i!!

😍😍😍😍

I-itu imut, terlalu imut, aku tak tahan lagi saking imutnya aku ingin sekali membelainya. Aku menguatkan tekadku sebagai tuannya.

[Yosh, ayo kita ke ranjang!](Kakeru)

[Eh!ー ー Hyaa!!](Kakeru)

Aku mengambil tangan Miu dan berjalan ke kamarku. Walaupun sedikit memasaknya.

[T-Tuan, mohon tunggu sebentar](Miu)

[Un?](Kakeru)

[Kenapa ranjang? J-Jika anda hanya ingin membelaiku maka diruang sebelumnya

juga bisakan](Miu)

[Apa katamu](Kakeru)

Berkata kepadanya dengan nada yang sedikit keras.

[Setelah aku membelaimu nanti kita akan tidur bersama dan itu sudah kuputuskan](Kakeru)

[T-Tidur bersama?](Miu)

[Yah... , tidur bersama. Setelah aku membelaimu lalu kita tidur satu ranjang dan itu adalah hal yang umum bagiku](Kakeru)

[Saya tidak pernah mendengar kalau ada hal seperti itu...](Miu)

Saat mengobrol seperti itu, kita mencapai kamar tidur.

Sambil menarik tangan Miyu, aku dan Miu naik keatas ranjang.

*Elus-Elus-Elus*~~~*

[*Kuuu~n*](Miu)

Di atas ranjang, aku membelai Miu dan Miu mengeluarkan suara aneh.

aku tidak peduli ia mengeluarkan suara aneh atau tidak, yang terpenting aku dapat membelai dirinya secara menyeluruh. Dan tiba-tiba aku merasa mengantuk dan mataku terasa sangat berat.

~~~~~ Beberapa jam kemudian ~~~~~~

Ketika aku bangun hari sudah sore.

Sinar matahari dari matahari yang tenggelam itu melewati jendela itu

sedikit menyilaukan, aku menutupi mataku dengan tanganku.

Aku melihat

penampilan Miu.

Dengan lengan dan kaki terentang, di sebelahku, Miu meringkuki

tubuhnya menjadi lebih kecil saat tidur.

*Tubuhnya bisa menjadi mengecil begini*banyak hal bisa

dikatakan ketika ia meringkuk lebih kecil saat tidur.

"Pose kucing saat tidur..."

Imutnya.

"Mu~nya~..."

Saat aku memandanginya ekornya bergoyang-goyang di atas

seprai.

I-imutnya, jadi aku mencoba untuk menyentuh telinganya.

Dia memutar tubuhnya sesaat tapi, tubuhnya semakin meringkuk.

~~~~~ Beberapa

saat kemudian ~~~~~~

Di ruang makan, aku disajikan makan malam oleh Miu.

[Un!! Enak!!](Kakeru)

Ngomong-ngomong, Miu sudah mengganti bajunya menjadi pakaian maid. Pakaian maid itu sudah ia bawa saat bertemu denganku.

Pakaian maid itu mempunyai lubang khusus untuk

ekornya.

Hidangan yang dia buat sangat enak.

[Benarkah?](Miu)

[Iya, sangat lezat](Kakeru)

[Syukurlah...kata ibu saya, saya pandai memasak](Miu)

[Un, ini sangat lezat bagiku. Jadi aku akan mengandalkan Mu dalam urusan memasak. Ahh, aku juga akan memberikan uang nanti.

Dan untuk urusan belanja nanti kuserahkan padamu](Kakeru)

[Saya mengerti! Saya akan memasak, banyak hidangan lezat, sesuai selera Tuan](Miu)

Miu berkata dengan wajah penuh dengan kegembiraan.

Ekornya itu berayun ke kiri dan ke kanan...Imut.

[Ahh, Kalau kau

membutuhkan bantuanku bilang saja padaku](Kakeru)

[Iya!! Saya mengerti](Miu)

Mata Miu sedikit berkaca-kaca.

Itu juga tampak imut, jadi aku mencoba untuk menenangkannya dirinya.

Keesokan hari, padang rumput sapi gunung.

Aku sedang memikirkan sesuatu sembari mencari sapi gunung.

Bila saat berburu sapi gunung, dan waktu ketika aku mengalahkan Almosso dan

bawahannya.

Semuanya kumenangkan dengan tapi

itu hanya, Karena skillku yang over power.

Rasanya aku seperti seorang cheater dalam sebuah game.

Rasanya seperti itu.

*Aku harus ingat untuk mengendalikan kekuatanku ini*

Setelah berjalan beberapa saat, aku menemukan sapi gunung.

*Kalau begitu... lakukanlah apa yang kau lakukan*

Aku menggenggam tanganku, dan berjalan menuju sapi gunung.